Bab 25 Pulanglah Sayangpov FarelAsalamualaikumSenyap, tak ada jawaban atas salamku. Entah kemana Nara pembantuku, mungkin Dia sedang asyik bekerja di belakang sehingga tak mendengar salamku.Ku rebahkan bobot tubuhku di sofa, menatap sekeliling ruangan.SepiTak ada lagi suara Ane istriku yang menjawab salamku walau kadang kedengaran terpaksa, tak ada lagi Dia yang menyambutku walau tiada lagi senyum untukku.Pulanglah Sayang!Aku merintih di dalam hati, sungguh aku rapuh tanpa istriku. Tak kupedulikan lagi penampilanku walau teman-temanku bilang aku sekarang lebih tua dari umurku dengan rambut yang tak beraturan di wajahku, rambut yang tak lagi klimis dan ku sisir asal tiap pergi kekantor wajah juga kusut tak lagi ceria.
Bab 1 Foto Suami Di Ruang Tamu Foto Suamiku Diruang Tamunya (Aku Istri Kedua Suamiku) "Hari ini aku pulang telat ya sayang, ada kerjaan penting yang harus aku kerjakan," ujar Mas Farel. kami sudah menikah selama hampir dua tahun dan walaupun belum memiliki anak tapi kehidupan kami bahagia. Aku bersyukur mengenal lelaki seperti Mas Farel. "Ya Mas, gak papa kok," jawabku. "Ini ATM Mas, kamu pegang aja kalau kamu ada apa-apa." Mas Farel kemudian memberikan benda pipih berlogo sebuah bank itu padaku. "Makasih ya, Mas." Kulayangkan sebuah sentuhan lembut di pipinya dan diapun membalas dengan tatapan mata elangnya padaku. Tatapan inilah yang membuatku langsung jatuh cinta saat Arin memperkenalkan Mas Farel dua tahun yang lalu. Ketampanan wajahnya dan juga kelembunan sikapnya, sanggup membuatku jatuh cinta pada Mas Farel pada pandangan pertama. Kami hanya kenal beberapa bulan, lalu
Bab2 Aku Istri Kedua"Itu Papa Bu Guru, ganteng kan Papa Tasya," ujar bocah itu dengan mata berbinar bahagia.Papa, Tasya memanggil Mas Farel dengan sebutan Papa, apa itu artinya Tasya?Ya Tuhan ..., Kenyataan apa ini? Aku merasakan dunia seperti berhenti seketika, rasanya tubuhku lemas mendengar jawaban polos bocah ini. Kucoba mengatur perasaan dan gejolak dihati ini, aku harus tenang, bisa saja ini hanya kebetulan dan lelaki yang disebut Papa oleh Tasya itu bukan Mas Farel suamiku."Ganteng, nama Papa Tasya siapa?""Papa Farel."Rasanya seperti dadaku dihantam dengan ribuan ton batu hingga aku tak bisa bernapas. Ya Tuhan kalau Tasya anak Mas Farel lalu artinya Mbak Riana adalah istrinya Mas Farel, kenyataan apa ini Ya Allah? Kukuatkan diri ini dan berusaha mengulum senyum."Mbak Riana, sudah lama menikah?""Sudah tujuh tahun tapi sudah tiga tahun ini kita LDR, suami kerja diluar kota dan dengan keadaan saya ya
Bab3 Sebuah Rencana"Ini istri gue, Bro," ujar Mas Farel tersenyum bangga."Lho, bini Lo ganti atau Lo punya dua istri?"Deg!Ya Tuhan, kenyataan apalagi ini? Sampai detik ini aku masih berharap apa yang aku lihat di rumah Tasya, itu hanya mimpi dan suamiku tetaplah lelaki setia yang aku kenal tapi sekarang, hatiku sungguh sakit, Ya Allah."Hahaha, becanda Lo Bro, bini satu aja gak habis-habis gimana mau punya istri dua. Belum siap gue polingami dan gak akan poligami sih," ucap Mas Farel memandang mesra kearahku."Eh tapi serius itu Ri," ujar Ali, tapi belum sempat melanjutkan ucapannya sudah di potong oleh Mas Farel."Ehh, ngomong-ngomong anak Lo berapa? Eh kita kan mau ngomongin bisniskan, kok malah ngomongin pribadi ya," ujar Mas Farel."Ouh, iya Bro, sorry. Oh ya nama istri kamu ini siapa?""Oh iya, kenalin, ini istri Gue namanya, Ane."Lelaki itu ternyata bernama Ali dan Ali adalah teman dekat Mas Farel. Namu
Bab 4 Aku Sang PelakorAku hanya berharap agar kesehatan Mbak Riana tetap baik-baik saja setelah ini. Maaf Mbak tapi aku tak ada jalan lain. Wajah Mas Farel sedikit menegang begitu sampai di rumah Mbak Riana, walaupun dia berusaha tenang tapi aku dapat menangkap ekspresi gelisahnya."Ayo Mas turun, kok malah bengong," ujarku saat Mas Farel yang lama tak turun dari mobil."Iya," jawab Mas Farel gugup. Namun kemudian segera membuka pintu mobil untuk keluar dari mobil."Papa!"Tasya berlari memeluk Mas Farel saat kami baru saja turun dari mobil. Wajah Mas Farel berubah pias dan tegang saat Tasya memeluknya erat. Rasakan kamu Mas, kamu gak akan bisa menghindar kali ini!Wajah Mas Farel pucat saat Tasya memeluknya, bibirnya bahkan gemetar dan wajahnya berubah pias saat menatapku."Kok Papa sama Bu Guru datangnya barengan?" Ujar Tasya, wajah anak kecil itu tampak bingung. Sementara Mas Farel hanya berdiri mematung menatapku."Iya Say
Bab 5 Pernyataan RianaAku tahu aku kelihatan bodoh mengatakan ini, tapi aku mencoba memahami situasi dan kondisi Mbak Riana saat ini, hati wanita mana yang tak hancur jika lelaki yang amat di cintainya mendua dibelakangnya."Gak usah sok baik kamu!" Kali ini ibu Kak Riana ikut bicara dan memojokkan aku.Ya Tuhan apa yang harus kukatakan pada mereka?"Kalian." Mas Farel menunjuk Mbak Riana dan mertuanya, "jangan pernah menghakimi Ane, ini bukan salahnya."Harusnya aku senang dibela sedemikan rupa oleh lelaki yang aku cintai tapi tidak untuk kali ini, aku merasa muak dengan sikap Mas Farel. Aku jijik dengan sifat egoisnya itu, lelaki tak punya hati dan perasaan hanya memintingkan diri sendiri.Brak!"Mama!" Tasya berteriak saat melihat Mbak Riana."Astaga Mbak Riana!" Aku menjerit melihatnya, Mbak Riana memegang dadanya, napasnya tersengal."Mama." Tasya memeluk Mbak Riana yang napasnya
Bab 6 .2ab 6 Sudah Kuduga"Iya sih mbak, apalagi sekarang dokumen juga bisa dipalsukan termasuk KTP," ujarku.Uhuk , uhukMendadak Mas Farel yang ingin minum tersedak mendengar ucapanku barusan."Eh hati-hati dong Mas," ujarku lalu mengulurkan tisu kearah Mas Farel dan bersamaan dengan Mbak Riana juga mengulurkan tisu ke arah Mas Farel."Eh, kok samaan," ujar Mbak Riana yang kemudian menarik tisunya. Ada ekspresi canggung di wajahnya, mungkin dia merasa tak enak denganku."Makasih sayang," ujar Mas Farel setelah menerima tisu dariku. Seulas tersenyum tercipta di wajah gantengnya.Walaupun Mbak Riana sudah menjelaskan panjang lebar tentang suaminya. Namun, entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang janggal. Mana mungkin orang bisa semirip itu, nama juga sama, benarkah memang hanya kebetulan?"Terima kasih ya Bu Guru sudah sudi meluangkan waktunya dan makasih juga ya Mas," ucap Mbak Riana menatap kami dan Mas Farel bergantian
Bab 8 Rahasia FarelSelepas memanjakan wajah di salon, aku memutuskan pergi ke kafe untuk bertemu dengan Arin sahabatku.Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya, meluahkan segala rasa mengganjal di hati."Jadi kamu sudah gak curiga lagi ni, sama suamimu?" Tanya Arin. Dia kemudian meraih minuman di meja dan meminumnya.Setelah kejadian malam itu aku menceritakan semua pada Arin karena hanya Arinlah tempat aku menceritakan semua masalahku."Ya ada dikit sih yang masih janggal dihati tapi aku tepis, aku tak mau hanya gara- gara masalah yang tak ada buktinya rumah tanggaku jadi retak.""Ya syukur deh kalau gitu, gak perlulah curiga berlebih pada pasangan," kata Arin.Arin lebih dahulu menikah.Namun, dalam hal keturunan kita sama, sama- sama belum dikaruniai keturunan. Bahkan Arin juga pernah dititik paling kritis dalam rumah tangganya ketika suaminya selingkuh dan membawa perempuan selingkuhan