Aiden tersenyum puas, dia melepaskan sentuhan bibirnya dari telinga Eva. Mendengar bahwa tidak ada apa-apa antara Eva dan Sebastian membuat suasana hati Aiden langsung membaik. Aiden membelai cuping telinga Eva dengan jari-jarinya, puas karena dia menemukan cara baru dan efektif untuk membuat Eva mengatakan yang sebenarnya.Ternyata telinga Eva sangat sensitif, Aiden merasa seolah baru saja menemukan rahasia yang berharga. Saat Aiden menyentuh daun telinga Eva dengan bibirnya, Aiden melihat wajah Eva memerah dengan warna yang indah. Istrinya mungkin tidak tahu betapa menggoda penampilannya itu. Kulit kemerahan Eva yang menggoda membuat senjata Aiden hampir tegak, dan bibirnya terasa kering.Aiden menyesal telah menghabiskan dua tahun terakhir menganggap Eva sebagai alat reproduksi alias pembuat anak yang dipaksakan oleh kakeknya. Aiden sangat memberontak sehingga dia menolak untuk menyentuh atau bahkan memandang Eva. Selama dua tahun itu Eva lemah lembut dan penurut seperti anak kucing
Tuntutan Aiden menciptakan sedikit masalah. Jika diagnosis Sebastian benar, semua orang akan menerima begitu saja karena dia adalah seorang dokter yang dihormati. Permintaan Aiden agar Eva diperiksa ulang akan membuat keluarga Malik tampak tidak tahu berterima kasih. Namun, jika Sebastian melakukan kesalahan, reputasinya akan rusak dan rumah sakit St. Lewis akan kehilangan banyak klien kelas atasnya yang setia.Dokter Walker mengangkat matanya tepat waktu untuk melihat Aiden membuka botol obat dan menuangkan isinya ke tempat sampah kosong. Kemudian dia menuangkan setengah dari pil asam folat ke dalam botol tersebut.Apa yang Aiden lakukan? Benjamin bertanya-tanya.Meskipun Benjamin prihatin tapi sebagai seorang profesional medis, dia tidak berani menyuarakan keprihatinannya kepada Aiden. Aiden sepertinya mengingat sesuatu dan mengambil pil dari tempat sampah. Dia menggulungnya di telapak tangannya sebelum menyerahkannya kepada Benjamin."Uji ini," perintahnya, "Aku ingin tahu persis ob
"Oh ya? Begitukah?" Aiden menatap Eva dengan pandangan pengertian lalu dengan santai berkata, "Aku tidak keberatan."Dengan lembut Aiden menarik Eva, mengarahkan istrinya untuk bersandar di dekatnya. Aiden menggenggam pinggang Eva dengan tangannya yang lain lalu memeluknya. Saat Eva berjuang untuk menjauh darinya, Aiden memeluknya lebih erat lagi."Berhentilah bergerak, istriku, kecuali jika kau ingin menimbulkan masalah bagi dirimu sendiri," perintah Aiden, lalu suaranya berubah menjadi lebih lembut, "Atau mungkin kau sangat ingin aku memasukkan diriku ke dalam dirimu."Eva dapat merasakan senjata Aiden di bawah sana yang semakin besar, "Kau terlalu sensitif, Tuan Aiden Malik, hampir tidak ada yang perlu dilakukan untuk membuatmu bersemangat.""Ini semua karena kau, istriku."Aiden serius dengan kata-katanya. Eva memang memiliki kemampuan untuk membuat 'senjata Aiden' di bawah sana menjadi keras. Aiden menggigit daun telinga Eva dengan lembut lalu melihat Eva menyembunyikan wajahnya
Mata Aiden seketika membulat karena terkejut."Ditolak? Aku? Bagaimana bisa dia menolak permintaan pertemanan dariku?" Ah Eva kau jahat sekali.Aiden menggenggam tablet dengan begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Pria itu mengirimkan permintaan pertemanan lagi dengan diikuti pesan pribadi lalu tak lupa menambahkan nama Aiden Malik. Eva menjawab dengan cepat, "Sorry, saya tidak mengenal Anda!"Aiden membanting tab ke meja, hal itu mengejutkan Alfred.Sepertinya Tuan Aiden menelepon pagi ini lebih sering daripada bulan lalu! pikir Alfred, Ketika Aiden sarapan, dia menatap layar ponsel seolah-olah itu adalah musuh. Dia memeriksa ponsel sepanjang perjalanan untuk bekerja. Bahkan ketika dia menjawab panggilan kantor, dia tetap melihat ponsel pribadinya. Sepanjang pagi bosnya itu terganggu dari pekerjaan gara-gara ponsel.Alfred bertanya-tanya mengapa bos mudanya itu bertingkah sangat aneh. Ah, mungkin Tuan Aiden sedang menunggu panggilan telepon penting atau ada urusan mendesak ya
Di kediaman Malik, Eva terlihat meminum obat dan meraih sepotong roti yang dihidangkan salah satu pelayan kepadanya. Tepat sebelum dia memasukkan roti itu ke dalam mulut, Eva tiba-tiba menjatuhkannya kembali ke atas piring."Nyonya Eva, apakah makanannya tidak sesuai dengan selera Nyonya?" Pelayan itu bertanya dengan cemas.Pelayan lain yang memegang nampan, mengawasi majikannya dengan hati-hati. Baru-baru ini perilaku Nyonya Eva menjadi tidak dapat diprediksi dan membuat para pelayan tidak nyaman.Selama beberapa hari terakhir, Eva bersikeras memasak untuk dirinya sendiri. Para pelayan tahu bahwa orang kaya sering memutuskan untuk memasak secara tiba-tiba tetapi biasanya mereka menyerah setelah satu atau dua kali percobaan. Tapi, Nyonya Eva sekarang telah memasak beberapa makanan dan menolak untuk menyentuh keju kesukaannya. Mereka tidak tahu saja kalau Eva hanya berhati-hati agar tidak mengkonsumsi racun yang mungkin saja dimasukkan ke dalam makanan kesukaannya.Eva mengangkat selim
"Sepertinya suamiku bisa melakukan apapun yang dia mau," cibir Eva pada dirinya sendiri.Saat Eva membuka notifikasi permintaan pertemanan yang diterima tersebut, dia bingung dengan foto profil yang ditampilkan. Alih-alih foto Aiden atau foto Aiden bersama teman-temannya, foto profil itu menunjukkan sosok feminim dalam balutan warna pink. Gadis itu berdiri di bawah pohon bunga besar yang memutar roknya seperti kelopak merah muda di udara. Eva terkejut bahwa foto profil feminim ini adalah milik suaminya. Bukankah itu sangat tidak cocok dengan imej Aiden selama ini. Suaminya itu memiliki imej tampan, dominan yang maskulin sungguh berbanding terbalik dengan foto di profil media sosialnya, apalagi itu foto seorang gadis kecil.Eva mempelajari gambar itu lebih dekat, dia tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa baik sosok maupun pemandangannya terasa tidak asing. Eva menyipitkan mata ke foto itu, tapi dia tidak bisa melihat detail yang berguna. Racun di tubuhnya telah menghapus hampir semua
Di Malik Group, Aiden bersandar di kursi kulit hitamnya. Dia memegang ponselnya di tangan dan melihat setiap foto dirinya menghilang dari profil Eva.Dia tidak pernah berpikir untuk melihat profil Eva sebelumnya dan melihat begitu banyak foto dirinya mengisinya dengan kebahagiaan yang aneh dan tak tertahankan. Meskipun kegilaan sebelumnya sering mengganggunya, Aiden baru-baru ini menyadari bahwa dia peduli dengan apa yang Eva pikirkan tentang dirinya. Foto candid di profilnya meyakinkan Aiden bahwa terlepas dari keganasannya baru-baru ini, Eva masih memiliki titik lemah untuknya. Kemudian foto-foto itu menghilang."Ada apa dengan foto-foto ini?" tanya Aiden."Um, tampaknya Nyonya Eva mengambil foto Tuan secara diam-diam," Alfred tergagap, dia khawatir kalau Aiden akan menghukum Eva, "Nyonya Eva sangat berani, tapi harap Tuan berbelas kasih pada Nyonya Eva. Terakhir kali Tuan cukup keras terhadap jurnalis itu. Hal seperti ini tidak boleh merusak pernikahan Tuan."Alfred ingat bahwa seo
Eva kaget."Maafkan saya, Nyonya Eva. Saya benar-benar minta maaf," Alfred berkata, "Tapi, Tuan Aiden meminta saya untuk memulihkan foto-foto itu. Setelah memulihkannya, saya akan mengembalikan ponsel ini kepada Nyonya.""Wah!" Eva berusaha menahan amarah dari suaranya, Wah benar-benar, "Aku ingin kau mengembalikan ponselku sekarang juga, Alfred.""Maafkan saya. Saya tidak bisa melakukan itu, Nyonya Eva. Tapi jangan khawatir, kecuali foto, hanya Tuan Aiden yang akan memiliki akses informasi di ponsel Nyonya." Seperti menuangkan minyak ke api, kata-kata Alfred hanya menambah kemarahan Eva.Mengapa tidak langsung saja memberitahuku bahwa Aiden akan melihat semua hal pribadi di ponselku? Pikir Eva. "Aku ingin bertemu Aiden," tuntutnya kemudian.Eva tahu bahwa Alfred hanya mengikuti perintah Aiden, jadi percuma saja berdebat dengannya."Tuan Aiden sudah mengira Nyonya akan mengatakan itu," jawab Alfred, "Maka dari itu Tuan Aiden sudah mengirimkan mobil bersama sopir yang telah menunggu Ny