Share

Bab 6. Memanfaatkan Keadaan

“Ahk, sialan!” umpat Rex Milan kala memegangi hidungnya yang berdarah. Wajahnya membentur air bag cukup keras membuatnya kesakitan dan pusing. Tim ER datang bersama ambulans begitu sigap menolong Rex Milan serta mengeluarkannya dari mobil.

“Tenanglah, Tuan! Jangan terlalu banyak bergerak!” ucap salah satu petugas medis yang mengeluarkan Rex Milan yang terjepit di mobil mewahnya yang lumayan ringsek bagian depannya.

Sebastian Arson yang baru tiba lantas berlari ke arah ambulans. Terlihat Rex Milan sedang dinaikkan ke brankar dan diberikan penyangga leher.

“Kamu baik-baik saja? Mana Venus?” tanya Sebastian sedikit terengah. Mata Rex Milan melirik pada Sebastian dan tampak kesal.

“Bantu aku dulu. Perempuan itu malah lolos!” erangnya kesal. Sebastian tidak mengangguk. Ia ikut dalam mobil ambulans memastikan Rex Milan baik-baik saja.

Rex Milan dibawa ke rumah sakit terdekat dan mobilnya diderek agar tidak mengganggu lalu lintas. Sedangkan Sebastian masih bingung dan mondar-mandir atas apa yang terjadi. Ia baru diizinkan masuk oleh dokter setelah beberapa menit kemudian.

“Aku tidak bisa membiarkan ini! Aku harus menemukan Venus sekarang.” Rex Milan yang masih kesakitan hendak turun dari tempat tidurnya bergegas mencari keberadaan Venus.

“Apa kamu sudah mencintainya sekarang?” sahut Sebastian balik bertanya dengan raut dingin. Rex Milan tertegun menatap Sebastian. Ia tampak tidak suka jika pertanyaan itu disebut lagi.

“Kenapa bertanya hal itu lagi?”

“Karena semakin lama, aku melihat kamu semakin jauh dari rencana kita. Aku tidak memintamu menjadi suami Venus Harristian untuk setia dan mengikat perasaan cinta dengannya. Apa kamu lupa tujuan kita yang sesungguhnya?” ucap Sebastian dengan raut dingin memandang tajam pada Rex Milan.

Rex Milan meringis sedikit perih pada hidungnya. Ia hendak memegang tapi urung karena takut makin sakit.

“Lalu kamu mau aku diam saja di sini? Pria asing itu sudah berhasil membawa kabur Venus!”

“Venus itu istrimu sekarang! Jika kamu tidak bisa bersikap seperti suami baginya, dia pasti akan meninggalkanmu.” Sebastian kembali menekankan. Rex Milan makin kesal. Ia sudah kesal dengan belenggu yang ia buat sendiri untuk Venus dan dirinya. Sekarang ia harus memastikan Venus tetap berada di lingkaran yang diinginkannya.

“Cari pria bernama Dion itu! Aku yakin dia pasti ada hubungannya dengan Venus. Tidak mungkin dia mengaku sebagai suami, siapa dia?!” Rex Milan kembali berang tapi meringis lagi dengan rasa perih di wajahnya.

Sebastian Arson kembali mengernyit. Dari semua orang yang selama ini mengelilingi Venus rasanya ia belum pernah mendengar nama Dion─atau ada yang dilewatkannya.

“Aku rasa dia hanya penggemar lama ....”

“Tidak mungkin! Dia terlihat begitu mengenal Venus,” kilah Rex Milan bersikeras. Sebastian pun mengangguk paham.

“Baiklah. Apa kamu mau beristirahat di sini atau pulang?” Rex Milan mengibaskan tangannya.

“Aku harus bisa mengambil hati mertuaku─Arjoona Harristian. Jika aku di rumah sakit dan anaknya kabur dengan pria lain, menurutmu seperti apa dia akan bertindak?” Rex Milan memberikan perumpamaan. Sebastian tidak mengangguk selain menghela napas. Ia sudah paham jika Rex Milan pasti ingin memanfaatkan situasinya sekarang.

“Baiklah. Kalau begitu aku akan kembali besok─”

“Jangan lupa cari yang kuminta!” Rex Milan mengulang lagi perintahnya pada Sebastian. Sebastian hanya mengangguk samar sebelum pergi berlalu dari kamar tersebut.

Setelah temannya keluar, Rex Milan menekan tombol panggil di tempat tidurnya. Seorang perawat datang dan Rex Milan meminta bantuannya.

Seperti yang direncanakannya, Arjoona Harristian datang dua jam kemudian setelah memperoleh kabar dari rumah sakit tempat Rex Milan dirawat. Ia datang sendirian dengan beberapa pengawal seperti biasanya.

“Rex? Apa yang terjadi denganmu? Apa benar kamu kecelakaan?” tanya Arjoona Harristian begitu ia masuk ke kamar perawatan Rex Milan. Rex Milan langsung memasang wajah sedih dan kesakitan. Ada sedikit plester di wajah dan beberapa luka yang masih basah tapi sudah ditangani. Lehernya masih dipasang penyangga dan terlihat cukup parah.

“Tuan Harristian, aku mengalami kecelakaan saat mengejar Venus. Ahk, aku benar-benar kehilangan dia.” Kening Arjoona mengernyit saat mendengar hal tersebut.

“Maksudmu Venus menghilang?”

“Iya ....”

“Apa kamu benar-benar tidak bisa menjaganya, Rex? Kamu mengaku sebagai suaminya tapi Venus tidak mengenalmu dan malah melarikan diri. Apa yang sudah kamu lakukan pada putriku sebenarnya, huh?” Arjoona terlihat mulai kesal dan meninggikan suaranya.

Rex Milan sedikit tertegun. Padahal ia mencoba memanfaatkan keadaannya yang mengenaskan itu untuk meraih perhatian Arjoona. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Arjoona tampak tidak simpati dan malah memarahi Rex Milan.

“Dad, bukan─” Arjoona mendelik mendengar panggilan itu keluar dari mulut Rex Milan. Rex Milan langsung berhenti dan mengoreksi.

“Maksudku Tuan Harristian. Aku sudah pernah menceritakan padamu jika Venus sedang mengalami amnesia. Dia ... dia tidak ingat padaku.” Rex Milan mencoba menjelaskan dengan suara memelas. Ia menunduk dan tidak menunjukkan sikap menantang. Arjoona sekilas mengeraskan rahang lalu membuang muka sebelum melihat pada Rex Milan lagi.

“Jika kamu ingin menjadi suami Venus, kamu harus menjaga putriku dengan baik. Cari dia sampai dapat. Bujuk dia sampai kembali ke rumah. Jangan pernah meninggalkannya,” ujar Arjoona dengan nada lebih rendah. Rex Milan tidak membantah dan hanya mengangguk samar.

Arjoona tidak menanyakan perihal Venus lebih jauh dan itu membuat Rex Milan makin kesal. Setelah mertuanya pergi, ia mengepalkan tangan dan memukul sisi ranjang.

“Lihat saja, Arjoona Harristian! Kau dan anakmu akan menyesal sudah memperlakukanku seperti sampah. Brengsek!” umpat Rex Milan pelan lalu menghela napas panjang.

Ia duduk sesaat lalu berbaring untuk beristirahat. Saat Rex Milan akan memejamkan matanya, dokter yang merawatnya masuk. Ia ingin memberitahukan jika Rex Milan boleh pulang karena pemeriksaannya baik-baik saja.

“Aku ingin tinggal dua malam di rumah sakit.” Rex Milan meminta pada dokter itu tanpa basa-basi. Sang dokter mengernyit tak mengerti lalu tersenyum.

“Tuan Wilson, Anda baik-baik saja. Tidak ada luka dalam atau apa pun. Kami sudah memastikannya─”

“Tapi aku ingin tetap di rumah sakit ini sampai istriku datang. Aku minta kalian membuat konferensi pers tentang kecelakaanku agar istriku dapat melihat. Jika kalian bisa menghubungi dia akan jauh lebih baik,” ujar Rex Milan memberikan perintah terselubungnya.

“Tapi─”

“Aku kenal Direktur rumah sakit ini. Jangan membuatku memecatmu dokter─” Rex Milan sedikit mengintip nama dokter yang merawatnya lalu menyeringai.

“Dokter Grant.” Senyuman Rex Milan terkembang seakan ia memang sedang mengancam. Dokter tersebut akhirnya hanya diam saja. Ia tidak mengiyakan maupun menggeleng tapi jelas ia tahu apa yang harus dilakukan.

Sementara itu, Dion berhasil membawa Venus ke sebuah apartemen yang telah disewanya selama beberapa hari sebelumnya. Saat mobil parkir, Dion menoleh pada Venus yang masih tampak cemas.

“Sayang, apa kamu baik-baik saja?” Dion menegur dengan lembut. Venus menoleh pada Dion lalu menarik napas agak sulit.

“Aku─” Dion dengan sigap melepaskan sabuk pengaman dan menghadap Venus. Matanya terus memandang Venus dengan tatapan lembut penuh cinta.

“Katakan saja.” Dion sedikit berbisik.

“Aku ingat kecelakaan itu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status