Share

"Aku Mual."

Kami tak membawa banyak barang. Jam sembilan pagi, kami telah sampai di bandara. Marni terkagum-kagum melihat bandara yang amat luas karena menjadi pemandangan baru baginya.

Beberapa kali dia menutup telinganya saat mendengar suara pesawat yang lepas landas atau pun yang baru mendarat. Dia jadi pusat perhatian orang-orang.

"Jangan tutup telingamu!" bisikku. Aku mulai risih melihat beberapa orang yang tersenyum geli melihat ke arah Marni.

"Bunyinya sangat keras, Mas. Memekakkan telinga." Dia menyahut.

"Namanya di bandara yang begini, tapi jangan ditunjukkan terlalu jelas, kalau kau baru pertama melihatnya. Malu."

Aku membawa Marni ke konter Chek-in. Jadwal keberangkatan kami sebentar lagi. Aku sempat cemas, apa Marni akan baik-baik saja nanti? Karena bagi sebagian orang yang baru naik pesawat, mereka akan Ketakutan dan cemas luar biasa.

"Pesawat mana yang akan kita naiki?" tanya Marni dengan tatapan berbinar, seakan benar-benar tak sabar untuk mencobanya. Mudah-mudahan saja.

Aku serasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status