Share

Tingkah Aneh

POV Anto

Sebelum berangkat ke kampung Marni, kubeli Paracetamol dan vitamin di toko obat terlebih dahulu. Kerena di sana akses untuk ke dokter dan puskesmas cukup jauh. Aku lebih memilih cara instan dari pada membawanya ke rumah sakit.

Kadang heran dengan diriku yang ini, bukankah aku sudah bertekad tak usah saja pedulikan Marni, akan tetapi ada kecemasan saat mengetahui wanita pembuat kekacauan itu tak baik-baik saja.

Kulajukan mobil dengan kecepatan sedang, sebisa mungkin sebelum Maghrib aku sudah sampai di sana.

Perhitungan waktu yang amat tepat, tepat saat azan Maghrib berkumandang dari Mushala yang dekat dengan rumah Marni, aku sampai di halaman rumah yang memiliki cat bewarna cokelat itu.

Kulihat adik Marni yang laki-laki sedang bekerja membelah kelapa di pekarangan, airnya ditampung di sebuah wadah.

"Bang Anto," sapanya hormat, aku tak ingat siapa nama adik Marni yang ini, kalau tak salah dia adik ke empat Marni.

"Apa kabar?"

"Saya baik, ayo, masuk, Bang!" katanya ramah.

Leni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status