Share

43. Emir Menyusul Farah

Bu Farida di bawa ke ruangannya oleh Emir. Wanita paruh baya itu pingsan, setelah mendengar anak kecil cantik memanggil anaknya dengan sebutan 'papa'. Tubuhnya lemas tak bertulang, menerima kenyataan yang belum ia cek kebenarannya. 

Ami hanya bisa berdiri sambil gemetaran di depan pintu kantor Bu Farida, sambil memegangi tangan Amira. Ia lupa, jika kemarin Suraya mengatakan warung soto Bu Farida adalah milik ibunya, warung soto tempat dirinya menitipkan peyek selama hampir dua tahun ini.

"Jangan pulang dulu ya, nanti saya antar," kata Emir pada Ami, ketika selesai membaringkan mamanya di kasur dalam ruangan.

"Iya, Mas." Ami mengangguk paham.

"Ayo, masuk. Kita jelaskan pada mama saya." Emir sudah menggendong Amira masuk ke dalam ruangan kantor.

"Eko, buatkan dua mangkuk soto dengan nasinya untuk saudara saya ini ya."

"Baik, Mas." Lelaki bernama Eko, salah satu karyawan Bu Farida yang baru saja membawakan teh untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status