Share

87. Merasa Diistimewakan

Malam harinya, ketika Samantha sedang menangis karena luka di lengannya terasa begitu nyeri, sebuah ketukan pada pintu membuat gadis itu tertahan. Samantha menoleh ke arah pintu dan segera mengusap pipinya saat suara Dante samar-samar terdengar.

Samantha menurunkan kedua kakinya dari atas kasur, lalu melangkah mendatangi pintu dan membukanya.

“Dante,” gumam Samantha terdengar lirih.

Dante mengamati wajah gadis itu sebelum berpindah menatap lengannya yang diperban. Pria itu langsung menghela napas. Dante sudah mendengar insiden tadi siang dari adiknya.

“Mengapa kamu menangis? Apa kamu kesakitan?” tanya Dante setelah mengunci pintu. Dipandanginya sekali lagi wajah Samantha yang mengangguk dengan wajah murung.

Sejak tadi Samantha merasa sangat gelisah sebab luka di lengannya terus berdenyut nyeri. Gadis itu tidak bisa tidur dan berakhir menangis.

Dante mengulurkan tangannya dengan perlahan. Menangkup kedua pipi Samantha lalu mengusapnya dengan ibu jari. Pria itu tidak mengatakan ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status