“Dixon, kenapa kamu hanya dia saja dan bantu istri kamu! Longgar sekali kamu kasih tumpangan pada mantan tapi mengabaikan istri kamu!” Ketika Dario sudah menjadi tegas dan menegur, tidak ada yang berani membantah. Bahkan Georgina menciut dihadapkan pada besannya yang marah.Dixon merasa ditegur oleh ayahnya di depan istrinya, agak tidak senang.“Ayah, aku bisa mengurus sendiri urusanku—““Dixon, jangan membantah ayahmu. Cepat bantu istri kamu,” potong Aria ikut menegur Dixon. Dulu ketika ayah dan anak itu tidak akur, Aria cenderung tidak membela siapa pun. Namun kali ini dia berdiri di sisi suaminya dan menegur putranya.Dia sangat tidak suka Dixon berhubungan dengan Freya saat dia masih memiliki Regina sebagai istrinya. dia takut Dixon masih menyimpan perasaan Freya dan akan mengabaikan Regina.Ekspresi Dixon tampak gelap. dia tidak bisa melawan ibunya. dia mengalihkan pandangannya pada Georgina dan Freya dingin sebelum menghampiri Regina.Dia mengambil kantong belanja di tangannya d
Regina tidak berbicara sepanjang jalan setelah mengantar Georgina dan Freya, bahkan tidak menatap Dixon.Suasana dalam mobil sangat hening.“Apa kamu sudah makan?” Dixon bertanya memecahkan keheningan dalam mobil.“Belum,” balas Regina tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil.“Ingin makan di luar atau makan di rumah?”Regina hanya ingin pulang dan tidur tanpa berbicara dengan Dixon. Dia tidak ingin menghabiskan waktu untuk sekedar makan malam dengan pria itu. Dia juga sangat malas memasak setelah seharian keliling mal."Aku capek hari ini. aku tidak ingin masak, mari beli makanan cepat saji.”“Itu tidak sehat. Mari kita makan di restoran.”“Aku tidak selera makan. Jika kamu ingin makan di restoran, kamu saja yang pergi. Aku akan tetap beli makanan tetap saja,” balas Regina ketus. Suasana hatinya cukup buruk hari ini untuk berbicara dengan Dixon. Regina ingin ini cepat berakhir dan tidur.Dixon meliriknya namun tidak mengatakan apa pun. Tak lama kemudian dia berhenti di sebu
“Aku lelah hari ini dan tidak ingin mengobrol. Kamu sibuk saja sama urusan kamu, jangan pedulikan aku. Aku ingin tidur lebih awal.” Regina menarik lengannya dari cengkeraman Dixon dan berjalan meninggalkan dapur ke ruang tamu untuk mengambil kantong-kantong belanjaannya.Dixon menatap punggung dengan kening berkerut sebelum mengikutinya ke ruang tamu.“Kamu mendiamkan aku sejak sore. Aku ingin tahu kenapa.”Regina mengabaikannya dan meraih semua kantong belanjaan.Dixon yang kesal meraih sikutnya sekali lagi dengan tiba-tiba menyebabkan tas-tas belanja jatuh dari tangan Regina dan jatuh berhamburan di lantai.“Regina ....” Suara Dixon terhenti. Dia menatap semua belanjaan Regina yang berhamburan di lantai ruang tamu. Pandangannya terpaku pada pakaian-pakaian berbahan tipis kecil dan transparan. Terutama bahan berbentuk segitiga kecil dengan model seksi.Apa itu lingeria? Celana dalam?Dia meraih salah celana dalam G-spot kecil hitam dari bahan renda dan menggantung di jarinya melirik
Regina keluar dari kamar mengenakan jubah mandi tebal. Dia menatap ke sekeliling dan tidak melihat keberadaan Dixon di ruang tamu. Dia mendengar suara samar-samar air shower di kamar mandi.Tampaknya Dixon sedang mandi, pikirnya berjalan menuju sofa ruang tamu dan menghidupkan TV selagi menunggu Dixon selesai mandi agar bergantian.“Regina!”Regina menoleh ke arah pintu kamar mandi dan melihat pintu dibuka sedikit. Dia melihat pundak kekar nan basah yang telanjang Dixon dari celah kecil pintu itu.Entah kenapa pandangannya terpaku pada pundak telanjang dan memikirkan sosoknya di balik pintu tidak mengenakan apa pun. Semalam dia tidak bisa melihat tubuh Dixon sepenuhnya.Regina tercengang buru-buru mengalihkan pandangannya dan memukul kepalanya.“Apa yang kamu pikirkan sih, Regina?” bisiknya pelan pada dirinya sendiri.“Regina!” Kali ini setengah tubuh Dixon menjulur keluar dan memanggilnya. Dia menatapnya dari balik celah pintu. Sebagian dada bidang dan pinggangnya ramping terlihat.“
Hal yang dia sesali karena melihat secara langsung kejantanannya yang mengancung tegak. Regina menahan napas tampak tercekat. Matanya melebar, mulutnya terbuka dengan pipi memerah.Dia ... sangat besar. Mengapa dia menyadarinya?! Dia pernah merasakannya, namun tidak menyadari akan sebesar itu!Bagaimana .... bagaimana bisa ‘itu’ memasukinya?!Regina meringis merasakan membayangkan rasa sakit dan nikmat di saat bersamaan. Dia dapat merasakan kesemutan di pangkal pahanya.“Senang dengan milikku?” Suara Dixon terdengar serak dan menggoda berbisik di telinganya.“Kya!” Regina berteriak menutupi wajahnya malu dan berbalik memunggunginya.“Ka ... kamu! bagaimana milikmu bisa begitu besar!” Regina berteriak dengan tangan menutupi wajahnya.Dia merasakan tubuh Dixon menekan punggungnya dan memeluknya dari belakang. Dia mengecup pundaknya naik ke telinganya dan berbisik serak.“Bukankah itu sangat memuaskanmu?” bisiknya dengan suara berat menggosok ereksinya yang keras ke pantat kenyal istriny
“Aaah ....” Wajah Regina memerah padam, napasnya tak beraturan. Tangannya mencengkeram lengan bawahnya berusaha menghentikannya.“Hentikan,” desisnya gusar menahan erangannya.“Kamu basah sayang. Kamu terangsang,” balas Dixon dengan suara berat menggali di bibir bawahnya yang manis, sementara tangan satunya memijat buah dadanya.Regina mendesah. Pipinya bersemu merah, napasnya terengah-engah. Perlawanannya menjadi lemah diserang di titiknya yang mengguncang saraf nafsunya. Dia menggigit bibir bawahnya mencoba menahan suara erangannya yang memalukan.Dixon meliriknya dari ujung matanya dan menyeringai menikmati ekspresi istrinya lembutnya yang terangsang. Air shower membilas sabun di tubuh mereka.Regina memejamkan mata merasakan pahanya dibuka lebih lebar. Punggungnya di dorong membungkuk ke depan. Regina spontan memegang di dinding untuk menjaga keseimbangan dirinya.Tangannya Dixon meninggalkan buah dadanya dan meraih dagu Regina agar menoleh. Sorot matanya yang sayu dan berair mena
“Kamu tertarik pada Desainer?” tanya Xavier melihat sekilas gambar model baju di buka sketsa sebelum Regina menutupnya. Regina melirik bukunya dan mengangguk. “Ya, aku lulusan Tata Busana.”“Wow, itu luar biasa. Apa kamu bekerja di perusahaan Fashion?”Regina terlihat canggung. “Tidak, aku tidak bekerja.”Setelah lulus dari universitas Regina sempat bekerja di perusahaan fashion. Namun sejak kejadian skandalnya dengan Dixon, semua orang di Capital mencemoohnya dan Harion mengirimnya di luar negeri untuk menghindari rasa malu. Di luar negeri tidak ada yang memperkerjakannya hanya lulusan dalam negeri biasa.Bahkan setelah menikah, dia masih belum bekerja. Harion mengharuskannya menjadi ibu rumah tangga dan melayani Dixon agar bisa mendapat hati suaminya. Dixon tidak mengatakan apa pun yang mengharuskannya bekerja.“Oh begitu ....” Xavier mengangguk mengerti.“Lalu apa yang sekarang kamu hanya menjadi ibu rumah tangga dan melayani suamimu?”“Bisa dibilang begitu,” ujar Regina canggung
Membayangkan Dixon bersama Freya, bercinta di tempat di mana yang tak terlihat membuat dadanya sangat sesak dan sangat tidak tertahankan.Regina menundukkan kepalanya meremas tangannya erat.“Kalau begitu menurut kamu jika aku ... menginginkan hati pria yang menjadi milik wanita lain. Apa aku harus berjuang mendapatkannya?” Dia mendongak menatap Xavier dengan mata berkaca-kaca.Xavier terdiam dan menatapnya tanpa berkedip.“Apa pria itu sudah menikah atau memiliki kekasih?” tanyanya dengan hati-hati dan bingung. Regina sudah menikah dengan Dixon, apa dia menyukai orang lain.Regina berkedip sebelum menjawab lemah, “Tidak, dia punya kekasih. Dia memang sudah menikah denganku.”“Dixon? Aku sudah dengar bahwa Freya sudah pulang.” Xavier bertanya menatapnya dengan pandangan pengertian.Hubungan Freya dan Dixon cukup terkenal bahkan sendiri sepupu jauh pun tahu. Tidak mungkin untuk melupakan kekasih masa lalu, apalagi setelah menjalin hubungan bertahun-tahun.Regina mengangguk lemah.“Pas