Share

157. Segelas Eggnog

Erwin tertawa ringan. Ia tampak santai dan tidak ada beban sama sekali. Suara tawanya terdengar renyah dan natural. Seketika Laureta teringat akan masa-masa indahnya dulu berdua dengan Erwin.

Laureta bersyukur karena semua kenangan itu diputar di kepalanya dan hanya ia sendiri yang bisa melihatnya. Ia tidak tahu, apa yang ada di dalam pikiran Erwin. Ia tidak berharap jika Erwin memikirkan hal yang sama seperti dirinya.

“Kamu masih sama seperti Laureta yang aku kenal,” ujar Erwin. “Kamu selalu saja mengancam dengan menggunakan ototmu. Apa kamu juga selalu seperti itu pada Om Kian?”

Laureta menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Aku mana berani mengancamnya. Kamu pasti lebih mengenalnya daripada aku.”

Erwin meminum eggnog-nya dan kemudian mengernyitkan wajahnya. Sedari tadi, Laureta belum sempat mencoba minumannya. Jadi, ia pun ikut mencoba dan ternyata rasanya enak. Ada rasa alkohol yang cukup kuat menyengat tenggorokannya, tapi masih bisa ia terima.

Badannya jadi terasa lebih hangat d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status