Share

83. Menghadang Jalan

“Apakah kamu bertemu dengan ayahmu?” tanya ibunya Kian pada Laureta.

“Hmmm, ya kami sempat bertemu sejenak, tapi kemudian dia harus pergi lagi,” jawab Laureta yang tidak terkesan terlalu berbohong. Ia dan ayahnya memang hanya bertemu sebentar sekali, setelah itu ayahnya mengusirnya pergi.

“Kasian sekali kamu, Laureta. Kamu pasti sangat merindukan ayahmu, ya kan. Apalagi ibumu sudah tiada,” ucap ibunya Kian dengan wajah sedih. “Kamu boleh memelukku kalau kamu butuh pelukan seorang ibu.”

Laureta terkekeh. “Tidak apa-apa, Ma. Aku baik-baik saja. Meski aku jauh dari orang tuaku, tapi aku bersyukur karena aku punya Kian yang sangat baik padaku.”

Ibunya Kian tersenyum. “Kamu pasti sangat mencintainya.”

Laureta terkekeh malu-malu. “Iya, Ma.”

“Kamu tahu, aku sangat bersyukur karena akhirnya Kian bisa menemukan seorang istri yang baik sepertimu. Selama ini, dia selalu sendirian. Semua adik-adiknya sudah menikah, hanya tinggal dia seorang. Aku pikir, dia hanya akan melajang selamanya.

“Dia terl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status