Rumah Kirana malam ini sangatlah ramai, ruang tamu yang sudah dikosongkan dari beberapa perabotan seperti kursi, meja. Lemari hiasan pun sudah dipindahkan ke tempat lain. Kini mulai terisi oleh para lelaki yang datang untuk mengadakan tahlilan.Hal itu memang sudah menjadi kebiasaan dari warga sekitar, para lelaki akan mengadakan tahlilan di malam hari, sedangkan wanita akan mengadakan tahlilan di sore hari.“Ayah, mohon maaf karena saya baru bisa mempatkan diri untuk datang kesini lagi!” ucap Andreas merasa bersalah, kini dia sedang duduk diatas lantai yang hanya dialasi dengan tikar, dia duduk bersama dengan ayah Kirana dan para tetangga lainnya.“Enggak apa-apa kok, Dre. Ayah sangat mengerti dengan kesibukan kamu,” Kirana pernah mengatakan bahwa Andreas sekarang menjadi pemilik dari kampusnya yang membuat Andreas sibuk dan jarang mempunyai waktu senggang. Tentu saja ibu dan ayah Kirana sangat bangga akan mempunyai calon menantu seperti Andreas.“Assalamualaikum,”Andreas dan ayah K
Riana sedang duduk di sofa, dia terus menunggu kedatangan Andreas. Bisa-bisanya laki-laki itu tidak mengabarinya dari tadi siang, dan bahkan dia baru mengetahui kabar dari laki-laki itu satu jam yang lalu.Riana mendengar ketokan pintu dari luar, dengan cepat Riana membuka pintu itu dan benar sesuai dengan harapan dia. Kini Andreas berada di depannya, menatapnya dengan tatapan kebingungan, “Kamu kenapa?” tanya Andreas.Riana masih menatapnya dengan tajam tak lupa dengan tangannya yang dilipat didada, “Harusnya aku yang nanya seperti itu! Kamu kenapa gak ngabarin aku?” tanya Riana dengan amarah yang masih ada dalam dirinya.“Setidaknya izinin aku duduk dulu!” ucap Andreas yang sudah merasakan kakinya yang sangat pegal.Riana menggelengkan kepalanya, “Tidak akan aku izinkan sampai kamu jelasin semuanya ke aku!” Andreas yang sudah merasa kakinya sudah tidak kuat untuk menahan dirinya, memutuskan untuk duduk, “Eh, siapa yang suruh kamu duduk disitu?” tanya Riana yang tidak terima Andreas d
Andreas dan Riana kini sedang duduk, di sofa dengan Andreaas yang memeluk Riana, sedangkan Riana menyenderkan kepalanya pada bahu Andreas sambil menonton acara televisi.“Tadi Kirana ngomongin lagi soal liburan, kamu mau jadi ikut?” tanya Riana.“Aku sih tergantung kamu,” jawab Andreas.Riana menatap Andreas keheranan, “Kok tergantung aku?” bisa saja bukan, Andreas pergi sendiri bersama Kirana kalau dia mau.“Karena aku tidak mungkin meninggalkan kamu atau aku ikut sendiri kesana. Karena itu sama saja memberikan kesempatan Eligo untuk lebih dekat sama kamu, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!” Riana menatap Andreas dengan malas, “Lalu kalaupun aku ikut kesana, kamu akan tetap bersama Kirana terus!” Andreas tertawa mendengar hal itu, lalu dengan sangat cepat dia mencium bibir Riana. “Perasaan kalau aku lagi ngomong kamu ketawa mulu, kenapa sih?” tanya Riana yang merasa tersinggung karena Andreas.Andreas semakin tertawa, membuat Riana cemberut. “Ih, lucu banget sih!” Andreas lal
“Jangan, Na!” Andreas menahan Kirana untuk masuk kedalam kamarnya.Kirana menatap Andreas heran. “Kenapa sih? Aku udah gak kuat nih!” Kirana dengan cepat membuka pintu kamar Andreas, tak sempat Andreas halangi Kirana sudah masuk ke dalam kamar itu.Andreas pun ikut masuk, untuk berjaga-jaga terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan. Ternyata ruangan itu kosong, Kirana yang sudah tidak kuat langsung masuk ke kamar mandi yang berada di ujung kamar.Andreas bingung kemana perginya Riana. Dia terus melihat ke semua sisi kamar dan tidak ada tanda-tanda Riana disana. Namun,ada sesuatu hal yang dia sadari, Andreas mulai berjongkok dan melihat ke bawah ranjang kasur. Disana terdapat Riana yang sedang bersembunyi disana, “Ngapain kamu kesini? Cepet-cepet berdiri dan keluar dari kamar!” ucap Riana sambil menyuruh Andreas untuk berdiri kembali. Andreas pun mengikuti apa yang Riana suruh sambil membereskan bajunya agar tidak kusut sedikit pun.Andreas kembali duduk di sofa yang berada di ruang tamu
Andreas baru saja turun dari mobilnya, dia dengan menuju apartemennya dengan langkah kaki yang sangat cepat, dia sangat khawatir dengan keadaan Riana. Dengan kresek plastik berwarna putih yang dia bawa berisikan makanan yang sengaja dia beli sebelum menuju ke apartemen, mengingat Riana belum makan dari sore. Dia membuka pintu apartemennya dan melihat keadaan apartemen yang sepi, Andreas langsung menuju ke kamarnya namun dia tidak menemukan Riana. Andreas mengingat sesuatu, terakhir Riana berada di bawah ranjang, Andreas menyimpan plastik itu di meja yang tak jauh dari sana lalu mulai membungkukkan badannya. Andreas melihat Riana yang masih berada disana dengan keadaan sudah terlelap. Bagaimana bisa istrinya itu tertidur dengan keadaan dirinya berada di bawah ranjang?. Dengan perlahan Andreas menarik tangan Riana agar wanita itu bisa keluar darisana. Andreas dengan perlahan membawa Riana ke atas ranjang. Dia sama sekali tidak ingin mengganggu istrinya yang sedang terlelap.“Emmm,” An
Riana sedang duduk menungguk kedatangan Andreas dan yang lainnya, hari ini adalah hari keberangkatan mereka ke bali, Riana sengaja datang lebih awal agar Riana tidak mencurigainya, dia sudah menyuruh Andreas untuk menjemput Kirana, sedangkan dirinya naik taksi. Kirana sengaja datang lebih awal daripada mereka. Jadwal keberangkatan mereka jam 6 pagi dan sekarang sudah menunjukkan pukul 05.30, Riana masih menunggu kedatangan mereka.Riana yang masih asik memainkan handphonenya tak sadar kalau ada seseorang yang kini duduk disampingnya. “Hai cewek!” sapa dia, tak lupa dengan senyuman manisnya. “Fokus banget kayaknya.”Riana pun menoleh ke samping. Dia melihat ada Eligo disampingnya, “Sejak kapan kamu ada disamping aku?” tanya Riana keheranan, dia sama sekali tidak merasakan ada seseorang yang duduk disampingnya.Eligo melihat kea rah jam yang terpakai dilengannya, “Sekitar 10 menit yang lalu,” Eligo menatap lurus ke arah depan, melihat kedatangan Andreas dan Kirana. “Lo sih, fokus sama ha
Setelah kejar-kejaran tadi, kini Riana dan Eligo sedang berjalan-jalan di tepi kolam renang, berjalan dengan santai sambil tetap menikmati indah pemandangan pantai yang begitu menyejukkan.“Ri, gue boleh tanya gak?” tanya Eligo membuka suara.“Apa?”“Tipe cowok lo itu kayak gimana sih?”Riana menatap bingung Eligo, untuk apa dia mempertanyakannya?. “Kenapa emangnya?”Eligo menatap Riana kesal, bukannya menjawab dia malah bertanya kembali. “Jawab dulu aja sih!”“Ya, aku harus tau kenapa kamu nanyain itu?” Eligo menatap Riana. Dia heran Riana berpura-pura tidak mengerti atau memang dia tidak tau maksud dan arah pembicaraan Eligo.Eligo berdecak, “Gue kepo aja, tipe cowok lo itu kayak gimana?”Riana berpikir sejenak tentang tipe cowok yang dia sukai, “Aku sih gak nentuin cowok aku itu harus kayak gimana, yang penting dia sayang sama aku dan dia serius sama dia bisa merubah hidup aku, udah pasti aku gak bakalan menolaknya,” ucap Riana. Dia tidak terlalu ambil pusing tentang hal itu.“Maks
Andreas sedang berdiri, dia terus menunggu kedatangan Riana. Tadi dia sempat mengrim pesan kepada Riana untuk menemuinya ditempat ini yaitu disamping tempat penginapan yang tak jauh dari tempat Riana bersantai tadi. Namun, sudah dua puluh menit menunggu, Riana belum menemuinya. Itu membut Andreas penasaran apakah istrinya itu akan datang atau tidak. Andreas menyenderkan punggungnya didinding sambil melipat kedua tangannya di dada.Riana melihat Andreas dari kejauhan, sejujurnya dia agak sedikit takut bertemu dengan Andreas, makanya dia memperlambat waktunya. “Ada apa kamu nyuruh aku ketemu sama kamu, Mas?” tanya Riana yang sudah berada di depan Andreas.Andreas menegakkan badannya, “Kamu berbohon padaku?” tanya Andreas.Riana mengerutkan keningnya, dia meresa tidak berbohong pada Andreas. “Maksud kamu apa?” tanya Riana, dia sama sekali tidak mengerti.Andreas mendekatkan wajahnya pada Riana, membuat Riana harus mundur beberapa langkah kebelakang sehingga dirinya mempel di dinding, “Ja