Share

Bab 81 Riding the wind

Bab 81 Riding the wind

“Tinggal sedikit lagi aku akan mati.”

Setan dan iblis di kepala Ibra saling bersorak menyemangati pria itu supaya lekas terjun ke sumur tua.

Sayangnya…

Ajeng mengetahuinya. Gadis melemparkan kayu dan ubi di tangan dan menjauhkan Ibra dari bibir sumur.

Sedangkan Herni berdiri seperti patung, kakinya seperti terjebak ditanah melihat Ibra hendak bunuh diri.

“Jangan bodoh Mas, apa Mas Ibra tidak kasihan sama Ibu?” tangis Ajeng, memeluk kuat

“Lepaskan aku! Lapaskan aku! Biarkan aku mati! Aku lelaki tak berguna! Aku sangat menjijikkan.” teriak Ibra putus asa. Pantatnya telah penuh kotoran.

Herni tercekat, air matanya deras meluncur. Lengkap sudah penderitaannya. Miskin, tidak punya pendapatan dan anak kesayangannya berniat bunuh diri.

Wanita itu berjalan dengan lunglai mendekati kedua anaknya. Kemudian berjongkok memandang Ibra.

“Kalau kamu mau mati, matilah saja, Nak. Ibu ikhlas melepasmu, daripada kamu menyusahkan Ibu dan adikmu.” Kata Herni sendu. Ia meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status