Share

13. Krisis kepercayaan

Pagi-pagi sekali kulihat Icha sudah rapi dengan kemeja putih serta rok span warna hitam, khas orang melamar kerja.

"Mas, aku sudah pasti diterima kan?" tanya Icha disela-sela sarapannya.

"Belum tentu, aku hanya merekomendasikan saja, peluang diterima atau tidak itu atas usahamu sendiri. Makanya saat diwawancarai nanti, kamu harus jawab yang sopan dan bener, jangan slengek'an," sahut Mas Azzam.

"Dah tenang aja Cha, kamu kan lulusan sarjana. Pasti diterima deh," ibu ikut menimpali.

Aku hanya diam memperhatikan mereka bicara.

"Ya sudah Bu, aku berangkat ke kantor dulu," pamit Mas Azzam sembari mencium punggung tangan ibunya.

"Aku juga pamit ya budhe, doakan biar sukses ya budhe," timpal Icha.

"Iya-iya dah sana berangkat," sahut ibu mertuaku itu.

"Sayang, mas berangkat ke kantor dulu. Kamu baik-baik ya di rumah. Inget, jangan capek-capek."

"Iya mas," sahutku sambil tersenyum.

Aku mengantar mereka sampai di depan teras

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
cerita tak masuk akal...klw kau bodoh ya bodoh aja lh lili...uda,,usir aja lh dia dri rumah zam..nika aja lh sama icha tu.biar kan si lili bodoh kembli sama abgnya..muak ku tengok si lili bodoh ne
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
udah kasi tau rekaman wsktu ibu mertuamu minta uang dn ko bisa ketauan berarti panji masang nya g bagus g ngumpet jsdi cpt ketauan ..
goodnovel comment avatar
Ane Setiawati
belom ada bukti dah ketauan kasian lili dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status