Share

17. Dia Yang Teramat Kucintai

Sampai di ujung koridor, aku berhenti berlari. Menarik napas dalam-dalam sembari menyapu mata. Seharusnya aku tidak menuruti kemauan Mas Radit, sebab tahu akan begini sakit jika kubiarkan diri berbicara empat mata dengannya.

Tapi diri ini tak kuasa untuk terus menolak ajakan itu.

Kuangkat wajah sejenak, kelebat ucapan Mas Radit kembali membuat dada ini terasa sesak.

'Tidak bisakah kita kembali, Dek. Apa sudah tidak ada cinta di hatimu untuk Mas?'

Cinta? Tentu ada Mas. Bahkan tidak pernah berkurang sedikit pun. Tapi untuk kembali bersama, saya takut Mas. Saya takut tidak bisa seperti dulu dalam mengabdikan diri. Hiks.

Air mata kembali luruh, kuusap bola mata dengan kasar. Tak ingin keadaanku diketahui oleh satu orang pun di rumah sakit ini.

Sekuat tenaga kembali aku mengangkat langkah. Namun terhenti oleh sapaan dari seseorang yang suaranya sudah sangat familiar di telinga.

Dokter Adam.

Kucoba membalikkan tubuh.

"Alya, tunggu."

Dia kembali menjeritkan namaku di kejauhan. Saat sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
othornya kebangetan kayak orang tidak tahu ALLAH sang pengampun kelewat banyak menye menye
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
terlalu lama drama nya masa alya ini sok keras banget .. dengar dulu penjelasannya radit baru ambil sikap .. ini dokter adam juga bikin kusruh aja
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Raditkaan udah minta maaf, ibunya juga sudah nenyesali perbuatannya. jadi jangan terlalu lama dramanya thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status