Share

18. Mas Radit Keras Kepala

Dokter Adam tampak cemas, jemari tangannya mengetuk-ngetuk meja.

"Tinggal sebentar ya, Dok," tegur Mbak Mifta pada dokter itu. Lalu ia berjalan di depan, sedang aku di belakangnya. Saat tangan rekan kerjaku itu hendak membuka tirai pembatas antar bed, seketika wajah Mas Radit tampak di sebaliknya.

"Lho Dok, sudah sehatkah?"

Mas Radit tersenyum tipis, matanya menatapku.

"Sudah, tadi cuma kelelahan aja."

"Tapi ini mau kemana, Dok?"

"Mau langsung pulang."

Deg!

Entah kenapa aku merasa begitu mengkhawatirkan Mas Radit. Inginku melarangnya pulang, beristirahat setidaknya beberapa jam lagi. Tapi semua itu tertahan di tenggorokan.

"Apa nggak istrihat sebentar lagi, dok. Tekanan darah dokter rendah."

"Tidak apa-apa, nanti saya istirahat begitu sampai di Jakarta," ucapnya tegas.

Mas Radit memang keras kepala. Dibilangin untuk kebaikan malah membantah. Jika aku masih jadi istrinya, sudah kuceramahi ia panjang lebar.

Tapi, haruskah aku memintanya untuk tidak pulang?

Kelebat pikiran bercampur ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Alya EGOIS kamu mau menyenangkan hati anak orang lain tapi tidak sadar mematikan harapan anak sendiri menerima laki-laki lain apa kamu tahu anakmu juga menerima Silahkan kehilangan anakmu
goodnovel comment avatar
Rinawati Harsyah
Kalau aku pilih kembali ke mantan, demi anak. kalau ke yang baru, demi napsu
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
alya muakk gw ama lu !!! egois dan angkuh dan pendendam juga ... satu lagi kamu munafik !! Allah aja bisa memaafkan kesalahan manusia kamu mahhh angkuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status