Share

37. Kado Baju Pengantin

Kaki kini sudah menginjak tanah pemakaman umum di Jakarta Barat. Sepanjang perjalanan, embusan angin terasa begitu menyejukkan.

Tiap langkah menuju tempat terakhir peristirahatan Mas Radit, ada banyak rindu yang terurai.

Meski sebulan sekali kami datang berkunjung, tapi tetap saja rindu itu seakan seabad sudah terkumpul. Kutengadahkan kedua tangan, memanjatkan sekian banyak doa untuk kelapangan Mas Radit di alam kubur.

Setelah selesai membacakan doa, kini Akbar yang memimpin bacaan beberapa surat pendek. Setelahnya baru sama-sama kami membuka mushaf untuk kemudian melantunkan surat Yasin.

Kugerakkan tangan menyirami gundukan tanah almarhum suamiku dengan air bunga. Pelan diri ini berbisik, bisa atau tidak ia mendengar, aku hanya ingin bercerita padanya ...

"Bagaimana keadaanmu, Mas? Kami datang, kami rindu padamu."

Kuhela napas panjang, menyimpan sekian banyak buliran bening yang sudah mendesak hendak keluar. Jemari terangkat untuk mengelus batu nisan miliknya. Bayangan ketika aku m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status