Share

39. Malam Pertama Yang Tertunda

[Selamat menempuh hidup baru, semoga samawa.]

Satu-satu kubaca pesan yang dikirimkan oleh sahabat seangkatan digrup WhatsApp IDAI cabang Jakarta. Ada puluhan pesan lain yang belum semuanya kubaca mengingat jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Saatnya pulang ke rumah istri kedua. Alya.

Walau rumah kami bersebelahan, tapi aku pulang layaknya suami lain di seluruh dunia.

Tentu dengan membawa sesuatu sebagai buah tangan. Alhamdulillah, empat porsi Burrito, makanan asal Meksiko kini sudah ada di tangan.

Entah kenapa rasa deg-degan yang membarengi, melebihi rasa yang pernah dulu kualami, saat akan menghadapi malam pertama bersama Rani.

Kubuka pintu kamar, lalu berjalan menuju kamar Mama.

"Radit mau pulang ke rumah Alya, Ma."

Ibunda yang sangat kucintai itu tersenyum menyambut permintaanku.

"Yasudah, Mama kira sudah daritadi kamu pulang, ternyata masih di sini. Yowes cepat pulang sana, pasti dia udah lelah nungguin kamu."

Kuciumi punggung tangan wanita itu, lalu dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status