“Lex, udah dong. Kamu udah banyak minum,” ucap Dania mencegah Alex minum lagi.“Aku gak gampang mabok Dania! Ini baru permulaan buat aku,” ucap Alex sambil menuang lagi minuman ke dalam gelasnya yang sudah kosong.“Iya bener itu, Dan. Alex ini kuat banget minum. Dia bisa kok ngabisin 3 botol sendirian. Alex ini kuat, tenang aja kamu,” ucap Bastian yang kini sudah mulai oleng karena mabuk.“Gak perlu sampe sebanyak itu. Udah yuk, kita pulang.” Dania menjauhkan gelas milik Alex yang masih ada minumannya.“Kalo kamu gak suka liat Alex mabok, ya kamu ikutan mabok dong. Lagian kalian kan suami istri, udah biasa kalo mabok bareng.” Bianca datang membawa gelas di tangannya.“Ini minuman khusus dari aku. Yang ini, biar istri kamu aja yang minum,” ucap Bianca sambil menaruh gelas minuman yang baru di depan Alex lalu memberikan gelas minuman Alex pada Dania.“Jangan ganggu dia!” Alex mengambil lagi minuman dari depan Dania. Dia tidak ingin Dania meminum minuman yang pasti tidak pernah di
“Aarrg!”Dania berteriak kencang saat dia sedang berbincang dengan Ivan. Tentu saja Ivan yang sedang menyetir pun menjadi kaget dan mengerem mobilnya secara mendadak.“Ada apa, Bu?” tanya Ivan sambil menoleh ke belakang memastikan keadaan dua atasannya itu.“Dasar mesum! Minggir!” pekik Dania sambil menyingkirkan tubuh Alex yang tiba-tiba memeluknya.Bukan hanya memeluk secara tiba-tiba, satu tangan Alex tepat jatuh di salah satu gundukan dada Dania. Tentu saja Dania kaget karena selama ini belum pernah ada yang memegangnya, termasuk Restu.Dania yang kaget sekaligus malu, langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Dia juga mengomeli dan sesekali memukul badan Alex yang sudah kembali mendekat ke pintu di sisi lain.Ivan tersenyum melihat kelakuan Dania yang sempat membuatnya sangat kaget itu. Dia benar-benar tidak menyangka dengan reaksi spontan Dania yang sangat membuatnya kaget itu.“Ibu, Ibu gak papa?” tanya Ivan sambil menahan tawa.“Gak papa. Ayo jalan,” jawab Dani
Deg!Jantung Dania seakan mau melompat dari tempatnya saat dia tiba-tiba jatuh di pelukan Alex. Meski posisi tidak enak, karena harus membungkuk karena dia masih duduk di samping Alex, tapi entah mengapa tubuh Dania seolah tidak bisa di gerakkan. Tubuh Dania seperti lengket di dada Alex yang saat ini tengah mendekapnya. Entah apa yang saat ini sedang dirasakan Alex, karena setahu Dania, hingga sedetik yang lalu, pria tampan itu masih tidak sadar dan terbaring tidur.Embusan napas hangat Alex juga mulai terasa menerpa pori-pori wajah Dania. Pria itu masih bernapas dengan tenang, bahkan detak jantungnya pun terasa tenang dan tidak meloncat seperti jantung Dania.Bibi yang tadi ada di sana masih berdiri terdiam dan membuka mulutnya karena kaget. Dia pun segera menyadarkan dirinya dari kekagetan yang tidak dia sangka itu.Bibi langsung meletakkan baju tidur Alex di atas tempat tidur dan langsung pergi keluar tanpa berpamitan lagi. Dia meninggalkan pasangan pengantin baru itu sendiri, kar
Dania menggeliat saat dia mulai bangun dari tidurnya. Dia sedikit melemaskan otot-ototnya agar dia bisa segera sadar untuk memulai hari ini.Dania mulai membuka matanya secara perlahan dan mengerjapkannya beberapa kali. Dia seolah ingin mengenali di mana saat ini dirinya berada.“Eh ya ampun, aku masih di kamarnya Alex ya,” ucap Dania yang menyadari kalau penataan kamar yang dia tempati saat ini bukanlah kamarnya.Dania melihat selimut masih menutupi tubuhnya dan pakaian yang dia pakai untuk pergi ke pesta Bianca semalam juga masih melekat di tubuhnya. Dania segera berbalik untuk memastikan di mana Alex saat ini berada.Pria yang saat ini sudah berstatus menjadi suaminya Itu tampak tertidur pulas di sampingnya. Alex tidak bergerak sama sekali, meskipun saat ini Dania sudah duduk di atas tempat tidur.“Aku pergi aja deh. Nanti dia bangun dan liat aku di sini, pasti dia bakalan ngamuk,” ucap Dania yang segera turun dari tempat tidur.Dania melangkahkan kakinya secara perlahan, meninggal
“Dania, semalam kamu tidur di mana?” tanya Alex sambil menatap tajam ke arah Dania.“Semalam? Aku ... em, aku ... aku tidur di kamarku lah,” jawab Dania berusaha untuk biasa saja agar Alex tidak curiga kepadanya.“Tidur di kamarmu? Kau yakin kalau kamu tidur di kamarmu sendiri.” Alex mencecar Dania.“Iyalah, aku tidur di kamarku sendiri. Emangnya kenapa?” tanya Dania ingin tahu kenapa Alex bertanya seperti itu pagi ini.“Aku kayak ngeliat kamu tidur di kamarku. Bahkan aku masih bisa nyium aroma parfum kamu di tempat tidurku. Apa kamu yakin kalau semalam kamu nggak tidur di kamarku?”Dania shock mendengar pernyataan dari Alex. Pernyataan itu seakan Alex menyadari tentang keberadaannya tadi malam di kamar pria itu.Tapi Dania tetap berusaha untuk biasa saja agar Alex tidak semakin curiga. Mungkin hidupnya akan berakhir kalau sampai dia ketahuan tidur di kamar suami kontraknya itu.“Ish! Jangan bilang kalau kamu mimpiin aku semalam,” ucap Dania sambil sedikit menyipitkan matanya.“A
Dania bangun dari tidurnya. Akhir pekannya terasa sangat membosankan hari ini.Setelah semalam dia mengalami malam yang buruk bersama Alex di pesta Bianca, kini harus ditambah lagi menghadapi kemarahan Alex yang sangat tidak masuk akal. Dia yang mengajak Dania tidur di kamarnya, tapi dia juga yang marah karena ada bau parfum Dania di kamarnya. Sungguh hari yang menyebalkan bagi Dania.Wanita cantik itu memutuskan keluar dari kamarnya. Dia ingin melihat keadaan di luar kamarnya setelah dia istirahat siang tadi.Sayangnya rumahnya sedang terlihat sangat sepi. Bahkan para asisten rumah tangga yang biasanya berlalu lalang di ruang tengah, kini tidak ada. Bahkan dapur pun sepi sekali, seolah rumahnya sedang ditinggalkan semua orang penghuninya.“Sepi amat sih. Pada ke mana mereka semua,” gumam Dania sambil melihat ke sekitar rumahnya.Dania berjalan menuju ke pintu teras belakang. Dia ingin melihat apakah ada orang di sana, ternyata tidak ada seorang pun di sana. Rumah ini benar-benar sepi
“Itu bukan urusan kamu! Dan selamanya kamu tidak perlu ikut campur dengan urusan rumah tanggaku dengan Dania!”Alex sangat tidak suka mendengar pertanyaan Bianca yang mempertanyakan tentang kehidupan ranjangnya bersama Dania. Bianca memang tahu kalau Alex sudah menikah, tapi wanita itu tidak tahu tentang drama pernikahan Alex yang sebenarnya.Alex sendiri pun tidak berminat sama sekali untuk memberitahu Bianca apa yang terjadi pada dirinya dan Dania. Dia harus merahasiakan pernikahan ini sampai akhir pada siapapun.Bianca hanya tersenyum mendengar ucapan tegas Alex yang seolah sedang melindungi privasinya. Tapi ucapan Alex tadi semakin memperyakin Bianca kalau pernikahan Alex dan Dania bukanlah pernikahan yang biasa saja.Sebelum kembali ke Indonesia, Bianca sudah mendapatkan kabar dari Bastian kalau mantan kekasihnya itu sudah menikah dengan wanita yang baru muncul ke permukaan selama 3 bulan. Tentu saja hal ini menjadi pertanyaan besar pada hati Bianca dan Bastian karena mereka sang
“Apa yang kamu bawa?!” tanya Haris pada pelayan yang terlihat mencurigakan itu.“Emm ... ini ....”“Itu cuma ....”“Bawa sini!” perintah Haris memotong ucapan Bi Arti.Pelayan yang membawa tempat sampah dan keluar dari kamar Dania menjadi sangat takut dengan perintah Haris. Dia melihat ke arah Bi Arti untuk mencari tahu apa yang harus dia lalukan. Sayangnya Bi Arti juga menunduk, tanda tidak memiliki jawaban apa punya yang harus dia berikan pada rekan kerjanya itu.Haris melihat pelayan itu berjalan ke arahnya dengan sangat pelan dan penuh keraguan. Dia semakin curiga dengan isi tempat sampah yang baru saja dia bawa dari dalam kamar tamu.“Apa itu isinya?” tanya Haris dengan nada tegas.“Ini ... ini isinya kapas dan tisu, Pak,” jawab pelayan itu pelan.“Siapa yang tinggal di kamar itu?” tanya Haris yang langsung curiga dengan penghuni di kamar tamu yang dia tidak pernah ketahui.“Itu ... itu kamarnya ....”“Bima! Periksa kamar itu!” titah Haris yang mulai emosi.“Baik, Pak.”