Caraka mengantarkan Anggita dan keponakannya itu untuk pulang tadi mereka juga sempat makan siang bersama karena putrinya meminta ingin makan siang di luar, mau tidak mau Caraka pun menuruti keinginannya dari putrinya itu daripada ia terus-terusan di teror oleh permintaan putrinya yang belum terpenuhi tersebut.Anggita mengucapkan terima kasih dan berbasa-basi menawarkan Caraka untuk mampir, tetapi lelaki itu mengatakan untuk langsung pulang saja karena putrinya pun sudah tertidur karena saking lelahnya."Lain kali tolong jangan seperti itu, aku belum tentu mau menjadi istri kamu." "Harus mau." Raka menggoda. "Pede selangit Anda." Anggita memalingkan wajahnya lalu berbalik masuk rumah.Saat memasuki rumah, Anggita melihat wajah keponakannya tersebut kembali murung tidak seceria tadi padahal sejak tadi Bunga selalu saja berceloteh tanpa henti."Bunga kenapa murung seperti itu capek ya ayo kita istirahat." Anggita mencoba untuk menggendong keponakannya tersebut, tetapi Bunga justru me
Baskoro memikirkan perkataan Anggita tentang waktu luang untuk anaknya Bunga. Adiknya itu banyak mengeluhkan perihal anaknya yang seperti kurang kasih sayang, ia juga tidak memungkiri jika Bunga kurang kasih sayang dari orang tuanya itu. Anggita mengatakan agar dirinya bisa membicarakan hal ini dengan sang istri, tetapi ia tidak yakin jika istrinya itu mau diajak berdiskusi pasti hal-hal yang tidak diinginkan terjadi lagi, dirinya juga saat ini menghindari perihal itu semua karena menurutnya bertengkar dengan sang istri sama saja membuang-buang waktu ia juga tidak ingin kembali terjadi ribut besar karena pembahasan itu pasti akan menyulitkan kedua belah pihak dan tentu saja pasti keduanya akan sama-sama emosi mempertahankan argumentasi. Baskoro memijat kepalanya, entah mengapa menurutnya Fanya tidak mau berkompromi dengan dirinya padahal ia tidak meminta lebih hanya menginginkan jika wanita itu berada di rumah saja dan fokus dengan anaknya dan biarkan ia yang bekerja itu saja mengapa
Anita yang sejak tadi diam saja terus-terusan di sudutkan oleh ibu mertuanya itu terkesiap mendengar jika nanti ibu akan tinggal bersama di rumah. Dirinya tidak akan bisa hidup dengan tenang jika sampai Bu Neni tinggal bersama dengannya di rumah itu, tidak tinggal bersama saja wanita itu begitu pengeretan kepada dirinya dan juga Gani apalagi tinggal bersama pasti ibunya itu akan sangat menyulitkan mereka."Baiklah Bu, ibu akan tinggal bersamaku sebagai ucapan permintaan maaf atas apa yang sudah dilakukan oleh Anita," ungkap Gani. Anita harus mengurusnya. Anita bagai di sambar petir. Bagaimana bisa suaminya itu memberikan izin ibunya untuk tinggal bersama mereka tanpa meminta pertimbangan darinya padahal di sana ia juga memiliki hak yang sama."Aku tidak mau jika Ibu harus tinggal bersama kita," ungkap Anita menolak. Kali ini dirinya tidak ingin tinggal diam saja jika sampai ibunya tinggal di rumahnya maka pasti ia akan sama seperti anggota yang dijadikan pembantu oleh Bu Neni ia ben
Anggita masih saja cemberut, ia pun mengambil minum dan meneguknya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan teman dari kakaknya itu memangnya vibes orang tua itu sangat berbeda ya dibanding dengan dirinya. Caraka sangat sulit di tebak, padahal sikapnya terkadang dingin dan kaku. Tapi, terkadang menjadi lembut dan sering membuat bulu kuduk merinding.Caraka sangat menyebalkan, padahal Bunga yang masih kecil lebih tahu batasan. Kenapa dia yang sudah berusia matang seperti tak tahu jam. Masih pagi ke rumah orang, pikir Anggita.Caraka hanya tersenyum melihat wanita di sebelah nya bergumam kesal. Menurutnya wajah Anggita terlihat begitu imut saat wanita itu Tengah merajuk, bahkan Anggita pun tidak segan-segan menunjukkan jika dirinya tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh Caraka. Memang dirinya sengaja datang ke rumah temannya itu untuk mengajak Anggita lari pagi bersama karena dirinya yakin jika ia mengajak dari semalam pasti Anggita akan mengeluarkan jurus 1000 penolakan untuk dir
Melihat Anggita yang digandeng mesra oleh bosnya Caraka, membuat Beni benar-benar merasa sangat panas akan hal tersebut apalagi terlihat jelas Caraka menggandeng sang mantan istrinya itu dengan begitu mesra bahkan ia melihat Caraka menyapa beberapa karyawan serta rekan kerjanya yang lain.Penampilan Anggita yang begitu cantik dan mempesona membuat dirinya benar-benar merasa menyesal karena sudah melepaskan wanita itu, mengapa dirinya bisa begitu bodoh memilih padahal wanita yang sudah ada di genggamannya itu adalah wanita terbaik apa yang dikatakan oleh adiknya dulu itu ada benarnya jika ia sudah membuang berlian.Sandra menghampiri sang kekasih yang sejak tadi mematung saja tanpa berkata apa-apa ia penasaran sebenarnya apa yang tengah dilihat oleh Beni itu. Bahkan tatapan Beni begitu intens ia mengikuti arah tatapan itu ternyata mengarah kepada Anggita dan juga Caraka yang tengah berjalan bersama, ia melihat tatapan yang aneh di mata sang kekasih itu apakah kekasihnya merasa cemburu
Caraka benar-benar kesal bukankah dirinya sudah memperingati Anggita untuk tidak berada jauh-jauh dari dirinya itulah yang ia takutkan jika Beni akan mendekatinya kembali, tetapi mengapa wanita itu tidak mau mendengarkannya. Dirinya langsung saja menarik paksa Anggita dengan kasar untuk menjauh dari Beni serta beberapa orang yang mulai memperhatikannya, ia tidak mempedulikan Anggita yang terus-terusan berusaha untuk menghentakkan tangannya agar terlepas dari cekalannya.Caraka membawa Anggita ke tempat di mana hanya ada dirinya saja dan juga wanita itu menjauhi keramaian karena dirinya hanya ingin berbicara empat mata saja dan tidak ingin ada yang mengganggu dan mendengar apa yang ia ucapkan."Aku sudah mengatakannya bukan, jangan menjauh dariku," ungkap Caraka. Lelaki itu terus-terusan mengomeli Anggita, sekarang karena ulah dari wanita itu yang tidak mau menurutinya hal ini bisa terjadi.Anggita kesal dan juga marah, pertama Karena lelaki itu menariknya dengan begitu kasar tanpa mem
Tangan lelaki itu bergetar hebat memegang benda pipih yang baru saja diberikan kepadanya ia benar-benar tidak menyangka jika ternyata hubungannya dan juga Sandra selama ini bisa membuahkan sebuah hasil yang tidak diinginkan. Alat tes kehamilan yang sudah menunjukkan dua garis itu benar-benar membuat Beni tidak menyangka, dengan Anggita saja dirinya merasa sangat sulit untuk memiliki anak bahkan ia berpikiran jika wanita itulah yang memiliki masalah perihal kandungan yaitu Anggita mandul, semua dugaannya itu semakin menguatkan saat ia sudah mendapatkan alat tes kehamilan itu dan ternyata memang benar jika anggota yang memiliki masalah dan bukan dirinya.2 tahun lamanya mereka menikah dan tidak dikaruniai anak, seharusnya saat ini dirinya senang karena memiliki anak menjadi impiannya sejak dulu, tetapi sekarang dirinya Tengah bermasalah ia masih berusaha untuk mengejar Anggita agar mau kembali lagi kepadanya, tetapi mengapa justru Sandra dinyatakan hamil saat ia berusaha untuk mendapatk
"Aku bukan Beni, Anggita. Kamu tidak bisa memukul rata semua lelaki itu sama seperti dia," ungkap Caraka.Anggita menggeleng dulu dirinya terlalu bodoh dan percaya akan kata-kata cinta bahkan selama 2 tahun dirinya begitu tersiksa, terhina bahkan harga dirinya pun terus diinjak-injak oleh mereka. Namun, sekarang dirinya tidak ingin seperti itu lagi ia hanya ingin menikmati kebebasannya saja dan tidak mau juga terjebak lagi dalam pernikahan yang salah karena buktinya saja sekarang kakak iparnya walaupun bergelimang harta, serta Baskoro bukan orang yang gila wanita tetapi pernikahan kakaknya itu sangatlah dingin dan dirinya tidak mau jika anaknya seperti keponakannya yang selalu kesepian berada di rumah besar walaupun segala macam kebutuhannya sudah terpenuhi."Kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan saat menjadi seorang istri yang dituntut untuk serba bisa, aku juga masih belum ingin menikah walaupun bukan denganmu," ungkap Anggita. Anggita benar-benar masih merasa sangat trauma deng