Share

64. Siasat Bu Ajeng.

Damar tersenyum lebar. Lihatlah ibunya ini memang pintar sekali menyusun strategi. Kalimatnya pertamanya saja sudah bermakna sekali bukan?

"Ada Mama dan Chika juga lo, Oma. Kami tidak disuruh duduk juga?" Lagi-lagi Chika menyela. Suri beradu pandang dengan Damar. Rasa-rasanya kalimat-kalimat yang dilontarkan Chika agak tidak biasa. Terlalu dewasa untuk anak kecil berusia sepuluh tahun.

"Kamu dan mamamu 'kan bukan orang lain di sini. Sudah termasuk tuan rumah. Masa sih tuan rumahnya disuruh-suruh lagi. Benar tidak?" Bu Ajeng memberi pengertian pada cucunya dengan bijak. Namun tak urung ekor matanya menyambar Murni yang tersenyum simpul. Melihat senyum itu, Bu Ajeng sudah bisa menyimpulkan sesuatu. Murni cuma mulai mencuri start untuk mempengaruhi Chika rupanya. Sebaiknya nanti ia akan memperingati Murni secara khusus. Ia tidak menyukai trik-trik kotor ini. Apalagi melibatkan anak sendiri. Keji sekali mengotori hati anak-anak yang masih suci dengan kecemburuan pribadi.

"Mari, sekarang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status