Share

Bab 195. Menangis Haru

"Mbak! Mbak Putri! Mbak nggak apa-apa?" seru Bik Jum dari balik pintu kamar mandi, sedangkan aku masih menatap tespek garis dua itu dengan tangan bergetar.

"Mbak kenapa Mbak? Mbak nangis?" tanyanya lagi, terdengar begitu khawatir padaku.

"Aku nggak apa-apa Bik," sahutku pelan.

"Bener Mbak nggak apa-apa?"

"Ya!"

"Ya sudah, ini sarapannya Bibik taruh di meja ya?!"

"Ya Bik! Makasih ya, aku nggak apa-apa kok." Aku menyahut dari dalam, dengan suara parau. Dalam hati aku masih belum percaya kalau ini benar-benar nyata.

"Ya Allah akhirnya aku akan jadi seorang ibu," gumamku pelan.

Ingin menghubungi Mas Raffi dan memberitahukan kabar bahagia ini, tapi rasanya kurang seru kalau langsung memberitahunya.

Tiba-tiba muncul ide di kepalaku. Aku tersenyum membayangkan reaksi Mas Raffi nanti.

Aku kembali ke kamar mendapati sarapan pagiku di atas nampan, dengan segelas susu jahe.

Meski rasanya perutku masih enek dan kurang nyaman, mengingat ada janin di dalam sini, aku harus makan.

"Alhamdulillah, y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status