Situasi masih panas, Laras masih belum menerima kenyataan jika tidak ada satu persen harta warisan diberikan pada suaminya."Mas, lakukan sesuatu," ujar Laras pada suaminya.Namun Raffi tidak mau ikut campur soal harta warisan milik mendiang istrinya itu."Sudahlah sekarang semuanya sudah jelas, harta warisan itu milik anak-anak Rendra sekarang."Tapi Laras tidak mau mengalah. "Aku akan tetap menuntut hak bagianmu. Rendra tidak memiliki anak laki-laki, lalu kenapa tidak 50% harta warisan itu diberikan padamu. Kenapa hanya 30%, dan ke mana bagian 20% nya?" Tanya Laras."Saya akan melanjutkannya lagi. Jika saudara Rendra, memiliki anak lebih dari dua. Misalnya 3 atau 5. Harta warisan akan 100% diberikan pada saudara Rendra dengan catatan. Semua anak tersebut memiliki harta warisan yang sama."Laras semakin panas mendengar hal itu. "Saya tanya 20% nya lagi kemana sekarang hanya memiliki satu anak?""20% nya lagi akan diberikan pada saudara Rendra sendiri."Meskipun tidak memiliki harta w
"Rendra aku ingin bicara sama kamu!" ucap Bianca. Setelah dari rumah utama, dan kembali ke apartemen. Bianca memutuskan ingin membicarakan kembali tentang warisan yang diberikan mendiang Ibu Rendra pada Keyla. Jujur saja Bianca juga ingin mendapatkan warisan tersebut. Meskipun, dirinya yang bukan melahirkan Keyla. Tapi Bianca lah yang akan menjadi ibunya. "Ada apa." Bianca menarik tangan Rendra untuk masuk ke dalam kamar mereka. Bianca tidak ingin jika pembantu di apartemen mereka mendengarkan pembicaraan. "Aku mau kamu, menyerahkan harta warisan yang 10% Naira untuk aku." Rendra mengerutkan keningnya. "Apa yang kamu katakan Bianca?" "Iya Rendra, kamu tahu kan. Kamu dan Naira itu masih menikah siri, jadi aku mau. Dalam surat akta kelahiran itu atas namaku sebagai ibu Keyla. Aku juga menginginkan warisan yang dimiliki Naira untuk aku. Lagian kalian kan tidak menikah resmi secara negara." "Aku tidak bisa melakukan hal itu, warisan 10% itu milik Naira bagaimanapun, kamu tidak ada
Semenjak Naira koma, Bianca selalu menunjukkan perhatiannya sebagai seorang istri yang penurut. Bahkan Bianca mengurus Keyla dengan baik demi harta warisan yang akan diwariskan Keyla nanti dengan harapan dia juga akan mendapatkannya. Bianca juga bekerjasama dengan orang yang ada di rumah sakit merawat Naira saat ini, untuk memastikan jika Naira tidak bangun-bangun untuk selamanya. Bianca juga akan membuat Rendra maupun Keyla melupakan jika ada Naira di dunia ini bahkan Bianca melarang Bi Nimah untuk memberitahu Keyla tentang siapa ibu yang sudah melahirkannya. "Rendra mulai sekarang, aku ingin manggil kamu dengan sebutan Mas, atau Ayah. Soalnya aku nggak mungkin manggil kamu dengan sebutan nama terus, Keyla sudah mulai mau bicara. Nanti dia manggil kamu dengan sebutan Rendra juga." "Kamu benar, terserah kamu manggil aku Mas ataupun Ayah aku senang saja.." Rendra tidak memaksa untuk dipanggil Mas atau Ayah oleh Bianca. Untuk anaknya wajib memanggil dirinya ayah. "Baiklah Mas, bagaim
Siang ini Rendra memutuskan untuk pergi ke rumah sakit melihat keadaan Naira, kesempatan ini dia gunakan ketika Bianca pergi ke Singapura untuk jalan-jalan. Karena jika Bianca tahu dirinya pergi ke rumah sakit melihat keadaan Naira, maka Bianca akan marah-marah. Dan yang berkata hal yang tidak tidak. "Selamat siang suster, Saya ingin melihat keadaan istri saya," ucap Rendra pada suster yang merawat Naira. "Selamat siang juga, Pak. Silahkan." Pada saat Rendra membuka pintu ruangan Naira dirawat. Rendra dibuat heran ketika melihat seorang pria yang memeriksa keadaan Naira. Memang hal biasa yang dilakukan dokter untuk memeriksa keadaan pasiennya. Namun perilaku dokter yang melihat kondisi Naira tampak berbeda. Membuat Rendra tidak menyukainya. "Pak, perkenalkan dia adalah dokter baru yang akan merawat istri anda selama beberapa bulan ke depan. Namanya dokter Arga." Suster memperkenalkan dokter Arga pada Rendra. "Dokter Arga, dokter spesialis bedah yang baru di rumah sakit ini."
"Anak?" Dokter Arga heran. Namun beberapa detik dia mengerti jika penyebab Naira koma adalah pendarahan."Ibu Naira tenang dulu ya. Saya ingin mengecek keadaan Bu Naira terlebih dahulu."Nairs dia mengedipkan matanya memberikan tanda setuju. Lalu kemudian dokter Arga mulai mengajukan beberapa pertanyaan tentang apa yang dirasakan Naira saat ini. "Boleh saya mengajukan pertanyaan?""Boleh…" balas Naira pelan."Apa yang Bu Naira rasakan saat ini?"Naira menggelengkan kepalanya, bahwa dia tidak merasakan apapun.Lalu dokter Arga pun mengajukan pertanyaan lainnya. Sampai pada akhirnya dokter Arga memastikan bahwa kondisi Naira baik-baik saja."Alhamdulillah keadaan Bu Naira Normal dan tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.""Dokter bagaimana dengan keadaan anak saya. Dan di mana semua keluarga saya, Kenapa mereka tidak ada satupun menemani saya di sini?"Dokter Arga yang mendapat pertanyaan seperti itu tentu saja bingung, dokter Arga hanyalah dokter baru yang merawat Naira. Dia tidak me
Rendra dan Naira saat ini sedang menuju perjalanan pulang ke apartemen. Sungguh Naira tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya. "Key, kamu pasti sudah besar, ibu udah gak sabar ingin ketemu sama kamu, Nak," batin Naira. Ia tidak berhenti tersenyum selama perjalanan menuju pulang ke apartemen. Tanpa mereka ketahui, bahwa saat ini Bianca sudah ada di rumah sakit dan ketika mengetahui jadwal kepulangan Naira, Bianca mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk langsung datang ke apartemen di mana Naira tinggal sebelumnya saat hamil Keyla. "Mas," "Hm." "Aku mau tanya sesuatu boleh?" "Silahkan." "Bagaimana dengan hubungan pernikahan kita selanjutnya. Bukannya Mas ingin menceriakan, Nai?" "Kita bahas ini nanti di apartemen," balas Rendra singkat. Rendra sendiri masih memikirkan apa keputusan apa harus di ambilnya. Dia masih membutuhkan Naira untuk melahirkan keturunannya. Tapi rencana ini harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Bianca. Hingga tidak lama kemudian mereka sampai di
Naira tidak bisa berkata-kata lagi dengan situasi yang sama sekali tidak pernah dirinya duga. Dulu ia sangat tidak menyukai wanita yang menjadi istri kedua atau wanita simpan. Tapi kenyataannya sekarang. Tanpa dirinya sadar dia telah menjadi wanita simpanan. "Ceraikan Naira sekarang juga. Aku tidak mau tahu," kata Bianca dengan suara lantang. "Mas, aku minta penjelasan sekarang juga. Aku mohon," pinta Naira. Kondisi di dalam apartemen yang menjadi tempat tinggal Naira itu masih panas. "Untuk apa kamu meminta penjelasan dari Mas Rendra. Sudah jelas-jelas bahwa kamu itu pelakor," seru Bianca. "Jika memang itu benar, aku mau Kita pisah. Aku nggak mau jadi madu rumah tangga orang. Aku mau kita cerai sekarang juga. Ucapkan talak untukku sekarang," pinta Naira sambil menatap wajah suaminya dengan serius. "Tidak!" balas Rendra tegas. "MAS!" teriak Bianca dengan suara lantang. "Aku tidak akan menceraikan Naira sebelum aku mendapatkan seorang anak laki-laki," putus Rendra tegas. "Aku
"Sekarang apa keputusanmu?" tanya Rendra pada istri keduanya Naira. "Mas, pokoknya aku nggak setuju. Kalau kamu tetap mempertahankan Naira, aku akan pergi bersama dengan Keyla. Silahkan, jika kamu ingin bersama dengan Naira dan anak kalian nanti." Naira bingung dengan keadaannya saat ini. Jika Ia tetap mempertahankan pernikahannya dengan Rendra. Maka selamanya dia tidak akan pernah bertemu dengan anak pertamanya Keyla. Anaknya akan dibawa jauh oleh Bianca. Istri pertama suaminya. Tapi jika dia memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Maka keadaannya tetap sama, dia akan dijauhkan dengan anaknya oleh suaminya. Pilihan yang sangat sulit membuat Naira tidak tahu harus bagaimana. "Ya Allah, keputusan apa yang harus aku ambil. Aku tidak ingin menyakiti siapapun termasuk istri pertama Mas Rendra. Tapi jika aku memilih bertahan aku tidak akan pernah bisa melihat anakku," batin Naira. "Jangan dengarkan Bianca. Aku berjanji jika kamu mau bertahan dan memberikan aku anak laki-laki. Maka a