Mendadak waktu jadi cepat sekali berlalu, siang tadi dia menandatangani dokumen pemindahan harta, Dan malam ini Zoya sudah berada di rumah utama keluarga Floyd. Rumah yang 6 tahun lalu telah dia tinggalkan namun kini tiba-tiba Zoya seperti kembali ke titik awal."Ayo sayang, ini adalah rumahmu," ucap mama Emma, dia menatap Zoya sendu seraya mempersilahkan sang menantu untuk masuk lebih dulu ke dalam rumah tersebut.Akhirnya hari ini tiba juga, mereka kembali berkumpul di rumah ini dan menjadi keluarga yang sesungguhnya."Selamat datang Austin, Tante memiliki banyak hadiah di dalam untukmu," ucap Prisila.Austin sudah berjingkrak kegirangan dan Aland lantas menarik istrinya itu untuk segera masuk karena melihat Zoya hanya diam saja."Tidak ada yang berubah dari rumah ini, satu-satunya yang hilang hanyalah kamu dan Austin. Aku bersyukur karena pada akhirnya kalian kembali," ucap Aland, seraya memeluk pinggang Zoya dengan erat, memeluk posesif sampai Zoya tak bisa menghindar."Zoya, ayo
Zoya benar-benar seperti kembali ke awal, bukan hanya tentang kembali mendatangi rumah ini untuk dia tinggali, tapi juga tentang pertama kali hubungannya dengan Aland tercipta. Malam itu ulang tahun perusahaan keluarga Floyd, Aland yang mabuk menarik Zoya hingga membuatnya hamil. Dan malam ini Aland kembali menyentuhnya dengan paksa. Bahkan tidak peduli dengan dia yang sudah menangis, Aland tetap melancarkan aksinya hanya demi sebuah kepuasan. "Apa terasa sakit?" tanya Aland setelah dia berhasil menyatukan diri, sedangkan Zoya mana bisa menjawab pertanyaan tersebut, karena yang paling sakit adalah hatinya. Zoya justru memalingkan wajah, engan untuk menatap pria yang telah berhasil menguasainya."Aku akan mulai bergerak," ucap Aland lagi dan setelahnya dia pun menepati ucapannya tersebut, gerakan yang awalnya begitu perlahan dan seterusnya ditambah tempo.Memang malam ini terasa sangat berbeda seperti beberapa tahun yang lalu, dulu Aland menyentuhnya dengan sangat kasar tapi malam i
"Kenapa Daddy keluar sendiri? dimana mama?" tanya Austin ketika melihat sang ayah datang seorang diri ke meja makan, sementara semua keluarga sudah berkumpul di sini, Oma Emma dan Tente Prisila yang selalu mendampingi dia. "Mama masih mandi, sepertinya dia masih butuh waktu yang lama," balas Aland, dia melihat jam belum ada 5 menit istrinya mandi, jadi Aland putuskan untuk ikut duduk di sana dan menyeduh teh hangatnya."Kak, bisa aku minta tolong sesuatu?" tanya Aland."Hem, katakan," balas Prisila, dia juga langsung menatap ke arah sang adik menatap dengan intens."Carikan aku Wo untuk mengurus pesta pernikahan ku dengan Zoya.""Jadi kalian putuskan untuk menikah lagi?""Tentu, Karena sekarang dia punya identitas yang baru.""Itu keputusan yang tepat. kamu tidak perlu mencemaskan apapun aku akan mengurus semuanya dengan Erile," balas Prisila pula. sebuah jawaban yang membuat Oma Emma langsung menatap ke arah anak gadisnya tersebut. sekarang keluarga mereka telah kembali utuh, Oma E
Dengan menggandeng tangan sang keponakan, Prisila pun keluar dari rumah tersebut. Antusias sekali dia hendak mengantarkan Austin ke sekolah."Tante, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Austin ketika mereka berdua sudah sama-sama duduk di dalam mobil, Prisila juga sudah menghidupkan mesin mobilnya siap untuk melaju. "Tanya apa sayang? katakan lah," jawab Prisila pula, dengan hati-hati dia mulai membawa mobil itu untuk keluar dari halaman rumah utama keluarga Floyd."Daddy dan mama akan menikah lagi? Apa akan ada acara besar-besaran?" tanya Austin."Iya, mama dan Daddy akan menikah lagi, tapi sepertinya tidak terlalu besar-besaran. Yang penting adalah makna dari pernikahan itu tersampaikan pada semua orang," jelas Prisila, sederhana baginya jelas tetap mewah di mata Zoya dan Austin. "Kenapa Austin bertanya seperti itu?" tanya Prisila pula, apalagi saat dilihatnya Austin mendadak sendu, sedikit menundukkan kepalanya. "Aku takut," jawab Austin lirih dan Prisila langsung tahu
"Tidak Kak, tidak perlu melakukan apapun untukku," ucap Zoya dengan suara yang terdengar lirih."Aku matikan teleponnya," ucap Zoya lagi, lalu setelahnya dia benar-benar memutus sambungan telepon tersebut tanpa menunggu tanggapan apapun dari Prisila lebih dulu.Zoya tidak tahu, bahwa untuk menjawab panggilan telepon darinya Prisila sampai lagi-lagi menghentikan mobilnya di tepi jalan. Takut jika ada hal penting yang ingin Zoya katakan.Tapi sekarang balasannya justru hanya sebuah panggilan telepon yang terkesan dingin.Namun kini Prisila tidak merasa tersinggung sedikit pun, mereka memang butuh waktu untuk memperbaiki semuanya. Prisila sangat sadar diri, selama ini dialah yang acuh, dialah yang dingin bahkan dialah yang selalu mencela.Huh! Prisila membuang nafasnya secara perlahan, lalu kembali melajukan mobilnya tersebut menuju rumah sakit.**Di tempat lain, Sofia tentu makin terkejut mendengar ucapan Zoya, kini dia ingin melawan namun langsung sadar bahwa lawannya adalah keluarga
"Al," panggil Adeline dengan suaranya yang terdengar lirih. Ini juga adalah pertemuan pertama mereka setelah waktu berlalu lama, setelah Aland memutuskan untuk mencari anak dan istrinya mereka tidak pernah lagi bertemu.Tapi Adeline selalu berada di tempat yang sama, dia menunggu untuk Aland kembali. Dan kini dia sungguh butuh penjelasan, sayangnya Aland tidak bersedia menemuinya secara pribadi, jadi terpaksa dia menunjukkan diri dengan cara seperti ini.Di tempat itu keadaan cukup ramai tapi bagi Adeline di dunia ini seolah hanya ada dia dan Aland, dari sorot matanya sudah mengabarkan semua yang ada di dalam hati. Tentang rindu dan juga banyak pertanyaan.Dan Zoya yang melihat Adeline ada dihadapannya, dia jadi kembali diselimuti dengan perasaan tidak percaya diri. Baginya selama ini Adeline adalah wanita yang sempurna, satu-satunya wanita yang memang pantas bersanding dengan Aland.Siapalah dia jika dibandingkan dengan Adeline? Tidak ada apa-apanya, kini Zoya bahkan coba melepaskan
Tok tok tok!Suara ketukan pintu itu akhirnya menghentikan perdebatan diantara Aland dan Zoya, keduanya kompak menatap ke arah pintu penasaran siapa yang datang malam-malam begini.Aland bergerak lebih dulu untuk membuka pintu tersebut, sementara Zoya malah langsung pilih untuk duduk di pinggir ranjang."Kak," ucap Aland ketika melihat sang kakak berdiri di depan pintu. Ada beberapa hal yang ingin disampaikan oleh Prisila, karena itulah dia datang kemari."Boleh aku masuk sebentar?" tanya Prisila dan Aland pun langsung membuka pintu lebar-lebar, mempersilahkan sang kakak untuk segera masuk.Aland dan Prisila lantas pilih untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar tersebut, Zoya sebenarnya enggan untuk ikut bergabung tapi Aland justru memanggilnya, hingga kini akhirnya mereka bertiga duduk bersama."Aku dan Erile sudah menemukan WO untuk pernikahan kalian berdua. Mereka juga sudah memberikan beberapa konsep yang bisa kalian pilih, ingin lihat atau kalian punya konsep sendiri?" tanya k
Percuma saja Zoya berteriak di dalam hati menolak semua ini, karena pada akhirnya kini dia pun berdiri tepat di hadapan Aland. "Tuan Aland," sapa dokter Kania seraya menundukkan kepalanya memberi hormat."Kenapa kamu bisa ada di sini? Mana sopirku?" tanya Zoya langsung, dia lihat mobil sang supir sudah tidak terparkir di tempat tadi, mendadak hilang entah kemana. "Karena aku datang jadi dia ku minta pulang," jawab Aland dengan santainya, Aland juga langsung menarik Zoya agar sang istri berada di sampingnya, bukan di samping dokter Kania. "Pertemuan kalian sudah selesai?" tanya Aland kemudian, pertanyaan yang ditujukan oleh kedua wanita itu. Zoya ingin menjawab belum tapi ternyata dia kalah cepat dengan dokter Kania, "Sudah Tuan, hari ini aku sudah memiliki janji temu dengan beberapa pasien jadi tidak bisa berlama-lama," ucap Dokter Kania, "Kami akan mengatur jadwal untuk bertemu lagi," timpalnya kemudian.Dan pada akhirnya Zoya hanya mampu membuang nafasnya dengan kasar. Saat itu