Share

Bertemu Pengantin Baru

"Mas, lipstiknya mana?" Aku tepuk jidat. Kenapa pula bisa lupa membelikan pesanannya.

"Maaf, Sayang. Mas lupa, beneran. Besok saja ya Mas beliinnya," ujarku jujur. Indri malah mengerucutkan bibirnya.

"Mas gimana, sih? Makanya kalau istri pesan sesuatu itu dengerin, masukin ke hati yang terdalam biar nggak lupa! Mas keseringan, deh. Minggu lalu, aku mau martabak telur eh malah pulangnya bawa martabak manis. 'Kan nggak lucu, Mas." Panjang lebar Indri menceramahiku.

Kalau hari itu memang keliru, tapi untuk sekarang, aku benar-benar lupa dengan perasaan Indri. Entah lah, pikiranku melayang ke mana-mana, semenjak pagi tadi melihat mantan istri dibonceng Pak Guru Arkan, aku tak bisa fokus mengerjakan atau mengingat sesuatu.

Masa iddah Aidah memang sudah berakhir satu bulan yang lalu. Apa tak terlalu cepat dia menikah dengan lelaki lain? Semudah itu kah dia melupakanku?

Lalu kenapa harus dengan Pak Guru Arkan? Kenapa bukan dengan Faiz, lelaki yang selama ini terang-terangan dekat dengannya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tempe
masalah jantan ni. belajar je tinggi, tp bodoh.
goodnovel comment avatar
Warni QiyamulLail
laki gak ngaca, Dia dulu yg nikah sama yg lain kan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status