Sandra melihat ke arah Dr. Adrian dan berusaha untuk tidak melawannya lagi namun aku benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dokter tersebut masih membiarkan aku untuk beristirahat barang sejenak.Sandra tak ingin terlihat lemah berusaha menanyakan penyakitku kepada dokter tersebut, “Katakan saja, dok?” tanya Sandra yang memberanikan diri.Dr. Adrian bergumam.“Hmm, aku belum berani, setelah pengobatanmu selesai di sini. Kau ke ruanganku saja, aku juga tidak enak jika aku harus mengatakan di sini“Katakan saja, aku tidak akan terkejut,” ucap Sandra yang juga ingin mencari tahunya. Tak berapa lama aku mendengar bunyi telepon masuk pada teleponku sendiri.Kring KringSandra melihat tampak layar Lcd, Tania menelepon, “Aah, kau ini benar-benar,” sapa Sandra. Dari ujung telepon Sandra mendengar suara nada getir dari Tania. “Bagaimana? Kau tidak kenapa-kenapa, bukan?” tegurnya yang panik kepada Sandra.Sandra memegang kepalanya tak mungkin lagi ia bisa membohongi Tania, “Aku di IGD. Aku
Heru masih khawatir apa yang terjadi dengan kesehatan Sandra, ia juga ingin menjenguknya sesegera mungkin namun hatinya juga masih berat dengan kepergian Sandra dari rumahnya. Anita keluar dari dalam kamarnya melihat suaminya yang sedang terduduk begitu saja. “Masih memikirkan anak tak tahu diri itu?” sentak Anita dengan kasar.Mendengar ucapan istrinya yang kasar itu, membuat Heru menghembuskan napasnya dengan berat. “Bukan urusanmu.” Heru bangun dari tempat duduknya, ia menyampirkan jaketnya sendiri ke pundaknya.“Bukan urusanku? Lalu, kau ini apa?”“Kau ini! Bisakah kau tidak bertindak dengan gegabah?” pekik Heru.“Lupakan saja anak tak tahu diri itu!” amuk Anita. Saking marahnya Anita kepada Heru, ia masuk ke dalam kamarnya.Brak!Suara pintu terbanting di belakang, Anita duduk di pinggir kasur sementara napasnya berburu. Belum lama Anita duduk, ia menerima panggilan telepon, ia melihat mamanya sendiri. Anita berdecak kesal, ia juga tidak ingin memberitahunya namun bisikan setan m
Pikiran Heru kalut ia seakan tidak percaya ia melakukan hal itu lagi, saking khawatirnya dengan Sandra ia pergi meninggalkan apartemennya menuju taman bermain anak-anak. Heru duduk di ayunan, ia menghubungi Tania untuk mendapatkan berita terkini.Tania sendiri juga tidak tahu dimana Sandra berada namun ia juga ingin melihat sahabatnya sendiri yang sedang kesusahan. “Paman, maaf, aku sendiri juga tidak tahu dimana Sandra sekarang,” cetusnya.“Kau yakin tidak tahu dimana dirinya?” ujar Heru yang ingin mencari tahu keberadaan Sandra.“Ya, aku juga tidak tahu. Dia hanya mengatakan bahwa ia tinggal di rumah susun dekat dengan apartemen paman bahkan tidak terlalu jauh dengan tempatnya bekerja,” timpal Tania.“Baiklah kalau kau memang benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. By the way, bagaimana dengan Kevin? Apa dia tahu sesuatu?”“Sepertinya ia juga tidak tahu,” ujar Tania yang memberitahu.Heru tak bisa berkutik lagi, ia memijat kepalanya yang tidak sakit dengan tangannya sendiri. “Ya su
“Apa? Sandra sakit?” Kevin terhenyak dari pandangan wanita yang baru saja belum lama lewat, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan dirinya juga sudah terlanjur bertemu dengan Tania.“Ya, dia sakit. Aku juga tidak tahu ia sakit apa tapi setidaknya kau harus tahu apa yang terjadi kepada dirinya,” ucap Tania yang memberitahu kepada Kevin.“Aku tak mengerti apa maksudmu, Tania,” tutur Kevin yang masih tak mengerti arah pembicaraan mereka. “Bukankah tadi aku mengatakan bahwa Sandra di perkosa, aku berusaha mencari tahu apa yang terjadi pada waktu tersebut,” tuding Kevin.Tania melepas cengkraman tangan yang ia daratkan kepada Kevin, ia juga tidak ingin Kevin salah sangka dengan ucapannya. Tania menggigit bibir bawahnya. “Maaf,” kata Tania sembari merapihkan rambutnya sendiri.“Aku juga berusaha untuk bisa menerima Sandra seutuhnya, aku tidak tahu apa yang menimpanya justru sekarang ini berusaha menggunakan cara apapun untuk dapat melakukan apa yang menurutku terbaik,” seloroh Kevin.“Jadi
Kevin menatap wajah Linda yang tengah berada di depannya. “Bisakah kau pergi dari hadapanku?” sentak Kevin yang seakan sudah tidak ingin melihat Linda di hadapannya.“Kenapa kau melakukan hal tersebut kepadaku? Aku bahkan ingin berbincang denganmu,” ungkap Linda kepada Kevin.“Tapi aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku sedang banyak urusan,” sergah Kevin yang juga tidak ingin banyak bicara dengan kondisi yang terjadi di depan matanya. “Kalau kau tidak ingin pergi, aku akan memberitahu siapa kau sebenarnya,” tegas Kevin.Linda tersentak dengan ucapan yang di lontarkan Kevin kepadanya. “Kalau kau berani mengatakam siapa aku, aku tidak akan segan-segan memberitahu Ibumu apa yang kau lakukan selama ini,” ancam Linda.Kevin sendiri malah lebih terkejut lagi, ia sendiri juga baru menyadari satu hal yang selama ini di tutupi oleh Linda, ia tidak tahu bahwa Ibunya dengan sengaja mempertemukan dengan Linda. “Sejak kapan?”“Kau ingat waktu kita bertemu di depan restaurantmu?” tanya ulan
Tatapan ketiga orang tersebut jelas saja membuat Sandra sedikit khawatir, ia juga yang tidak ingin memberitahukan akhirnya harus memberitahukan hal yang sedikit memberatkan hatinya. Suasana masih sedikit bersitegang, Heru melirik satu per satu.Wajah Dr. Adrian juga menyiratkan bahwa hal ini sangat sensitive bagi Sandra yang baru saja mengalami muntah darah. “Kau sebagai dokternya, mengapa hanya diam? Ada aku jadi katakan saja apa yang terjadi,” ujar Heru.Bahu Dr. Adrian merosot ia tidak percaya bahwa ia harus mengatakan hal yang sangat berat hati, mata Dr. Adrian juga memandang kepada Sandra meminta persetujuannya untuk memberitahukan kondisi terkini kepada Sandra.Sandra yang paham akan kondisi tersebut, membuat ia juga tidak ingin berlama-lama di ruangan Dr. Adrian, pastinya juga ada pasien lain yang harus di kunjungi atau di periksa oleh Dr. Adrian. “Bagaimana?” tanya Dr. Adrian.Sandra memegang kepalanya, ia perlu menjawab lontaran pertanyaan yang di lemparkan Dr. Adrian kepada
“Apa-apaan ini? Kalian dilarang masuk secara sembarangan,” cegah petugas keamanan yang sudah lelah akan kejadian di rumah sakit. “Kalau kalian sembarangan, aku akan menangkap kalian semuanya,” gertak petugas keamanan.“Berani menangkapku?” cetus Mike. Mike mengeluarkan tanda pengenal milik dirinya, ia juga mendekatkan tanda pengenal kepolisiannya kepada petugas tersebut. “Jangan buat aku kesal,” lanjut Mike.Petugas keamanan hanya bisa menelan salivanya, ia juga mendengus kesal dengan perbuatan para detektif yang masuk ke dalam ruang kerja Dr. Adrian, masalah satu belum selesai muncul lagi masalah lain.Sandra sedikit pesimis dengan kejadian yang ada di depan matanya dengan sedikit ogah-ogahan ia berdiri dari kursi rodanya dan meminta Kevin mendekat kepada dirinya. Sandra menyilangkan kedua tangannya di dadanya. “Jelaskan mengapa kau datang kemari,” pinta Sandra dengan nada jengkel.“Aku mempertaruhkan semuanya hanya demi dirimu, Sandra,” ucap Kevin.“Dia benar,” seloroh Mike ketika i
Berita tersebarnya mantan kepala sekolah di SMA Saint Piterbursgh di tangkap membuat para wartawan meyakini bahwa itu hanyalah sebuah wacana untuk meningkat reputasi sekolah tersebut. Sungguh di luar dugaan tak ada yang pernah tahu bahwa masa lalu Sandra akan terbuka seperti sebuah kotak Pandora yang terbuka pada waktunya. Tania ingin menelisik lebih jauh masa lalu sahabatnya sendiri, Sandra, ia ingin mengetahui semuanya tanpa ada yang di tutupi.Tania yang masih tidak percaya berusaha untuk mengulik kepada Sandra. “Katakan apa yang harus aku beritahu kepada teman-teman, aku juga bingung, Sandra,” ucap Tania yang sesegukan.“Aku sengaja menutupinya karena aku takut, jika Tasha tahu bahwa ayahnya melakukan hal itu kepadaku,” jawab Sandra, “Lalu, aku mencoba untuk menutupinya hingga sekarang dan ternyata malah aku juga ikut terseret,” lanjut Sandra.Kevin merasa tidak tega dengan ucapan Tania kepada Sandra. “Tania, hentikan kau bukannya membantu malah membuatnya semakin terpuruk,” bal