Share

Jujur-Jujuran Saja

Jamal mengaktifkan mode telepon nirkabel di mobilnya. Dia tidak mau menyiakan teknologi maju kendaraannya. Pun itu mempermudahnya untuk mengemudi.

"Halo, Bae. Kamu di rumah?" tanya Jamal langsung. Dia masih ingat perkataan istrinya yang tidak mau bertemu dengannya hari ini yang disampaikan tadi malam. Walaupun dia tahu itu hanya gurauan, tapi ... rasanya akan sangat mengecewakan saat tahu dengan benar bahwa ucapan istrinya adalah kebenaran.

"Iya. Emang kenapa, Jae?" Juwita baru saja selesai membuat kukis. Dia ingin mencoba resep dari kenalan mamanya yang menjual kue dan roti. Dia tidak berniat untuk menjajakannya ke orang lain, cukup keluarganya saja.

Jamal menghela napas lega. "Syukurlah. Kamu enggak jadi ke butik, kan, hari ini? Sabtu, loh."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status