Share

Mas Arifin

Napas mereka memburu. Peluh yang berjatuhan dari dahi membasahi tubuh mereka. Hawa dingin sekitar tak mampu membendung panasnya suhu tubuh mereka.

"Gila, anjir. Kenapa pasukannya juga banyak banget. Untung gue narik lo biar enggak keseret. Bisa enggak keluar-keluar kita." Haikal memegang dadanya yang berdegup kencang. Dia membungkuk dan menyangga badannya dengan memegang lutut. Begitu pula dengan Rani.

"Iya, anjir. Kayak mau mati aja. Untuk enggak koit di dalem." Rani ikut mengomentari.

Syahid masih berdiri tegak. Dia bersedekap melihat kedua temannya yang mengoceh itu. Dia mencep. "Yang antusias siapa. Yang teriak-teriak siapa. Yang kena teriakan siapa." Dia mengusap-usap dan menjentikkan jari di sebelah telinganya, mengetes apakah bagian tubuhnya itu masih berfungsi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status