Share

27

"Kenapa, Mas?" Mata Isma berfokus padaku.

Aku mengangkat alis dan berkata, "Mas Romi masuk penjara."

"Mas Romi masuk penjara? Apa Mas yang sudah melaporkannya?" tanya Isma datar sembari menatap Tegar yang tertidur pulas.

"Enggak. Aku percaya setiap perbuatan ada balasannya. Mungkin ini balasan untuknya. Meski bukan tanganku sendiri yang menyeretnya ke sana." Aku meniup-niup bakso untuk kusuapkan pada Isma.

"Jangan ditiup, Mas!" Seru Isma tanpa melihat wajahku. Pasti dia tahu dari suara yang keluar dari mulutku.

"Panas ya ditiup. Kalau enggak, lidah bisa terbakar."

"Ya tunggulah sebentar. Aku juga enggak begitu lapar."

"Lagian kenapa 'sih, cuma ditiup doang."

"Karena tidak baik untuk kesehatan, Mas. Ketika kita meniupkan makanan, kita mengeluarkan kandondioksida. Zat itu akan bercampur dengan panas. Apabila tercampur dan masuk ke dalam tubuh, akan membentuk senyawa asam. Selain itu, juga berkaitan dengan adab. Jadi terlihat rakus. Lagi pula, rosullullah juga mencontohkan begitu."

"Dek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status