Florida, Amerika SerikatLize mengangkat pandangannya ke atas, satu tangannya memegangi topi pantai yang menghalau pandangannya dari teriknya matahari yang menyengat meski angin pantai di sekitarnya mengibarkan rambut hitam panjangnya.“Lize—”Lize berbalik saat mendengar panggilan itu, menemukan Papinya yang sudah siap membaur bersama laut yang membentang luas tidak jauh di depannya.“Ya Pap?”“Apa yang kau pandangin sayang?”Lize menunjuk ke ujung cakrawala, ke arah matahari yang bersinar teriķ.“Terlalu panas.”Papinya tersenyum, “Sebaiknya kau bersenang-senang sementara kita berada di sini.”Lize menggelengkan kepala, “Meskipun ingin tapi aku tidak tertarik. Mana Mami?”“Berjemur.”Lize menoleh ke belakang, melihat Maminya yang sedang hamil adik kembarnya memasuki usia kandungan tujuh bulan menikmati teriknya matahari yang langsung menyengat kulitnya. Di sampingnya, Omanya melakukan hal yang sama sembari bermain pasir dengan Lucia.“Pap—”Entah kenapa, Lize merasa tubuhnya tidak e
Setelah hari itu, hidup Lize sepenuhnya berubah. Dia sama sekali tidak pernah membayangkan suatu saat nanti, dia akan merindukan sinar matahari yang menyengat seperti panasnya Florida. Yang bisa dia lakukan saat ini ketika melihat sinar matahari hanyalah tersenyum tanpa ekspresi, berdiri di balik kaca transparan kamarnya yang tidak bisa ditembus matahari dan mencoba menerima keadaannya dengan lapang dada. Hari itu, saat mereka pergi liburan ke Florida yang seharusnya dua minggu menjadi dua hari, Lize divonis menderita penyakit langka Polymorphous light eruption (PMLE) yang menyebabkan kulit seperti terbakar jika terkena sinar matahari. Intinya, hidupnya terancam bahaya jika dia berada di bawah sinar matahari terlalu lama. Bahkan sekarang, sedikit saja bersentuhan langsung dengan sinar matahari, kulitnya akan mulai melepuh seperti terbakar. Sungguh ironis hidupnya saat ini. Terkurung dalam dinding kaca saat siang dan melakukan semua kegiatan di luar rumah saat malam. Selama setahun d
Desember, 2017Emirates Indonesia, Jakarta - London"Excusme Sir, do you need something else?"Zafier menurunkan kaca mata hitam yang dikenakannya saat pramugari cantik berambut coklat yang sejak awal dia masuk ke dalam pesawat komersil yang akan membawanya ke London melancarkan kode minta di belai sampai akhirnya wanita itu nekat mendekat. "Your phone number, please?" Jawab Zafier to the point seraya melepas kacamata agar bebas mengagumi kecantikan wanita itu tanpa terhalang oleh lensa diiringi senyuman menawan hingga membuatnya blushing seketika. Matanya mengerling ke arah name tag yang tersemat di dadanya. "You have a beautifull name, Cantika, like your face. Your phone number and i will contact you later. ""Thanks sir for your praise. Please, wait a second for your request. I'll come back.""Sure honey. I'm here for you."Wanita itu kembali ke cabin crew sembari tersenyum. Semudah itu Zafier mendapatkan wanita yang rela melemparkan dirinya sendiri meski tahu kalau Zaf dengan si
Aldrick Axton Mansion, LondonSelain wanita, Zafier tidak bisa dipisahkan dari yang namanya pesta. Dia akan hadir dengan pesona yang menyilaukan, memilih wanita di antara semua yang hadir dan membawanya pergi untuk di ajak kencan di atas ranjang. Sudah banyak wanita yang datang padanya untuk mengajaknya berhubungan jangka panjang tapi batas maksimal dia berhubungan hanya tiga bulan."Kenapa pesta topeng auranya suram begini?"Ketiga lelaki yang berdiri di masing-masing sisinya serempak menoleh ke satu-satunya wanita yang berdiri bersama mereka di lantai dua mansion, memandangi keramaian di bawah sana yang dipenuhi dengan lelaki juga wanita cantik bergaun mahalan lengkap dengan topengnya yang sedang berdansa diiringi musik dansa."Karena kita sedang merayakan hari patah hati untuk Aldrick, Jenna sayang," jawab Zafier di sisi paling ujung."Pesta yang membosankan, Papa Aldrick!"Kellan dan Zaf tertawa sementara Aldrick mencubit pipi Jenna lalu mengalihkan tatapannya ke bawah seraya meli
Satu tahun kemudian,Gaster Techn. CorporationJakarta, IndonesiaMemasuki usia 31 tahun, pencapaian Zafier Gaster bisa dikatakan sukses. Entrepreneur muda yang memiliki perusahaan berbasis teknologi yang tersebar di banyak Negara dan dinobatkan menjadi pengusaha muda dengan ketampanan menyilaukan hingga menjadi sorotan dunia.Sekitar dua tahunan ini, Zafier menetap di Jakarta sibuk melebarkan sayap bisnisnya di Negara Asia dengan mendirikan Gaster Tech. Corporation bersaing dengan banyak perusahaan sejenis di bidang teknologi yang sudah lebih dulu ada.Zafier optimis jika semua rintangan itu hanya bertujuan satu hal yaitu kesuksesaan. Jadi, ketika pegawai inti perusahaannya sedang gempar karena kalahnya mereka dalam Tender besar membangun ulang jaringan dan sistem keamanan untuk perusahaan minyak dunia yang berprofit Triliunan Dollar itu, Zafier malah asyik berkirim pesan dengan wanita yang sebulan ini menemaninya bergelut di atas ranjang."Pak Zaf—"Zafier tersenyum saat membalas
"Saya dipecat Bu."Wanita cantik berambut coklat itu tidak bisa menyembunyikan kekagetannya saat kekejaman dunia kerja yang bisa sangat brutal membuatnya di depak dari perusahaan periklanan yang sudah lima tahun menjadi tempatnya menggantungkan harapan untuk bertahan hidup."Apa salah saya?" Dia jelas tidak terima."Kamu masih tidak sadar kesalahan yang sudah kamu lakukan?!" Ucap Ibu Siksa selaku Manager HRD. "Kamu telah melanggar aturan dengan diam-diam memberikan service gelap ke pihak pelanggan untuk mendapatkan kontrak dan itu sangat tidak bisa dibenarkan.”"Tapi Bu—""Saya tidak mau mendengar penjelasan apapun lagi. Kamu kemasi barang-barangmu dan mulai besok cari pekerjaan di tempat lain. Di sini kami tidak bermain dengan cara kotor. MENGERTI!!" teriaknya membuat wanita itu berjengit kaget."Bukan saya Bu—""KELUAR!!!" bentakan itu akhirnya menyadarkannya kalau dia sudah tidak memiliki hak untuk berbicara dan menjelaskan semuanya. Dengan langkah gontai, dia keluar di bawah bisi
Flashback OnZafier Gaster tidak mempedulikan wanita-wanita di sekitarnya yang mencoba menarik perhatian karena tatapannya hanya tertuju pada wanita seksi bergaun merah yang duduk di salah satu sofa tidak jauh darinya dengan gaya congkak, sadar kalau hampir semua lelaki menatapnya lapar. Tonjolan belahan dadanya yang padat berisi begitu menggairahkan bahkan saat dilihat dari jauh sekalipun begitu juga kaki jenjangnya yang terekspos jelas. Sangat cantik dan sexy.Zafier turun dari duduknya di meja bar, melangkah mantap menghampiri bersamaan dengan seorang lelaki yang juga berjalan ke arah yang sama. Sampai akhirnya mereka berdua berdiri bersisian di depan wanita itu yang nampak kaget dengan kedatangan mereka."Siapa kau?" Lelaki itu nampak tidak senang dengan keberadaannya.Zafier dengan gaya santai, memasukkan kedua telapak tangan ke saku celana bahkan sempat mengedip genit ke wanita seksi itu yang langsung tersipu sebelum menjawab."Apa itu penting bagimu?"Lelaki itu mendengkus, "Ti
"Errghh, sayang."Erangan itu membuat Zafier yang sejak tadi duduk memandangi lampu-lampu gedung kota Jakarta menoleh ke samping, di mana Helena tergeletak tanpa sehelai benangpun setelah pergulatan mereka tadi."Tidurlah," ucap Zaf seraya menghisap rokoknya dalam-dalam dan menghembuskannya ke udara."Aku maunya meluk kau," ucapnya manja.Bukannya menuruti kemauan wanita itu, Zaf malah turun dari tempat tidur membuat Helena jelas bingung."Why, zaf?" Tanyanya heran."Aku mau cari udara segar dulu. Kau lanjutkan saja tidurnya. Kalau aku tidak kembali itu berarti sedang ada yang aku kerjakan di tempat lain.""Tapi aku mau kau tidur di sini dan temanin aku sampai pagi."Zaf tidak mempedulikan protesan Helena, berjalan mengarah ke kamar mandi untuk membasuh diri dan keluar setengah jam kemudian dengan setelan santai. Dilihatnya Helena duduk di tepi ranjang sedang menghisap rokoknya. Zaf menghampiri, menarik rokok itu dari tangannya dan mematikannya."Hei—" ucapnya kesal."Jangan merokok.