"Ke mana kamu berencana untuk pergi selanjutnya?" tanya Ratu Mayleen.Jin Chen merenung sejenak sebelum menjawab, "Aku akan melakukan perjalanan ke klan Jin. Setelah itu, aku akan pergi meninggalkan Kekaisaran Jin Dao untuk waktu yang lama."Ratu Mayleen mengangguk sedikit. "Terserah kamu. Klan Naga juga pasti ada yang mengambil alih sementara aku tidak ada. Sampai kamu berhasil membuat Pil Jiwa Mencair, aku akan terus mengikutimu.""Mari berangkat!" ajak Jin Chen."Selama perjalanan, bantu aku mencari bahan obat untuk Pil Jiwa Pencerahan," pinta Ratu Mayleen.Jin Chen mengangguk. Dia mengangkat bahunya dan berkata, "Sebaiknya wajahmu ditutup saat memasuki kota. Aku khawatir akan ada masalah."Ratu Mayleen mengangguk sedikit. Dia berbalik dan perlahan berjalan di sepanjang jalan sempit di dalam hutan.Jin Chen melirik Ratu Mayleen yang sudah berjalan lebih dulu. Dengan senyum, dia bergegas menyusul.Perjalanan menuju klan Jin cukup jauh. Dengan kecepatan terbang Jin Chen dan Ratu Mayl
Jin Chen berjalan melewati orang-orang yang memegang senjata dan berhenti di depan anggota klan Jin. Dia menatap lekat seorang pria tua yang meneteskan air mata."Jin ... Jin Chen." Tetua Pertama menatap wajah muda di depannya dengan semangat. Suaranya bergetar saat melanjutkan, "Apakah itu benar-benar kamu?"Jin Chen tersenyum dan mengangguk."Tuan Muda Jin Chen kembali! Klan Jin diselamatkan!" Wajah para anggota klan Jin mengungkapkan kegembiraan. Mereka seolah-olah terbebas dari beban berat.Kelompok Lie Be saling pandang. Mereka yang memegang senjata langsung gemetaran. Selama beberapa hari ini, hampir semua orang di Tan Jin City telah mendengar tentang Jin Chen yang bertarung dengan Sekte Kabut, itulah yang menyebabkan orang-orang akan merasa ketakutan.Aoba langsung meraih kerah baju Lie Be dan berkata dengan marah, "Lie Be, kamu bajingan. Bukankah kamu mengatakan bahwa Jin Chen telah di bunuh oleh Sekte Kabut?"Lie Be pun sebenarnya tidak menduga bahwa Jin Chen masih hidup. Mul
"Jin Chen, apakah ketiga orang misterius itu berasal dari Sekte Kabut?" tanya Tetua Pertama.Jin Chen mengangguk. "Karena Ratu Mayleen sudah bilang kalau jejak energi Leng Yung terdeteksi, maka tentu saja itu tidak akan salah. Selain itu, klan Jin menerima serangan mendadak ini tidak lama setelah aku meninggalkan Sekte Kabut.""Apa yang akan kamu lakukan?" Tetua Pertama bertanya lagi."Aku sudah mengatakan kalau dia harus mati kali ini!" jawab Jin Chen dengan suara lantang.Tetua Pertama menghela napas dan merenung. Bagaimanapun, Jika Jin Chen benar-benar membunuh Leng Yun, dia khawatir Sekte Kabut akan benar-benar mengirim orang untuk menyerang klan Jin."Sebelum itu, aku ingin agar kamu mengambil posisi Pemimpin Klan sementara, dan memikirkan cara untuk mempertahankan klan Jin jika konflik yang tidak diinginkan terjadi lagi dengan Sekte Kabut. Sekarang, kami akan memanggilmu Pemimpin Klan Junior."Setelah mendengar kata-kata Tetua Pertama, Jin Chen mengangguk. Klan Jin bukanlah faks
Semua murid Sekte Kabut menatap cakrawala. Tampak dua sosok mengambang di udara."Jin Chen, kenapa dia kembali?"Banyak suara mengejutkan terdengar berulang kali dari dalam Sekte Kabut.Jin Chen menatap tajam aula besar di bawahnya. Tampak sosok tua melesat dengan eksplosif. Akhirnya, tergantung di udara dan meraung dengan marah, "Jin Chen, apakah kamu mencari kematian?"Jin Chen langsung menarik pedang hitam di punggungnya. Dia berkata kepada Leng Yun, "Bahkan jika San Tu melindungimu hari ini, aku akan tetap mengambil nyawamu!""Ah, betapa arogan! Kebetulan aku mencarimu juga. Aku pikir kamu harus mati!" Leng Yun tertawa dingin."Leng Yun, diam!" teriakan tiba-tiba terdengar, menyebabkan Leng Yun mundur selangkah.Segera, beberapa sosok melintas di cakrawala. Orang di tengah mereka adalah San Yue.Jin Chen menatap wajah cantik yang anggun itu. Tatapan keduanya saling bertemu satu sama lain."San Yue?""Yao Chen?"Di udara, dua suara membawa kebingungan terdengar."San Yue?" Jin Chen
Saat ini, puncak gunung Sekte Kabut telah berubah menjadi gunung berapi yang meletus. Banyak bebatuan yang runtuh dan pepohonan terbakar, seolah-olah telah terjadi kiamat.Semua orang yang berada dalam radius lima puluh kilometer mendongak untuk menyaksikan api biru-putih di puncak gunung Sekte Kabut dengan ekspresi terkejut. Meskipun jauh, mereka masih bisa merasakan suhu udara yang menjadi panas.Api Buddha Marah dalam bentuk sempurna memang mengerikan!Seiring waktu berlalu, gelombang api di puncak gunung Sekte Kabut akhirnya menghilang. Asap pun menghilang, menampilkan garis retak yang tersebar ke segala arah dan pilar-pilar yang telah runtuh. Monumen batu yang berdiri di tengah-tengah lapangan juga diledakkan menjadi bubuk. Puing-puing bangunan milik Sekte Kabut tersebar di mana-mana.Saat ini, Jin Chen di langit mulai muncul. Kondisinya sangat buruk. Wajahnya pucat dan telapak tangannya gosong. Dengan napas terengah-engah, dia menatap San Tu di udara.Meskipun San Tu berhasil me
"Cahaya Meteor!" pekik San Tu, ujung jarinya menunjuk ke arah Jin Chen. Sinar cahaya putih segera ditembakkan dengan eksplosif.Jin Chen dengan tenang menyaksikan sinar cahaya putih yang melesat ke arahnya. Dia perlahan mengangkat tangannya. Dalam sekejap, energi putih menyelimuti permukaan tubuhnya dan pedang hitam sekali lagi muncul di telapak tangan kanannya."Api Tsunami!" Jin Chen menjerit. Pedang hitamnya terayun ke arah San Tu dari kejauhan. Muncul sebuah pisau energi berbentuk sabit sepanjang 30 kaki di ujung pedang hitam.Kemudian, pisau sabit raksasa melintas di langit. Akhirnya, bertabrakan dengan sinar cahaya putih.Bang!Ledakan terdengar di cakrawala dan gelombang energi melonjak dari titik tabrakan.Beberapa saat kemudian, Jin Chen menjentikkan lengan bajunya ke atas, riak energi yang datang ke arahnya menghilang. Senyum dingin terukir di wajahnya. "Cih, Pemimpin Sekte Kabut ternyata biasa-biasa saja."Ekspresi San Tu berubah dingin saat melihat Jin Chen tidak terluka s
Di hutan lebat nan luas, terlihat beberapa sosok manusia menyebar melalui pepohonan sebelum akhirnya menghilang.Sedangkan di langit, ada juga beberapa sosok manusia yang terbang. Tatapan mereka memindai secara detail hutan lebat di bawahnya.Di dalam hutan itu terdapat pohon besar yang memiliki cabang memanjang dengan di kelilingi oleh dedaunan hijau. Di lihat sekilas, seseorang akan sulit menemukan sesuatu yang tersembunyi di dalamnya."Huh."Suara orang bernapas terdengar. Orang itu bersandar di batang pohon dengan keringat dingin di dahinya."Guru?" ucapnya.Beberapa saat kemudian, suara yang kelelahan terdengar di dalam hati Jin Chen, "Kali ini, kondisiku tidak terlihat bagus. Itu karena nenggunakan Api Buddha Marah dua kali berturut-turut.""Kali ini aku terlalu impulsif. Namun, ayahku hilang.""Ah, aku tahu. Kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri.""Baik, guru."Tatapan Jin Chen melewati celah daun dan menatap langit biru. Saat ini, Sekte Kabut sudah mengerahkan semua anggot
Setelah menelan pil obat, perut Jin Chen terasa panas. Hawa panas itu mengalir ke setiap pembuluh darahnya.Yin Lao sedikit mengernyit saat melihat kulit Jin Chen memerah. Dia bergumam pelan, "Kenapa tubuhnya begitu?" Dia merenung sejenak sebelum menyimpan pecahan batu hitam di telapak tangannya. Dia menjentikkan jarinya. Muncul Wadah Api Neraka yang perlahan jatuh.Yin Lao melambaikan lengan bajunya. Sebuah kekuatan mengangkat tubuh Jin Chen dan menempatkannya di atas Wadah Api Neraka.Setelah Jin Chen mendarat di Wadah Api Neraka, cahaya biru melingkar mulai bangkit. Kulit merah Jin Chen segera kembali ke warna normal. Wajahnya juga menjadi rileks.Jin Chen bergumam kepada dirinya sendiri, "Sialan. Lukaku sudah pulih. Kenapa masih ada banyak energi berlebih?""Karena ada kekuatan eksternal seperti itu, aku akan menggunakannya untuk naik level. Ini kesempatan yang bagus."Fikiran Jin Chen mulai fokus. Energi yang meluap dari tubuhnya langsung melonjak. Itu terseret dengan cepat ke pe