Share

Bab 22

"Tapi kenapa, Mbak? Nggak boleh kah?" Aku memotong ucapannya.

"Di rumahku nggak senyaman di rumah Emak, Dek," terang Mbak Zainab. Pandangannya kembali menatap hamparan pasir putih.

Seperti menyimpan sesuatu, entah apa. Apa memang segitu keberatannya menampung orang lain di rumahnya. Kenapa?

"Aku selalu nyaman jika ada Kak Harun bersamaku, hehe." Aku menjawabnya sambil tertawa.

Aku mengatakan yang sebenarnya, di manapun berada, jika ada suamiku aku akan nyaman dan aku akan mengajak serta Kak Harun bersamaku menginap di rumah Kakak.

"Aku ingin merasakan menginap di mana saja, boleh ya, Mbak," pintaku memohon.

"Bilang dulu sama, Harun, ya." Akhirnya Mbak Zainab seperti mengijinkan diriku.

"Siap."

Kami kembali diam, tengelam menikmati indahnya ciptaan ilahi. Menatap laut yang tak berujung, membuat mata dan hati seakan tentram.

Aku ingin mengenal Mbak Zainab lebih dekat, akan jauh lebih baik jika aku bisa membuatnya berubah. Berubah menjadi wanita yang lebih baik dari sekarang. Mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status