Share

mengalah menjauh

Bis yang akan kami tumpangi mulai menyalakan mesinnya, melihat isyarat kondektur aku dan kedua anakku bersiap naik dan berangkat.

"Ayo, Nak, kita pergi," ucapku sambil menggandeng anak bungsuku.

"Bund, aku merasa sedih," ucap Vito dengan wajah yag sudah menggambarkan segalanya.

"Sedih kenapa?"

"Ga tahu kenapa, hanya saja merasa rindu pada ayah," ucapnya.

"Itu hanya perasaan sesaat karena kita akan meninggalkan tempat ini," ucapku sambil menepuk bahunya.

Anakku terlihat duduk kembali sambil menekan sudut mata dengan kedua jari. Aku paham perasaannya, terlebih ia pernah jadi anak bungsu tersayang, primadona keluarga kami. Dia yang paling dekat dan manja pada Mas Imam, jadi aku mengerti jika sesekali ia merindukan ayahnya.

Sekali lagi panggilan kondektur meminta kaki untuk naik ke atas Bis.

"Ayo Nak, kita pergi," ucapku lembut.

"Bund, aku minta maaf, sebaiknya Bunda dan kakak saja yang pergi, aku di sini saja, aku akan menunggu ayah. Aku khawatir, setelah dipenjara ayah tak akan ada yan
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
Preloved Apasaja
bagaimana dengan sekolah anaknya katanya sudah mau ujian akhir kok malah pindah ya jadi pindah sekolah juga dong
goodnovel comment avatar
Putri Tunggal
hah ? tamat ?? gak dicritain stelah di Sumbawa bagaimana kehidupan mrka, dan bagaimana kehidupa mantan suaminya, adakah penyesalan ?
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status