Share

20. Sinta

"Kamu sudah sarapan belum? Kenapa tidak ada piring di depanmu?"

Evan spontan mengalihkan perhatian Rara. Gawat bila dia harus menjelaskan sesuatu di balik kata serabi.

"Aku tidak terbiasa sarapan," jawab Rara sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Kenapa, takut gemuk?" Evan menerima piring berisi roti dengan telur mata sapi di tengahnya, seperti yang tadi ia minta Mak untuk membuatkan.

"Tidak, hanya kebiasaan saja."

"Sejak di pondok?" Evan seperti tak mau berhenti bertanya tentang pribadi Rara, walau di mulutnya sedang mengunyah makanan.

"Iya, tak ada waktu untuk memasak, saat itu hanya fokus pada hafalan, lagi dan lagi."

"Di pondok mana?"

"Salah satu pondok di Jombang. Jawa timur."

"Wooow, pondok terbesar itu?" Mata Evan membulat sempurna.

"Jadi kapan kau mau pakai hijab, Dik?"

Isaura tak menjawab, pandangannya kini beradu dengan pandangan milik Evan.

"Ak---aku ...."

"Ganti bajumu dengan yang lebih longgar, kalau tidur saja kau rangkap sampai tiga baju, kenapa kalau keluar rumah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
mome
semangat kak...ditunggu lanjutannya...jangan kelamaan kburu bosen nunggunya ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status