Share

LXII : SELAMAT TINGGAL YANG SEMU

"Selamat tinggal punya arti berakhir. Namun jika terus berulang datang, dan menyiksa, untuk apa ada ucapan selamat tinggal?"

***

"Sudah menghubungi suami kamu?"

Tanpa basa-basi, Ava langsung menjawab dengan anggukan. Ia duduk di bangku kosong yang tersedia. Djati memang hanya mengambil tempat yang memiliki dua bangku, dan tersedia di pinggir jendela. Ava menduga bahwa pembicaraan keduanya akan berlangsung sangat intens, dan panjang.

Berbarengan dengan Ava duduk, seorang pelayan membawakan dua cangkir kopi yang tampaknya telah dipesan oleh Djati. Ia menaruh kedua cangkir itu di atas meja, dan kemudian undur diri setelah melakukan tugasnya. Ava, dan Djati pun mengangguk berbarengan seraya mengucap terima kasih.

"Jadi, ada apa? Kamu mau ke mana? Kamu enggak mungkin bisa pergi jauh, karena punya dana di yayasan yang harus kamu cek terus perkembangannya. Siapa tahu kan, aku berlaku curang."

Djati menggeleng. "Seperti aku percaya saja, kalau kamu bisa berlaku curang. Kamu itu adalah orang p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status