Share

Adonan Bakpao

Minggu pagi yang cerah, memang saatnya wanita bermata besar itu beristirahat dari melatih anak-anak juga kursus bahasa Arab yang mulai menjemukan. Seharian ia hanya tidur-tiduran saja di dalam rumah.

Ingin keluar hari panas bukan main. Namun, pintu rumahnya diketuk beberapa orang sepertinya. Ia pun lekas ambil baju panjang, khimar serta cadar. Ingat pesan Syeikh killer ketika melangkahkan kaki ke luar rumah harus tutup aurat.

“Oh, kalian, aku pikir siapa. Ada apa, rindu denganku?” Nuwa mempersilakan masuk Anjali, Fani, serta padma. Tak ada kabar mereka mau datang, alhasil Nuwa hanya suguhkan makanan pagi tadi.

“Wah, Nuwa, enak juga masakanmu, ya, rasanya di sini tidak ada orang yang rajin sepertimu, memotong wortel dan lobak sampai kurus-kurus begini.” Fani makan, tapi ia tak mau pakai sumpit, seperti Nuwa.

“Oh, iya jelas, aku kan, cantik, penyabar, dan pintar masak.” Nuwa mengambil sayur pakai sumpit, tiga temannya heran.

“Siapa yang bilang begitu, Nuwa?” tanya Anjali. Cantik, p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status