Share

Patah Hati

“Nuwa, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Gu yang pindah duduk di sebelah wanita Suku Mui itu.

“Alhamdulillah, baik, Mufei, kenapa?” Mata Nuwa berbinar.

“Kau masih menyendiri?” tanya wanita bermata biru itu lagi. Nuwa sepertinya paham ke mana arah pembicaran Gu.

“Iya, masih, tap—”

“Kalau misalnya Ibu ingin membuat kalian saling mengenal bagaimana?” Jeng jeng jeng. Telinga Dayyan langsung tegak mendengar isyarat ibunya.

“Kalian itu siapa, Mufei?” tanya Nuwa lebih pasti.

“Kau dan Hanif, kan, sama-sama sendiri.” Gu tersenyum.

Dayyan yang duduk di ruang tamu jantungnya mulai berdebar lebih kencang. Kalah start dia dengan ibunya sendiri.

“Eeheheheh, haduh, Mufei, Hanif itu masih perjaka, bukan?”

“Iya, kenapa?”

“Keutamaannya, kan, menikah dengan gadis.” Nuwa cari-cari alasan. Dia tak suka dengan modelan pemalu dan lugu seperti itu. Pun Hanif kurus seperti tiang listrik sudah jelas no six pack.

“Tapi dengan janda tidak ada larangan, apalagi kalau jandanya solehah dan pemberani sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status