Share

Tahanan Rumah

“Tuan hakim, barusan suamiku mendapat telepon kalau penyerang yang dianggap sebagai Nuwa melakukan aksinya di tempat lain. Ini bisa menjadi bukti kalau dia tidak bersalah.”

“Nyonya Maira yang terhormat. Sampai penjahat itu dibawa kemari baru bisa dinyatakan kalau dia tidak bersalah.”

“Tuan jangan lupa juga kami membawa banyak saksi sebagai penguat. Tidak bisa diabaikan atau Tuan akan menjadi hakim yang tidak adil,” sanggah Maira.

“Iya, tentu akan kami tanyakan satu demi satu,” ujar satu dari tiga hakim di kursi mereka.

Mulai dari petugas penjaga di dekat rumah Nuwa hadir sebagai saksi dan ditanyakan.

“Jadi selama ini rumahku diawasi?” Nuwa baru tahu. Berlanjut pada saksi-saksi lain, teman-teman Nuwa yang ujian tadi dengannya.

“Tapi setelah ujian tadi kau masih tinggal di kelas satu jam bukan, dan teman-temanmu sudah pulang. Satu jam itu cukup untuk berbuat onar, Ukhti Nuwa.” Hakim masih belum berani mengambil keputusan.

“Ada saksinya aku di kelas,” balas Nuwa. Ia sebenarnya sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status