John dan yang lainnya mengerutkan dahinya kebingungan.
Sekar panik dan langsung menghampiri Kayden. "Tangan abang kenapa? Mananya yang sakit?" Sekar membungkuk dan melihat tangan Kayden yang tertutupi lengan hoodienya."Semuanya. Sakit banget, aduh...."Sekar yang tak tega melihat Kayden kesakitan membantu meniupi tangannya. "Buka baju, ya. Sekar obatin."Kayden menggeleng. Diam-diam dia tersenyum puas melihat perhatian Sekar. Tadinya dia kesal karena begitu tiba yang dicari Sekar malah John bukan dia. Tapi sekarang sudah tidak lagi setelah membuktikan posisinya masih tetap yang tertinggi."Dah... Tangannya udah sembuh. Makasih, ya." Kayden mengecup kening Sekar sebelum mengangkut gadis itu masuk ke pelukannya."E-eh tangan abang sakit." Ucap Sekar dan berusaha melepas tangan Kayden. Mukanya panik."Tangan Kayden mana ada cedera sih, Kar!" sungut John. Padahal tadi dia sudah hampir bermanja-manja dengan Sekar sebelum si"Kayden... Iya, gue juga cinta sama lo, sayang. Gue siap lo nikahin malam ini juga~""Eh, gak ya. Kayden itu cintanya sama gue. Dia bilang dia udah lama jadi pengagum gue! Lo baca aja suratnya!""Mimpi lo semua! Suratnya yang asli ada sama gue. Mending lo semua balik ke kelas masing-masing!""Ngarang lo! Jelas-jelas surat yang asli ada di gue!"Kayden bergidik ngeri mendengar suara-suara dibalik pintu. Kayden semakin menahan meja yang mengganjal pintu saat para gadis itu makin beringas menggedor-gedor pintu kelasnya."Meja! Meja! Tambah lagi!" Petra yang berdiri di sampingnya menyuruh Zaki dan Bintang yang agak jauh untuk menyusun meja lebih tinggi."Dah aman. Gue yakin tuh cewek-cewek gak akan bisa masuk ke sini." Sean menyeka keringat di dahinya. Seragamnya berantakan. Rambutnya acak-acakan. "Perih kepala gue." Sean menggelengkan kepalanya."Masih parah gue. Lecet, n-jing. Gila tuh betina-betina. Maen keroyokan." Petra
Sekar mengangguk dan mulai menuruni pohon."Awas hati-hati!" Anna bergidik ngeri melihat Sekar yang dengan gesit menginjak dahan-dahan itu."Hap!" Sekar mendarat di atas tanah dengan sempurna. Anna menghela nafas lega kemudian menggamit lengan Sekar.Shaka memperhatikan mereka dari atas rooftop. Dia menatap kesal Anna yang sudah mengganggunya dengan membawa kabur Sekar.Seniornya itu akhir-akhir ini semakin dekat dengan Sekar. Shaka tidak suka. Lebih bagus Bella adiknya kemana-mana. Setidaknya Bella tidak pernah mengganggu aktivitas Shaka mengin- eh maksudnya memperhatikan Sekar dari jauh. ***Kehebohan kembali terjadi di depan gerbang SMA Garuda karena kedatangan Kayden dan teman-temannya. Ketampanan mereka langsung menarik perhatian sekitar.Para murid perempuan yang melihat mereka dari dekat berteriak malu-malu dengan wajah tersipu. Zaki berdadah-dadah dan memberikan kecupan jarak jauhnya membuat para gadis klepek-kl
Anna mengernyit jijik. Dia kemudian menggelengkan kepalanya. "Gue bisa sendiri. Lagipula lo gak ada hubungan apa-apa lagi sama Sekar. Dia bukan tanggungjawab lo.""Sekar lagi berada dalam bahaya, An!" Shaka menatap Anna tidak percaya. "Dia butuh gue."Anna menatapnya heran. Kayden itu abang Sekar. Bahaya apanya.Paling hanya ada hukuman kecil karena Sekar sudah mengusilinya. Tapi Anna penasaran kekacauan macam apa yang sudah dibuat Sekar hingga membuat Kayden langsung mendatanginya ke Garuda."Anna!" seru Shaka. Dia kesal karena Anna tidak meresponnya."Gue bisa sendiri. Dan soal siapa yang bikin Sekar bahaya, gue pikir harusnya lo ngaca dulu!"***"Turun!" Kayden melirik Sekar yang masih betah duduk di boncengan motornya. Tangannya berpegangan erat ke bagian belakang motor."Gak mau!" Sekar menggeleng. Dia menatap horor Rumah Sendiri yang ada di depannya. Ternyata akan ada saat di mana dia tidak ingin masuk ke
Sekar kemudian menunjuk Kayden dengan dagu. "Yang itu namanya Kayden. Abangnya Sekar. Tapi kalo kakak mau tukar tambah sama om Diman gak papa, nanti Sekar bayar gocap."Sekar membulatkan mata dan menepuk mulutnya. Ini pasti karena Anna datang tidak bersama sopir gantengnya makanya Sekar jadi kepikiran. Padahal Sekar kan kangen. Eh!"Diman siapa?" Benar saja, Kayden langsung bertanya dengan tidak santai.Sekar menggigit bibirnya. Sebelum Anna menjawab pertanyaan Kayden Sekar buru-buru menunjuk John. "Y-yang i-itu namanya bang Johnny. Dipanggilnya bang Jono, tapi kalo malam kakak Jeni." Sekar terkekeh. Yang lain juga ikut terkekeh. John mendelik sebal. Sejak pertama Sekar mengatainya Jeni, anak-anak juga sekarang ikut-ikutan memanggilnya Jeni sesekali."Kalo yang itu namanya bang Petra. Dipanggilnya Pet soalnya dia pencopet.""Heh ngadi-ngadi lo!" Petra melempari Sekar dengan kulit kacang."Soalnya abang Pet sudah mencope
"Jadi bang Jaki gitu, ya. Sekar gak mau lagi jadi adek abang." Sekar melipat tangan di dada sambil buang muka."Aduh, cintaku~ Maapin abang Jaki, yak. Kan love language-nya abang pake kekerasan.""Sok inggris lu!" Kayden mengusap wajah Zaki. Sekar terkekeh melihat Kayden membelanya.Tapi kemudian Sekar terdiam karena tiba-tiba saja Kayden menatapnya dengan seringai lebar. Sekar meneguk ludah kasar. Perasaannya tidak enak."Pegangin lagi. Gue kasih lima menit lagi hukumannya. Tapi pake satu aja." Kayden menyuruh mereka memegangi Sekar lagi, sementara Petra sudah siap dengan satu Kemoceng di tangannya. Petra menatap Sekar sambil menaik turunkan alisnya.Sekar menatap masam Kayden. Ia kira Kayden sudah berpihak padanya."Sorry, gak semudah itu abang lolosin kamu." Kayden terkekeh. Dia mengacak gemas rambut Sekar. Sekar membuang muka. "Ikut gue ke atas!" Kayden menyuruh Anna mengikutinya ke lantai dua.Gl
Anna menahan nafas. Tubuhnya tanpa sadar mundur. Dia meneguk ludah kasar. "S-silakan kalau lo mau nyurigain gue. G-gue gak takut karena gue emang gak punya motif a-apa-apa sama Sekar. Gue murni mau temenan sama dia.""Evelyn selalu ngancem orang yang berani temenan sama adek gue. Lo gak mungkin dia biarin gitu aja kecuali ada apa-apanya." Kayden menatapnya tajam.Anna terkejut karena Kayden juga mengenal Evelyn. Jangan-jangan Evelyn sebelumnya juga pernah menyukai Kayden karena ketampanannya."Sebelumnya gue emang punya masalah pribadi sama Evelyn. Dan gue juga gak akan peduli semisal dia nyuruh gue jauhin Sekar.""Gue akan terus ngawasin lo sampai gue yakin lo gak berbahaya buat adek gue." Kayden menjauhkan tubuhnya. Tapi matanya tetap menatap Anna dengan tajam.Anna menganggukkan kepala. Selama tidak salah, dia tidak takut sama sekali. Dia memang tulus berteman dengan Sekar. Dia juga senang karena Sekar memiliki abang yang sangat menyay
"Sumpeh lo bisa basket, Kar?" Anna memegang bahu Sekar. Matanya melotot menatap gadis itu."Ngeremehin gue, lo? Duel kita ke lapangan!"Sekar berdiri pongah sambil berlagak menyingsing lengan seragamnya."Kar, lo gak lagi becandain gue kan?" Anna berdiri menyusul Sekar. Rautnya antara bahagia dan panik."Bantu gue jadi fvckgirlnya SMA Garuda!" Sekar menepuk dadanya kemudian berjalan mendahului Anna. "Oh ya, kalo gue menang siap-siap lo traktir gue sebulan!" Sekar menolehkan kepala pada Anna. "Eh eh, lo ganti dulu. Gue ambilin dulu ke ruang olahraga." Anna mengejar langkah Sekar di depannya."Pake rok buat manasin hati mantan!" Sekar menjawab asal. Dia sudah terbiasa pulang sekolah langsung bermain basket dengan teman-teman Kayden tanpa berganti seragam.Anna menyusul langkah Sekar. "Nah, nah... Kan, belum apa-apa aja udah keluar bibit fvckgirlnya!" Keduanya kemudian tertawa bersama. °°°"Anj-ing woy!
Sekar cemberut. Dia kembali membuang wajah ke samping.Shaka menghela nafas. "Gue gak punya maksud apapun, Kar. Semua demi kebaikan lo. Lo gak sadar mata cowok cowok itu jelalatan liat lo main tadi." Gue gak rela. "Roknya gak pendek." Sekar menatapnya sebal."Tapi cowok-cowok tetep liatin, kan?" Shaka menatap lembut Sekar. Dia berkata dengan pelan."Janji jangan main pake rok lagi, ya?" pinta Shaka lagi. Dia mengelus sisi wajah Sekar dan menatapnya lamat-lamat. Dia rindu bisa sedekat ini dengan Sekar seperti dulu. Sekar meleleh melihat sisi lembut Shaka. Tanpa sadar kepalanya mengangguk. "Pinternya~" Shaka tersenyum. Dia mengacak pelan rambut Sekar."Kemarin Kayden gak ngelukain lo, kan?" Shaka teringat Kayden lagi. Dia lalu menatap Sekar dari pucuk kepala hingga ujung kaki takut Sekar ada luka. Sekar kembali cemberut. Mengapa juga Kayden melukainya, Kayden itu abangnya. Justru cowok di depannya ini yang san