Share

44. Penyesalan Usai Bermalam Panas

“Mau ke mana?” Rakhan bertanya dengan suara sedikit berat dan ditahan.

“Keluar.”

“Ini kamarmu. Atau, kau mau kita ke kamarku?”

Mentari terperanjat. Ia spontan menatap Rakhan. Tiba-tiba saja ia butuh minum karena tenggorokannya terasa mengering. Aroma citrus yang kemudian melintasi cuping hidungnya menciptakan denyut pusing. Rakhan mulai membuat Mentari kehilangan konsentrasi. Pria itu handal membuat dirinya mabuk kepayang walau hanya dengan tatapan.

“Aku tidak mau berada di sini kalau kau tidak keluar.” Mentari berlagak tidak terpengaruh oleh keberadaan Rakhan.

Rakhan menjalin jemarinya ke jemari Mentari dan menggenggamnya erat. “Aku mau keluar ....” Rakhan terdiam sejenak, lalu melanjutkan lagi ucapannya dengan nada tegas. “Di dalammu.”

“Apa?!” Kerutan terbentuk di antara Alis Mentari. Ia berusaha memahami ucapan Rakhan dan ... Mentari menunduk sambil memijat dahinya. “Kau sungguh mesum.”

Tanpa Mentari sadari satu tangan Rakhan sudah melingkar ke pinggang dan merayap di punggungnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status