Kini Ana merasa tubuhnya sedikit kedinginan, karena orang itu melepas semua penutup tubuhnya dan Ana mengerang karena tersentuhnya bagian sensitif dari tubuhnya. Ana melenguh, juga mendesah dan mengerang nikmat karena permainan yang dilakukan pada tubuh Ana. Sampai Ana memekik bahkan sudut matanya menitikan air mata karena rasa sakit di bawah sana.
Namun kesakitan itu tidak lama kemudian berganti kenikmatan yang belum pernah ia rasakan. Orang itu membuat Sussana melayang, berputar dan terus melesat ke awan dan terhempas. Entah berapa kali ia merasakannya hingga tak berdaya dan terlelap.
***
Keesokan pagi Bira dan Laras sudah berada di depan pintu kamar Akbar, menunggu kedua orangtuanya. Tak lama Zudith dan Yudha bergabung dengan membawa black forest di tangan Zudith."Ya ampun Mih, udah kayak bocah aja." ucap Bira. Mereka berada di depan kamar Akbar ingin memberi kejutan karena hari ini hari kelahiran Akbar dan semalam mereka baru saja merayakan ula
Akbar melucuti semua pakaian mereka. Gadis itu juga melenguh dan mengerang saat Akbar mulai menyentuh bagian bawah tubuhnya. Setelah dirasa cukup basah, Akbar membuka sedikit lebih lebar kedua kaki Ana dan mengarahkan miliknya ke bagian inti tubuh Ana. Sedikit sulit dan hentakan kedua ia berhasil menembusnya, gadis itu memekik bahkan lengannya sempat tercakar oleh kuku tangan milik Ana. Air mata turun diwajah mulus Ana, Akbar menghapusnya dan mencium hidung mata juga dahi Ana. Mengerang karena miliknya terasa dipijat oleh bagian inti Ana yang terasa masih sangat sempit.Milik Akbar yang ukurannya tidak biasa membuat Ana kesakitan setiap Akbar menggerakannya, namun tidak lama kemudian setelah terbiasa dengan gerakan Akbar, mereka berdua bergantian mendesah sampai tiba pada puncak kenikmatan dunia.Beberapa kali Akbar melakukan hal itu, membawa keduanya melambung, melesat ke awan, melayang-layang dan terhempas bersama dalam merenguh kenikmatan. Hingga keduany
"Enggak, Ayah aku enggak mau menikah dengan Pak Akbar. Please batalin aja Yah, Bunda." Respon Sussana setelah Gerry dan Halimah bertemu kembali dengan keluarga Mahesa dan mengatakan rencana pernikahan Akbar dan Ana."Sayang," ucap Halimah pada Sussana sambil merapihkan rambut anaknya. "Kita berbeda dengan laki-laki. Kamu paham maksud Ibu, Akbar memang harus bertanggung jawab. Kalapun kita batalkan dan kamu merasa tidak masalah dengan keadaan kamu saat ini, tapi bagaimana nanti? Mungkin saja semua akan berbeda dan sudah terlambat untuk kamu minta Akbar tanggung jawab."Ana hanya terdiam dan menunduk, mendengarkan apa yang orangtuanya katakan.***Ana sudah melaksanakan magang kembali, pagi ini ia diantar supir keluarganya. Saat turun di lobby ia bertemu dengan Irgi. "Woyy, sakit apa lo? Gue chat enggak dibalas.""Hmm, enggak apa-apa. Lagi kurang sehat aja."Saat masuk ke dalam lift entah dari mana atau memang sudah ada di sa
Akbar yang duduk diapit kedua orangtuanya berhadapan dengan Sussana yang duduk diantara kedua orangtuanya. Akbar memandang lekat pada Sussana dihadapannya, mengenakan mini dress brokat berwarna dusty dan sentuhan rambut sanggul chignon loose membuat Sussana terlihat sangat cantik.Akbar menunduk untuk menghilangkan gugup dan menghilangkan rasa ingin menerkam Sussana. Bagaimana pun Akbar adalah seorang laki-laki dewasa dan normal jika gairahnya terpancing ketika melihat seorang wanita dan saat ini Sussana terlihat sangat mempesona.Ternyata Sussana sejak tadi hanya melamun, sampai bundanya menyentuh punggung Sussana lalu ayahnya menanyakan kembali apakah ia menerima lamaran dari Akbar Putra Mahesa.Sebenarnya Sussana sempat berencana kabur setelah segala macam alasan sudah ia kemukakan pada Akbar. Namun pria itu tetap pada pendiriannya untuk menikahi Sussana. Sussana menarik nafas sebelum ia mengangguk, terdengar nafas lega dari ke
SussanaPak, tadi ada ulet bulu di samping BapakAna mengirimkan pesan pada Akbar, sedangkan Akbar agak bingung dengan maksud pesan Ana."Ulat bulu?" ucap Akbar saat membaca pesan Ana.Ana berada di lobby sedang order taksi online, karena tadi pagi ia berangkat menggunakan taksi. Menuruti apa yang diminta oleh Bundanya, yang tidak memperbolehkan ia naik motor.Masih asyik berkirim pesan di grup chat kelasnya, hingga tidak menyadari ada seseorang menghampirinya. "Sussana," panggil orang itu.Menengadahkan wajahnya melihat sosok yang memanggilnya. "Kak Aldi," ucap Sussana."Kak Aldi, mau ngapain ke sini?" tanya Ana sambil melihat sekeliling yang mas
"Maksud Bapak, Kak Aldi itu lelaki macam apa?""Laki-laki yang tidak baik, karena dia....." Akbar terdiam, dia belum bisa menceritakan ada hubungan apa Aldi dengan masa lalunya.Ana masih menoleh pada Akbar menunggu penjelasan dari Akbar. Akhirnya mobil yang membawa Akbar dan Ana berhenti di depan gerbang rumah Ana."Turunlah, sudah malam dan jangan bertemu dengan laki-laki tadi. Jaga hatimu," ucap Akbar.Ana menoleh ke luar lalu membuka pintu mobil Akbar.Saat akan mendorong pintu gerbang rumahnya, "Jaga hatiku? Maksudnya apa," ujar Ana. Ia menoleh ke belakang namun Akbar telah melajukan kembali mobilnya.Bertemu kembali dengan laki-laki yang menjadi penyebab kehancuran rumah tangganya dulu dan saat ini laki-laki itu dekat dengan Sussana calon istrinya membuat Akbar emosi dan frustasi. Tak ingin hal yang sama terulang kembali, rasanya Akbar ingin mengurung saja Sussana. Namun Sussana bukan hewan peliharaan,
"Itu maksudnya, Bapak menyatakan cinta ke saya? Tapi kok seperti ada yang aneh ya," ujar Sussana. Akbar berdehem untuk menghilangkan gugupnya, "Kamu kembali ke ruanganmu, ini masih jam kerja tidak usah membicarakan urusan pribadi." Sussana mencibir lalu pamit meninggalkan ruangan Akbar. "Na," panggil Irgi melihat Sussana baru saja akan masuk ke ruangannya. "Kenapa? Tumben jam segini kelayapan, biasanya sibuk. Katanya divisi lo paling penting di perusahaan." "Kak Aldi hubungin gue, dia bilang nanti sore jemput lo. Kenapa sih pake perantara segala, lagi berantem? Ngambek lo enggak intelek kalau cuma blokir kontak." &
Bughhhh, Sussana melemparkan bantal pada Akbar."Eh, nakal kamu ya," Akbar menarik tubuh Sussana, entah bagaimana kejadiannya yang jelas kini Sussana berada di bawah kungkungan tubuh Akbar."Eh, Pak Akbar mau ngapain?" tanya Sussana sambil kedua tangannya menahan dada Akbar."Menurut kamu?""Jangan macem-macem ya Pak, atau saya teriak, atau saya tendang Bapak," tambahnya."Kamu teriak, orangtua kamu enggak bakalan datang menolong.""Kenapa begitu? Ya pasti datang lah, orang anaknya minta tolong.""Karena teriak kamu disebabkan menunaikan kewajiban sebagai seorang istri.""Hahhhh, enggak ada ya Pak, waktu itu dua hari ini ku sakit dan perih." Sussana menunjukbagian intinya.Akbar tertawa, "Karena waktu itu baru pertama kali, kali ini dijamin bukan sakit tapi kamu malah keenakan."Akbar semakin mendekatkan wajahnya pada Sussana, bahkan hembusan
“Pak, eh... Auw....” jerit Sussana saat Akbar mengangkat tubuh Sussana. Kini posisi mereka bertukar dengan Akbar berada di bawah. Sussana hendak turun dari tubuh Akbar namun cengkraman di pinggangnya menyulitkan hal itu. “Diam,” titah Akbar lalu sedikit mengangkat tubuh Sussana dan mengarahkan miliknya yang sudah kembali tegak pada tubuh Sussana dan, “ughhhh.”Mereka mengerang dan mendesah berbarengan karena tubuhnya telah menyatu kembali. “Bergerak sayang,” pinta Akbar. Perlahan Sussana bergerak sesuai arahan Akbar untuk memompa turun dan naik, tanpa sadar ia menengadahkan kepalanya menahan kenikmatan tiada tara. Akbar beringsut duduk dan memeluk tubuh Sussana yang bergoyang lalu mulutnya memainkan salah satu puting milik Sussana dan menghisapnya.“Ah, Pak... “ Sussana bergerak lebih cepat cukup lama sampai mengantarkannya kembali pada pelepasan kenikmatan. Akbar tersenyum menyaksikan wajah sendu Sussana lalu