Share

Kesempatan Kedua

“Mas, maaf soal yang kemarin,” kata Arunika sambil membetulkan kerudung instannya yang sedikit tertiup angin.

Mereka sedang duduk di kafe sebelah rumah sakit di jam makan siang. Kalandra menatap Arunika sebentar, lalu kembali mengaduk kopinya yang mulai dingin.

Kalandra mengangguk. Ucapan Arunika beberapa hari lalu benar-benar melukainya. Arunika seperti tak menghargai dirinya selama ini.

“Devina akan baik-baik saja. Kamu tak perlu mengkhawatirkan tentang kondisinya.”

“Aku hanya kasihan.”

“Aku tahu. Tapi kamu juga perlu memikirkan ku yang selama ini menunggumu.”

“Maaf,” sesal Arunika. Hatinya benar-benar kacau saat melihat kondisi Devina yang menyedihkan. Apalagi saat tahu kejadian ini bukan kali pertama Devina melukai dirinya sendiri.

“Sebenarnya aku sedikit kecewa,” ujar Kalandra.

“Mas,” desah Arunika.

“Kamu terlalu memikirkan perasaan orang lain, tapi sama sekali tak memikirkan perasaanku. Aku seperti dipermainkan.”

“Bukan seperti itu, Mas.”

“Lalu?” Kalandra menaikkan sebelah ali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status