Arya baru saja tiba dari masjid untuk.mendirikan sholat dzuhur berjamaah bersama warga sekitarnya. Wajah sang CEO sontak merah padam. Ponsel dalam genggamannya ia lemparkan begitu saja ke sofa sesaat sebelum ia turut menghempaskan tubuhnya di tempat yang sama."Ada apa, Mas? Kamu marah? Sama siapa?" Delima tergopoh mendatangi suaminya. Wanita yang sedari tadi sibuk menyiapkan makan siang itu duduk di samping sang suami dan meraih lembut jemari yang kerap memanjakan dirinya. "Aku ambilin minum sebentar ya, Yang." Delima bergegas akan berdiri namun Elang justru menarik sang istri masuk ke atas pangkuannya, wanita itu pun serta merta tenggelam di dalam pelukannya. "Just stay! Dont go anywhere." Arya memohon."Ada apa sih, Mas? Kamu kenapa seperti orang linglung begitu?" Delima akhirnya kembali masuk dalam rengkuhan kedua belah tangan suaminya."Barusan Anye menelpon sambil menangis, dia melaporkan Anjas yang telah mengirimkan surat pengunduran dirinya.Anye menduga itu karenanya. Kar
65. Kabur apa Libur? "Pi, Plisss ... minta Mas Anjas kembali ke Bagaskara Group! Anye rela out dari BG atau dilempar ke kantor cabang di Kalimantan atau Papua sekalipun, yang penting Mas Anjas kembali menjabat di Bagaskara Group. Plisss Papi, Anye mohoon." Anye merengek sambil beruraian air mata dalam panggilan video pada sang ayah yang sedang bersiap-siap akan kembali dari liburan dua pekannya bersama sang istri tercinta. "Iya, Nye ... kamunya juga tenang dulu. Nanti Papi akan panggil Anjas, lalu bicara empat mata dengannya. Papi akan tanya akar permasalahannya. Kamu jangan insecure dulu, seolah dia memutuskan untuk resign karena kamu. Tidak ada yang menyalahkan kamu, Nye. Toh tidak ada kesalahan fatal yang kamu lakukan selama ini, kamu bahkan menunjukkan beberapa kemajuan bahkan keahlian yang membuat Papi bangga. So, Please Baby... dont you ever blame your self. Kendalikan diri kamu. Papi akan berkendara dalam waktu empat jam, jadi kalau tidak dalam situasi darur
Lukman yang mengetahui kalau cucu-cucunya minggat lantas segera menghubungi Bram, asisten sekaligus pengawal pribadi yang paling bisa ia andalkan untuk segala sesuatu yang berurusan dengan penyelidikan."Temukan di mana posisi cucu-cucuku berada! Prioritaskan menemukan Anyelir terlebih dahulu karena dia perempuan dan pergi dalam keadaan emosional. Aku khawatir dia gegabah mengambil keputusan!" titah Lukman yang tidak habis pikir dengan ulah cucu-cucunya.Arya yang mendapat informasi dari grup w keluarga hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sembari melanjutkan menyetir kembali pulang ke mansion Bagaskara. Anye yang menyadari keluarganya panik mencari keberadaan dirinya memilih untuk leave grup meski tidak memblokir nomor siapapun. Dia sejatinya hanya ingin memancing Anjas kembali ke kantor dan menenangkan diri sesaat.Anye memilih naik kereta api menuju kota kecil tempat tingg al ibu kandungnya yang memilih menikahi mantan pacar SMAnya daripada bertahan dengan sang papi yang ga
Revan akhirnya memutuskan untuk segera berpamitan, sementara Kamelia memilih mengamankan diri di kamarnya sebelum kakaknya kembali memarahinya.Senja menghampiri, rumah mewah itu menjadi berkali lipat sepi. Anye melangkahkan kaki menuju kamar yang memang disiapkan Marisa sejak dulu untuk putri sulungnya itu.Gadis itu menghempaskan tubuhnya di ranjang. Ia lelah.Ponsel yang sejak meninggalkan mansion ia setting mode terbang kini dipulihkan kembali ke settingan normal. Suara notifikasi bertubitubi menghentam rungunya. Anye memilih abai dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ia ingin bersiap menjelang maghrib. Ia ingin mengadu pada Sang Khalik.Anye kembali menyetting ponselnya pada mode terbang, ia belum siap untuk menjawab chat-chat yang masuk.Sempat ia melihat ada beberapa nama yang tak asing mengirimkan pesan kepadanya sejak siang tadi. Anye memilih untuk fokus beribadah. Tepat pukul delapan malam sang mama tiba di rumah dan terkejut ketika salah seorang maid mengata
Denis kesal mendapati kekasihnya menghilang di pesta ulang tahunnya sendiri di kantin kantor.Dia bisa menebak apa yang menjadi penyebab Anyelir melarikan diri dan nampak uring-uringan. Semua bermula sejak gadis itu mengetahui kalau sang kakak sepupu mengajukan surat pengunduran diri dan merumahkan dirinya sendiri pasca pengajuan surat tersebut. Parahnya tak ada yang mengetahui keberadaan Anjas pasca pengajuan surat resign itu, Anyelir jadi berasumsi kakak sepupunya itu sengaja pergi menjauh dan menghindar darinya dikarenakan gadis itu memang kerap berulah dan membuat sang kakak pusing kepala. Saat ini justru Anyelir pula yang membuat kehebohan dengan kabur dari masion. Gadis itu mengancam tidak akan kembali jika sang kakak tidak mau kembali menjabat di posisi sebelum ia resign dari Bagaskara Group. Denis benar-benar merasa tak berarti apa-apa di mata Anyelir. Bagaimana bisa gadis itu pergi begitu saja meninggalkannya di tengah pesta dan kebingungan dengan pertanyaan orang seant
"Aku sudah mengira, dia pasti kabur ke rumah maminya. Anjas mengirimiku koordinat posisi Anye, anak muda itu meletakkan pelacak di gelang yang ia hadiahkan untuk adiknya itu.Bukan untuk yang pertama kalinya Anye kabur ke rumah maminya, makanya aku gak begitu panik. Hanya saja yang membuatku tidak habis pikir adalah keputusan Anjas mengajukan surat pengunduran dirinya dari Bagaskara Group. Apa Papa ada clue kenapa dia lakukan itu? Kenapa pula Anye merasa kepergian pemuda itu dikarenakan dirinya? Ini sebenarnya drama percintaan atau apa?" Arya tampak sangat gusar, ia terpaksa memangkas momen kebersamaan dengan sang istri yang sangat ia rindukan hanya dikarenakan drama sekian babak antara putrinya dan sang keponakan yang juga anak angkat istrinya. "Sudahlah, yang penting semua baik-baik saja. Berikan waktu untuk masing-masing menenangkan diri, Anjas kan memang belum pernah mengambil cuti, anggap saja mereka memang butuh liburan, " ujar Rosana yang tampak lega dengan apa yang ia de
Niat awal Anye mengunjungi Marisa sebetulnya untuk curhat dan berkeluh kesah, tapi yang ada malah Marisa sibuk sendiri dengan persiapan fashion shownya.Anye jadi iseng berjalan-jalan ke taman komplek, karena kalau hanya berdiam diri di rumah tentunya akan sangat membosankan. Kamelia telah berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Ada sopir yang mengantarkannya, sementara Om Henry masih sibuk dengan business tripnya yang baru bulan depan dijadwalkan selesai untuk semester ini.Anye langsung jatuh cinta dengan taman di perumahan mamanya ini, tempatnya memang sangat nyaman dan membuat betah siapapun yang bertandang ke sana.Anye melihat ke sepasang wanita dan pria yang sepertinya sedang menikmati masa tuanya bersama. Usia mereka mungkin kurang lebih opa dan omanya di mansion yang ia tinggalkan. Keduanya tampak ramah bahkan berinisiatif menyapa Anye terlebih dahulu."Oh, jadi ini Nak Anye-- putrinya Bu Marisa dari suami pertamanya ya, kemaren Revan ada cerita kalo putri sulungnya Bu M
"Di depan mataku kusaksikan Adinagara tidak bahagia, Erika juga tersiksa. Ntah kenapa mereka tidak mau berdamai dengan keadaan, kalau aku jadi Erika mungkin aku sudah minta diceraikan saja karena Adinagara tak kunjung membuka hatinya pada keponakanku," keluh Amira.Herman merangkul istrinya, menepuk lembut bahu wanita yang sangat ia cintai itu."Sudahlah, kita doakan saja keadaan akan menjadi lebih baik setelahnya nanti. Perihal hati memang tak bisa dipaksakan, hanya Tuhan saja yang bisa membolakbalikkannya. Seperti hati kita yang dulu juga pernah diawali tanpa rasa.Bersabarlah," bujuk Herman pada Amira.Anye tercenung, bagaimana kalau benar Anjas adalah putra Adinagara yang tidak diketahui nasibnya sejak dua puluh lima tahun lalu?Hati kecil Anye berharap Anjas lah cucu yang Herman dan Amira rindukan selama ini.***Di lain tempat Anjas tengah bersiap menuju mansion Bagaskara. Dia tidak bisa mengelak, setiap tindakan memang harus dapat dipertanggungjawabkan. Lukman Bagaskara mena