"Biar mamah yang bukain, Pah," Mama Keyla segera beranjak dari tempat duduknya.
"Key, kamu dari mana saja?"
Terdengar suara keras dari mulut mama Keyla. Papa jadi ikut menghampiri. Tapi anak perempuannya itu cuma diam tak menjawab.
"Key, kamu?" Papa menatapnya.
"Maaf, Mam, Pah, Key capek dan Key perlu istirahat," Dia baru menjawab dengan suara datar.
"Key, jawab dulu pertanyaan Mama kamu darimana?"
"Mam, Key, capek jadi tolong jangan bertanya apa-apa dulu sama Key," Keyla melangkah meninggalkan kedua orangtuanya.
Mama cuma bisa menggelengkan kepalanya dengan kesal.
"Pah, mama udah capek ngadepin Key yang selalu aja gitu," Desahnya pelan.
"Sabar yaa, Mah, Papah yakin suatu hari nanti Key pasti berubah, kita doain aja, Mah," Papa berusaha menenangkan isteri tercintanya sambil mengelus lembut rambutnya.
Hari itu berlalu dengan perasaan mereka masing-masing, Keyla menatap dirinya sendiri di depan cermin. Memandangi setiap tetes air mata yang mengalir di garis pipi empuknya.
"Key, apa yang sedang kamu lakukan? Kita bisa terlambat ke KUA." Tiba-tiba mama datang mengejutkannya.
"Key, apakah kamu baik-baik saja?" Mama memperhatikannya.
Key tak menjawab. "Key mama tau kamu pasti sangat sedih dengan pernikahan yang sama sekali gak kamu inginkan tapi mama pengen kamu bisa berubah dan bahagia bersama pria pilihan papa dan mama."
Mama merasa iba dan mengelus rambut panjang key dengan elusan penuh kasih sayang pada puteri semata wayangnya itu.
"Mama yakin Andriek gak akan kecewain kamu." Key masih terdiam sambil mengusap air matanya. Key Segera beranjak dari duduknya, serta berjalan keluar mama membuntutinya dari belakang. Papa sudah menunggu di ruang tengah.
"Ayo kita berangkat," ajak papanya kemudian.
Sesampainya di KUA Mereka turun, ini adalah hari pernikahan keyla dan Andriek. Mereka mengadakan sebuah akad nikah yang sederhana karena itu adalah keinginan Keyla.
Cukup kedua keluarga dan beberapa tetangga saja yang tahu. Dan tentu saja kedua orangtuanya setuju, yang terpenting Keyla mau menikah dengan Andriek.
Pak penghulung: "Saudara Andriek Fairus bin Rino Fairus saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Keyla Anatasya binti Rama Anugerah dengan maskawinnya berupa sebentuk cincin mas dan seperangkat alat sholat, tunai?!
Andriek Fairus: "Saya terima dan kawinnya Keyla Anatasya binti Rama Anugerah dengan maskawinnya berupa sebentuk cincin mas dan seperangkat alat sholat tunai. Andriek sangat lancar mengucapkan ijab kabulnya dan kemudian memasangkan cincin emas di jari manis milik Keyla. Setelah itu para tamu undangan mengatakan bahwa pernikahan mereka sah. Pak penghulu berdoa untuk mereka."
Dua jam kemudian
"Sayang, mama udah beliin apartemen untuk kalian," Mama memberikan kunci padanya.
"Maksud mama, apa?"
"Biar kalian lebih mandiri!"
Keyla langsung tersenyum kesal.
"Mama bermaksud biarin keyla menderita gitu? Iya?" Keyla menatap mamanya tak mengerti.
"Key Mama gak bermaksud begitu," Mama balas menatapnya. "Kamukan sudah menikah,jadi mama gak punya hak lagi atas kamu? Dan tentunya Andrieklah yang akan bertanggung jawab karena,sekarang dialah suami kamu."
Keyla tak menjawab.dengan jantung yang bernafas lebih cepat keyla mengambil kunci itu dan segera pergi dari hadapan mamanya.
"Key berhenti.. dengerin mama dulu? mungkin itu terlalu sulit untuk kamu bisa menerima kenyataan ini, tapi...?"
"Mam, sampai kapanpun Key gak akan bisa terima ini!" jawabnya dari kejauhan.
Mama terdiam sambil menghela nafas pendek. Entah apalagi yang harus dia lakukan, agar Keyla mengerti.
Keyla membuka pintu kamarnya,kemudian membanting dengan keras dan itu sangat mengejutkan Andriek yang sedang duduk di tepi ranjang.
Keyla membuka pintu kamarnya, kemudian membanting dengan keras dan itu sangat mengejutkan Andriek yang sedang duduk di tepi ranjang. "Ke..key..." Andriek berkata sangat gugup. "Ini semua gara-gara elo ndriek!! Kalau saja mama sama papa gue gak kenal papa loe gak mungkin gue nikah sama loe!" Hardiknya kemudian. "Maafin aku Key? Tapi..." "Tapi apa? Hah .... sueee gue nyesel harus ngeliat loe!" Geramnya. Keyla hanya bisa mengepal tangannya penuh keegoisan. "Maafin aku, Key tapi jodoh itu dari Tuhan, Tuhanlah yang berhak mengaturnya, dan kamulah tulang rusukku itu." "Apa loe bilang tulang rusuk? Hari gini masih aja sok romantis. Loe tu harusnya ngaca udahlah buta gak tau diri lagi!" Keyla tersenyum sinis."Sok..sok an!" Sambungnya lagi. Mendengar hal itu Andriek hanya bisa terdiam dan bersabar karena dia sudah paham kalau Keyla itu sungguh kasar. Keyla mendekat... "Minggir!" Hardiknya kasar. "Eh, inge
Cinta itu suatu keinginan Keinginan memiliki Keinginan untuk hidup bersama Dalam satu arah dan tujuan Ketika kaki kiri telah lelah melangkah Setidaknya masih ada kaki kanan untuk berjalan Terkadang hidup itu seperti menggenggam embun yang basahnya terasa namun bentuknya tak terwujud. "Andriek kamu gak perlu bantuin, cukup papah aja." Mama Nia berkata, ketika di lihatnya Andriek membawa sebuah kotak besar. Dia terlihat sangat mengkhawatir kan menantu nya, karena dia pikir, bahwa mata Andriek buta. "Gak apa-apa kok mah." "Kamu yakin?" Andriek hanya mengangguk dan tersenyum. "Sok!" Keyla langsung nyeletuk. "Key." Mama pun memperhatikannya. "Sopan banget kamu nyambung kayak gitu!" "Kenapa sih mamah selalu aja ngebelain dia, dia itu cuma menantu mam." "Terus..
Di Kamar Apartemen "Andrieeek yang sok-sok an baik, Pliss yaa..jangan tinggal sekamar dengan gue tuh barang-barang loe!" Keyla melempar barang-barangnya.Andriek cuma menghela nafas kecil.Dan kemudian meraba-raba setiap barangnya, keyla cuma menertawainya. "Kasian banget sial ya nikah sama gue." Gerutunya. "Makasih udah perlakuin aku kayak gini." "What, elo bermaksud ngancem gue? Nyadar diri dong loe tu siapa? Artis terkenal? Atau direktur? Dia tersenyum."lucu ! Lanjutnya lagi. "Gak juga tapi roda itu selalu berputar, gak mungkin ban itu, jalannya datar-datar aja. Mungkin hari ini kamu bisa merendahkan orang lain tapi besok, kamu gak akan tau nasib orang itu." "Elo ngecoba nasehatin gue?" "Gak juga tapi bersikaplah sopan!" "Udah udah, ah mual gue ngedengernya. Cepetan beresin semua barang lo!" Andriek tak lagi menjawab, dia langsung merapikan barangnya dan berjalan turun. "Hati-hati
Dirumah kediaman kedua orangtua Keyla. Mama berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sesekali menggerakan tangannya gelisah. "Mah ada apa?" Papa menatapnya dengan raut yang penuh tanda tanya. "Gak ada apa-apa, Pah.""Selagi kejujuran itu baik kenapa harus berbohong?" Mama langsung terpaku dan ikut menatap kearah pria berumur 30 tahunan itu. "Pah, mamah masih mikirin mereka berdua.""Mereka udah sama-sama berumur 20 tahun dan setidaknya mereka bisa bertindak lebih dewasakan." "Tapii, Pah, Mamah masih gak percaya sama keyla dan itu pastinya sangat berat buat Andriek. Keyla itu benar-benar gak perduli sama dia." Suara mama agak meninggi. "Papah, yakin sama Andriek!" "Iya, cuma.""Apa?" "Gak apa-apa, Pah ini hanya kekhawatiran sedikit." "Apakah mamah akan mengunjungi mereka lagi?""Gak, Pah." "Ya udah kalau gitu gak usah terlalu di pikirin." Mama
Tiba-tiba lelaki itu menghantamkan tinjuan ke wajah Andriek, sehingga membuat Andriek jatuh tersungkur.Hidung mancungnya mengeluarkan darah, Andriek mengaduh kesakitan.Mereka tak perduli semakin brutal.Kali ini memaksa serta membentak. "Man duit lo! Cepet dih lama banget sih." Andriek tampak gemetaran dan segera merogoh kantong celananya.Dia bermaksud memberikan semua uangnya.Lelaki yang berpenampilan preman itu tertawa. "Bagus." Sambil mengelus rambut Andriek. "Ini."Andriek memberikan beberapa lembar uang kepadanya.Lelaki itu menerimanya, akan tetapi itu belum cukup membuatnya senang.Lelaki itu menendangnya hingga Andriek terkulai lemah tak berdaya. Matanya berkunang-kunang. Dia teringat. Sayang kamu kenapa? Kamu terluka ayoo kemari ibu akan mengobatimu. Tapi.... Kata-kata itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Ketika ibunya masih hidup. Dunia seakan membuatnya terus menderita, semangat juangnya pun hampir
"Jelas itu cowok buta dan ternyata si cewek kayaknya tulus aja deh nerima apa adanya, yakan?" "Iyaa tuh... keliatan mesra lagi." Ratna terkikik di buatnya. "Iih.... Kalian bertiga ngomongin apa sih? Lagian... Ogah gue emang yang lebih sempurna gak ada apa! Gak level, jijik!" Keyla baru menjawab, ketiga sobatnya hanya tertawa mereka udah tau banget Keyla itu cewek seperti apa. Keyla melanjutkan langkahnya, ekspresi wajahnya sedikit kesal. Keyla menatap dengan sinis ketika langkahnya hampir dekat dengan Andriek, Keyla pura-pura tak mengenalnya. Tentu saja, hal itu akan sangat merendahkan pamornya sebagai Keyla cewek primadona di kelasnya. Tak mungkin Keyla mengakui Andriek sebagai suaminya. Seorang pria buta yang telah menikahinya beberapa hari yang lalu. Keyla mempercepat langkahnya tak sampai 10 menit Keyla dan sobatnya sudah sampai di cafee victoria, milik Riyan. Karena ternyata kampus Keyla tak begitu jauh dari posisi cafee itu berada. Seperti biasa
Gadis imut ini bernama Riana Fairuz. Lampu belajar berdiri sangat antusias menemani gadis berpipi merah, dia adalah Riana Adik tersayang Andriek...Sudah hampir 1 jam, dia duduk di bangku sambil mencatat buku hariannya. Matanya terlihat sembab. Dia sedang menangis waktu itu, Dia telah kehilangan ibu dan kini kakaknya pergi karena pernikahannya dengan keyla si cewek sombong. "Riana." Panggil Ayahnya tiba-tiba, dia segera menyeka air matanya. "Apakah kamu sudah tidur? Ayah buka ya pintunya?" Susah payah dia menyahut. "I... iiya Yah buka aja, Riana belum tidur kok." Jawabnya parau. Tak lama kemudian Ayahnya masuk, dia pandangi puteri semata wayangnya. "Riana, Kamu kenapa?" Tanyanya pelan. "Kamu kok nangis." Lelaki tegap dengan wajah tirus terus menatapnya. Riana tersenyum kecil, menyembunyikan kesedihan yang sangat ia rasakan. "Ayah... Riana baik-baik aja kok, siapa bilang Riana nangis tuh kan Riana senyum." Dia terus mencoba tersenyum.
"Ndriek. Lo." Ujarnya khawatir karena melihat wajah pucat Andriek yang sama sekali tak bergerak. Dia sentuh kening dan leher Andriek panas mungkin bisa di bilang panas itu mencapai 40°C jika di ukur dengan Termometer. "Ndriek... lo bisa denger guekan?" Dia menggoyang-goyangkan tubuh Andriek. Entah mengapa tiba-tiba perasaan khawatir itu semakin lama semakin besar. Dia sangat takut dan bingung apa yang harus dia lakukan, dia gugup. Di pandanginya lagi wajah tampan Andriek wajah itu pucat, bibir yang sebelumnya merah juga pucat. Sepertinya Andriek merasakan sakit yang begitu sakit. Ada sesal di hati Keyla, kenapa waktu itu dia sangat tak perduli spontan Keyla langsung mendekati tubuh Andriek yang terbaring kaku dan mendekapnya. Dekapan itu terasa menghangatkan tubuh Andriek yang dingin akibat dari suhu badannya yang terlalu panas tinggi. Tiba-tiba lelaki di sampingnya itu bergerak, tanpa Keyla sadari tangan Andriek balas mendekapnya. Mendekap dengan erat tentu saja itu