Share

41. Hot Choco

Kursi rotan bergoyang tenang di depan hangatnya bara api. Menopang Eldric yang sedang rileks membaca buku. Musik klasik Una Voce Poco Fa lumayan meredam gemuruh petir di luar sana. Akhirnya semua barang telah dibenahi. Kini, dia dan istrinya tinggal menikmati hari pertama setelah perjalanan panjang yang melelahkan.

Menantikan malam yang akan sangat memabukkan.

Di atas karpet berbulu putih yang halus, Merin menekuk lutut sementara cahaya layar laptop memantul ke wajahnya. Kadang dia mengigiti buku-buku ibu jari, lalu mengotak-atik kibord lagi.

Eldric mengintip di balik lembaran-lembaran buku.

“Bukankah pekerjaanmu sudah diselesaikan sebelum berangkat?”

“Heem, masih ada yang harus kurevisi sedikit,” kata Merin membuat perumpaan sekecil jarak ibu jari dan telunjuk.

“Jangan sampai terlalu larut. Kamu akan menyisakan tenaga untukku, kan?” rengek Eldric manja sambil memeluk buku.

“Apa sih ....”

Semburat kemerahan muncul di kedua bilah pipi Merin. Gadis itu membenamkan dahi di atas kibord, t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status