Share

Bab 25 - Terungkap.

Aku hanya bisa menghela nafas, menatap nanar daun pintu yang tertutup dengan bantingan kencang.

"Dikasih tau yang bener malah marah," desisku sebal.

Aku mengangkat bahu, meraih keranjang cucian bersih lalu melipatnya satu demi satu.

"Mau kemana?" tanyaku saat melihat Mas Andri mengambil jaket kulit yang tersangkut dibelakang pintu.

"Mau kerumah Ibu, Ibu ga nafsu makan. Minta dibeliin nasi padang," jawabnya tanpa melirik kearahku.

"Oh iya, Mas. Soal tadi ..."

"Nur, udah deh. Aku capek. Kamu jangan menambah beban fikiran. Pusing!" dengkus Mas Andri.

Mas Andri kembali menyebutku dengan panggilan, Nur. Tanpa embel-embel Adek. Itu tandanya dia sedang marah padaku.

Sudah kepalang tanggung, aku harus menyelesaikan perkara ini. Terserah dia mau percaya atau tidak. Yang penting aku sudah bicara yang sebenarnya.

"Ya, aku tahu. Aku engga mau kamu mikir macem-macem sama aku. Maka dari itu, aku minta pas kamu pulang kerumah, kamu cek hape Mila." aku menatap tajam.

"Buat apa?" Mas Andri mengangkat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status