Share

BAB 67. Sugar Baby.

Ruang keluarga sepi bak kuburan. Di ruang tengah bukan tidak ada orang, ada keluarga besar oma, tapi mereka tidak ada yang bersuara. Mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Dari kamar tamu terdengar repetan Oma terus menerus. Apa Oma tidak capek? Merepet dan juga mengumpat tidak akan mengembalikan ayah.

Ting!

Pesan masuk dari Lusi.

[Sepupumu baik-baik saja, Al. Tadi dia telepon kamu bermaksud mengucapkannya bela sungkawa. Tadi kami sampai sini sudah ada gengnya dan seorang om-om. Beneran deh, Al. Mereka ini kayaknya sugar baby.] Kubaca ulang pesan yang lumayan panjang dari Lusi.

Sugar baby, tapi diari itu? Ah, aku akan bertanya langsung pada Nindi. Sekarang bukan waktu yang tepat.

[Lus, yang benar deh! Mungkin itu saudaranya Putri? Jangan asal tuduh takutnya mereka tersinggung. Nanti kamu dalam bahaya.]

[Beneran Al, kalau itu saudaranya enggak mungkin juga selengket itu. Mana ada sama suadara ngelendot-ngelendot manja.]

[Memang mereka enggak malu sama teman-teman yang lai
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status