Sean meletakkan botol minumnya dengan sembarangan dan dia menyeret Zacky ke tempat yang jauh dari kerumunan.“Ada apa dengan Luna?”Tanyanya dengan suara yang sangat pelan namun sarat kekhawatiran, tentu saja karena dia tidak ingin semua orang tahu kalau dia masih memiliki hubungan dengan Luna.Wajah Zacky sangat muram saat menyerahkan ponselnya pada Sean,Sean menerima ponsel itu dan matanya langsung melirik dengan cepat ke layar ponsel, dia membelalak tak percaya begitu mendapati artikel dengan headline yang begitu memprovokasi.DULU PERNAH MERAYU TUNANGAN SHERA, KAKAK AURA HINGGA MEMILIKI ANAK, KINI LUNA MENJADI PELAKOR HUBUNGAN SEAN DAN AURA.Sean sangat marah saat membaca berita itu dan dia hampir membanting ponsel Zacky, dia kemudian mencari Aura dengan langkah yang tergesa-gesa.Begitu menemukan Aura sedang bercanda ria dengan teman-teman artis lainnya, Sean menarik nafasnya untuk mengatur emosinya dan dia berpura-pura menyapanya dengan lembut.“Aura, bisa kita bicara sebentar?
Jadi dia menggunakan aktingnya seolah dia bukan dalang dari semua itu.“Aku benar-benar tidak tahu Sean, aku bahkan baru tahu sekarang.”“Oh ya?”Sean menyeringai tak percaya dan dia menatap Aura dengan tatapan mencemooh.Aura mengangguk dengan serius.“Aku bersumpah aku tidak tahu apapun, lagipula apa alasanku untuk memprovokasi Luna? Dia bukan siapa-siapa kamu sekarang dan juga kita akan bertunangan sebentar lagi.”Sean mengatupkan bibirnya dan terdiam, nyala api di matanya bercampur dengan sedikit keraguan, dia ingin mempercayai Aura, tapi hati kecilnya masih mengatakan bahwa Aura adalah dalangnya.“Lalu kalau bukan kamu siapa lagi?”Sean bertanya dengan suara yang lebih melunak dibanding tadi.“Siapa saja bisa melakukannya Sean, kamu tahu bahkan fansmu saja tidak menyukai Luna, atau... bisa saja Claire, lawan mainmu di film sebelumnya, bukankah dia salah satu perempuan yang paling patah hati saat tahu Luna menjadi asistenmu dan wartawan selalu membuat berita bahwa dia adalah kekas
Dia terpaku di tempatnya dalam waktu yang lama dan dia tidak tahu harus berbuat apa. Bersamaan itu, suara-suara negatif terus bergantian masuk ke telinganya dan tentu saja mencelanya dengan begitu kejam.“Padahal dia sangat cantik, tapi kenapa hobi merusak hubungan orang lain?”“Iya, wajahnya bahkan terlihat sempurna. Aku rasa dia tidak akan kesulitan jika mencari pasangan, tapi... hahaha.”“Dasar pelakor.”Mendengar suara orang-orang mencibirnya dengan tanpa perasaan, Luna berderai air mata di tempatnya, hingga Vania menyeretnya masuk ke dalam.Dia terisak dalam pelukan Vania begitu lama.“Luna, sudahlah! Mereka tidak tahu apapun tentangmu.”Vania benar, mereka tidak tahu apapun tentangnya, tapi mereka berani berkomentar dengan begitu kejam karena persepsi mereka sendiri yang tidak sepenuhnya benar, lalu kenapa dia harus menangis seperti sekarang hanya karena omongan mereka?Luna melepaskan pelukannya dan dia menyeka air matanya untuk menyudahi tangisannya.Dia mengatur nafasnya bebe
“Luna!” Menyadari Luna telah berani mematikan sambungan teleponnya, Jeremy menggertakkan giginya dan berteriak marah, teriakan amarahnya bahkan seperti nada dari sebuah celo yang terdengar jelas, menembus udara dan menggemparkan seluruh bangunan. Bagaimana tidak, dia telah mencari kontak Luna selama beberapa bulan terakhir dengan susah payah saat dia masih berada di luar negeri, niat awalnya dia ingin menghubungi Luna dan ingin memperbaiki hubungannya. Meski dia sendiri tidak yakin bahwa itu akan berhasil, tapi apa salahnya mencoba? Ya, Jeremy berubah karena dia tidak sengaja melihat Luna di instastory milik Sean. Dia terkesima dengan penampilan Luna yang begitu cantik, sexy dan fashionable, jadi dia ingin memiliki hubungan lagi dengan perempuan berusia 25 tahun itu. Tapi hari ini, saat dia kembali ke Indonesia, Jeremy justru disambut oleh berita heboh tentang Luna dan Sean yang membuatnya sangat marah. Dia tidak menyangka Luna akan menargetkan Sean sebagai penggantinya. Jeremy
Mata aura berbinar saat Sean bertanya seperti itu padanya, dia merasa seolah mendapat piala kemenangan dengan begitu cepat, jadi dia diam-diam tersenyum senang dan buru-buru menyembunyikan perasaan itu.“Permintaan apa?”Aura bertanya seolah dia tidak menangkap maksud Sean, padahal dia jelas tahu pasti Sean ingin memohon padanya untuk mengatasi berita tentang Luna, dan imbalannya Sean pasti akan mengabulkan apapun yang dia inginkan.Dalam pemikiran itu, seluruh sel di tubuh Aura bergetar karena kegembiraan.“Aku butuh bantuan kamu Aura, aku...”Belum selesai Sean menyempurnakan kalimatnya, salah seorang kru menyela untuk memanggil mereka berdua.“Sean, Aura, kalian harus take ulang sekarang, sutradara sudah menunggu dari tadi, ayo!”Baik Sean atau Aura mereka berdua mendengus kesal sebelum berjalan ke arah kru itu untuk memenuhi panggilan sutradara.***Tiga jam berlalu dan Luna masih pada posisi duduk di lantai sambil menunduk frustasi dengan sepasang mata bengkak sebesar bola kasti.
Di ujung telepon lain, Jeremy tidak percaya Vania akan mengatakan itu padanya, dia sangat marah hingga giginya gemeretak dan urat nadinya menyembul jelas di antara rahangnya.“Shut up Vania!”Jeremy berteriak marah hingga Vania menjauhkan ponselnya dari telinganya.“Apa? kenyataannya kamu memang sangat pengecut Jer. Kamu yang mendorong Luna pada permasalahan yang rumit dan kamu sendiri yang meninggalkannya, kamu benar-benar meninggalkannya dan bahkan kamu tidak pernah ingin tahu kehidupannya setelah itu. Kamu manusia atau iblis?”Vania sangat marah hingga bronkus di paru-parunya seakan ingin meledak.“Cukup! Cukup Vania!” jeremy berteriak kalap di seberang sana.“Aku tidak akan berhenti Jer, aku merasa kamu sudah sangat keterlaluan kali ini! jadi jangan salahkan aku kalau aku akan menggunakan lawyer untuk menuntutmu, aku tidak tahan melihat Luna menderita dan terus dipojokkan oleh semua orang.”“Aku tidak takut pada ancamanmu Vania! Lagipula berita kali ini lebih menyudutkan Luna pada
“Mbak Vania tadi meminta pengawal untuk mendobrak pintu Luna dan mereka menemukan Luna tergeletak pingsan dengan pisau di tangannya.” Ponsel Vania langsung jatuh dari tangannya. Di tempat yang berbeda, Sean yang masih mendengar semua percakapan itu langsung merasa dunianya berhenti sejenak. Dia limbung dalam waktu yang lama sebelum dia berlari ke arah sutradara dan memohon padanya. “Om Niko, aku mohon ijinkan aku pulang ke Jakarta sekarang.” “Ada apa Sean? kamu terlihat panik sekali.” “Temanku kritis, aku mohon.” “Tapi...” “Om Niko, please! Berapapun dendanya, aku siap membayarnya.” Niko menatap wajah Sean yang memohon dengan sungguh-sungguh untuk pertama kalinya dan dia justru merasa curiga. “Apa temanmu itu bernama Luna?” Sean dengan tegas menolak, “Bukan, temanku yang lain.” Sutradara Niko menyipitkan matanya dan dia merasa kasihan pada Sean, dia sudah bersikap sangat profesional dan bekerja keras untuk film-filmnya selama ini, jadi dia merasa iba dan mengijinkannya. “O
“Kamu dan Luna, pacaran?”Vania justru merasa pusing dengan kenyataan itu.“Iya.”“Sejak kapan?”“Sebelum Luna pulang ke Jakarta.”Vania mendesah tanpa daya.“Kenapa harus pacaran Sean? kamu tahu konsekuensi apa yang akan kalian hadapi nanti?”Sean mengangguk dengan serius dan dia dengan tegas berkata, “Aku tahu Van dan aku akan melindunginya.”“Aku percaya padamu, tapi...”“Percayalah! Aku tidak akan membuat dia seperti ketika bersama Jeremy.”Vania menghela nafas berat dan dia berbalik untuk menatap Sean,“Bukan itu maksudku. Fans kamu, mereka tidak ada yang menyukai Luna, bahkan saat Luna menjadi asistenmu saja, mereka benar-benar menentangmu kan? Bahkan Daren bilang kamu hampir kehilangan 2 juta followersmu.”“Aku dan Luna sepakat untuk backstreet dan hanya kamu yang tahu, bahkan Daren tidak tahu.”“Oke, tapi jika suatu saat mereka tahu, apa yang akan kamu lakukan? Sorry, aku hanya terlalu khawatir dengan Luna, Sean. Aku tahu betapa sulitnya hidup Luna sejak dia dihamili Jeremy, d