Share

15. Nomer baru Rani

[Halo! Assalamualaikum. Mas, ini aku istrimu.]

Pagi ini sengaja aku menghubungi nomer suamiku. Aku pasti saat ini dia sedang menikmati harinya bersama istri yang baru dia nikahi walaupun sudah lama mereka menjalin hubungan terlarang di belakangku.

[Ri--rina. Tumben kamu pagi-pagi gini telpon aku. Ada perlu apa]

Benar saja. Dia pasti merasa kaget akan panggilan telepon dariku itu.

[Kok kamu sepertinya tidak suka ya, Mas, aku hubungi. Ini kan hari Minggu. Aku baru bisa telepon kamu kalo hari Minggu saja.]

Aku pura-pura merajuk. Merasa dia tidak senang mendapati telepon dari istrinya ini. Yang memang aku tahu dia memang tidak suka dan pasti merasa bahwa aku telah menganggu waktunya.

[Eh, enggak kok. Justru aku senang sekali kamu telepon. Aku juga sudah kangen sekali sama kamu, pastinya Zaki, putra kita yang merindukan ibunya.]

Ternyata dia, suamiku masih mempunyai rasa takut dan khawatir akan diri ini yang merajuk padanya. Tentu saja bukan aku yang ia takuti. Melainkan karena takut bila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status