Share

SAYA MENGINAP DI SINI

“Saya nggak sengaja ketemu Kak Davin, Mas.”

“Hmm.”

“Saya dipaksa masuk ke rumah makan padang.”

“Ya.”

“Mas marah?”

“Tidak.”

“Kok jawabnya singkat-singkat gitu?”

“Saya biasa saja.”

“Nggak. Saya ngerasa kalau Mas Dirga marah sama saya. Saya nggak ngasih nomor ponsel ke Kak Davin, Mas.”

Samudra terlihat kurang ramah saat itu. Ia datang keesokan hari, muncul di indekos yang baru Nami sewa. Nami sungguh mengabari Samudra akan kepindahannya. Samudra hanya membaca deretan pesannya. Tidak ada balasan semalaman dan pagi-pagi sekali, Samudra datang membawakan sarapan.

Nami yang masih ketiduran, tentu kaget dengan suara ketukan di pintu. Ia pikir yang mengetuk adalah bapak pemilik kos, si Pak Sarkojin. Rupanya yang datang adalah Samudra dengan masker yang melekat di wajahnya.

Nami yang tidak mengenakan riasan, rambut berantakan, belum sikat gigi, dan belum mandi pun, sontak menutup pintu lagi. Namun setelah pertimbangan singkat, ia biarkan Samudra masuk dan meminta lelaki itu untuk tidak menutu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status