Share

Bab 54. Pupus Harapan

Aku coba tenang supaya Pak Juna pun ikut tenang. Kalau aku panik, tentu ia pun akan panik.

"Mbak Bunga tadi dipukul tengkuknya, Bu. Sekarang masuk rumah sakit, handphone raib digondol maling," ungkap Pak Juna membuatku lemas seketika.

"Astaga, bagaimana ini bisa terjadi?" tanyaku penasaran. Saking paniknya aku berdiri sambil mondar-mandir di hadapan Hesti.

"Tadi ia hendak pulang, Bu. Tiba-tiba ada yang tanya alamat, saat kakak saya menjelaskan ada yang pukul dari belakang, dua orang kabur membawa ponsel kakak saya dua-duanya termasuk rekaman yang ia pegang," timpal Pak Juna.

"Tapi kan Mbak Bunga sudah kirim rekaman itu, Pak," sahutku menenangkan.

"Iya, Bu, tapi Mbak Bunga sampai saat ini belum sadarkan diri untuk menjadi saksi nanti, saya juga tahu cerita jelasnya dari orang yang mengantarkan ke rumah sakit," terang Pak Juna.

Benar juga dengan ucapannya. Kalau bukan Mbak Bunga, siapa lagi yang jadi saksi? Tentu dalam persidangan nanti saksi harus datang, terlebih hanya ia yang j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
sangat penasaran...lanjutt thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status